Jumat, 26 April 2024

Pengamat Sesalkan Kesepakatan Penting yang Luput dari Sarasehan Sepak Bola Indonesia

Laporan oleh Ika Suryani Syarief
Bagikan
Pemain Persebaya saat melakoni pertandingan melawan Borneo FC dalam laga lanjutan Liga 1 putaran kedua musim 2022/2023. Foto: Persebaya

Akmal Maharli, Koordinator Save Our Soccer minta Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) mengutamakan dan menyederhanakan hal-hal yang fundamental dalam pengaturan sepak bola Indonesia seperti jadwal, perizinan, peningkatan sponsorship, dan koordinasi club dengan timnas agar tidak ada tarik ulur pemain.

Pernyataan Akmal tersebut disampaikan dalam program Wawasan di Radio Suara Surabaya pada Selasa (7/3/2023) sebagai respon dari hasil sarasehan sepak bola nasional di Kota Surabaya.

“Sepak bola butuh sesuatu yang terukur. Seharusnya membahas kepastian jadwal sepak bola, kemudian bagaimana ke depan perizinan kepolisian jadi lebih mudah. Kemarin apa ada pihak kepolisian yang menjamin dengan MoU perizinan kompetisi dilakukan secara terpusat, tidak perlu mengurus izin ke tiap daerah,” ujarnya.

Akmal mencontohkan dua Big Match antara Persija Jakarta versus Persib Bandung dan Persebaya Surabaya versus Arema FC harus mengalami penundaan dan tidak bisa digelar pada akhir pekan ini. Alasan keduanya sama yakni tidak mendapatkan izin dari kepolisian untuk menggelar pertandingan.

Ketiga, paling penting naiknya nilai subsidi untuk setiap klub Liga 1, misalnya tahun ini Rp5 miliar per musim, ke depan harusnya ada progres Rp7 miliar sehingga keuangan klub lebih sehat.

Terkait kompetisi, Akmal mempertanyakan mengapa ada super series untuk yang jadi juara. “Kita mau kompetisi atau turnamen. Kalau turnamen, bikin saja Piala Indonesia,” kata dia.

Kemudian untuk klub Liga 2 dan Liga 3, Akmal berharap agar kompetisinya berjalan dan keuangannya lebih sehat.

“Liga jangan jadikan alat pencitraan saja. Butuh pendulum yang sangat kuat untuk mengejar ketertinggalan di Asia Tenggara,” tuturnya.

Hal lain yang juga perlu dibahas oleh PSSI adalah soal suporter dan asuransi untuk tiket pertandingan. “Sayang sekali momentum sarahsehan tidak dimanfaatkan untuk menurunkan ketegangan rivalitas antar klub dan suporter,” ujarnya.

Akmal juga menyebutkan hasil sarasehan yang kurang bermanfaat adalah jambore dan penggantian nama liga. “Di sepak bola kita, kumpul-kumpul itu seremoni karena semua sudah dikondisikan. Problemnya nanti kalau ada masalah di tengah-tengah baru berteriak. Kemarin seperti sosialisasi saja karena tidak dibuka dialog yang lebih panjang,” kata dia menyesalkan.

Perlu diketahui, ada sepuluh poin yang dihasilkan Sarasehan Sepak Bola Nasional:

1. Klub Liga 2 sepakat tidak melanjutkan kompetisi musim ini dan bersiap untuk musim 2023/2024 yang rencananya dimulai November 2023.

2. Liga 1 dan Liga 2 akan berubahan nama jadi Liga Indonesia dan Liga Nusantara.

3. Perubahan format Liga 1 dengan sistem full kompetisi dan diakhiri playoff empat tim teratas untuk menentukan juara.

4. Aturan pemain asing Liga 1 musim depan, lima bebas dari negara mana saja dan satu wajib dari Asia. Liga 2 satu pemain dari Asia, satu non-Asia serta batasan satu pemain naturalisasi.

5. Operator kompetisi Liga 1 dan Liga 2 akan dipisah, yang sebelumnya di bawah satu komando PT Liga Indonesia Baru.

6. Izin pertandingan sudah diinstruksikan Joko Widodo Presiden agar dipermudah. PSSI juga bakal menggelar jambore suporter sebagai bagian dari itu.

7. Jambore suporter digelar secara terpisah untuk Liga 1 dan Liga 2, rencananya sesudah Piala Dunia U-20 2023.

8. PSSI memastikan bahwa pertandingan sepak bola akan berakhir tidak lebih sampai di atas pukul 22.00 atau 23.00 demi keamanan suporter.

9. PSSI dan FIFA akan mengadakan pelatihan dan pendidikan tentang sistem peraturan pengaturan skor pada pertengahan Juni 2023.

10. PSSI akan kembali menggelar sarasehan sepak bola nasional khusus untuk Liga 3 bersama Asosiasi Provinsi (Asprov), tapi belum dipastikan jadwalnya.

Hal lain yang menjadi perdebatan di publik, di antaranya kompetisi Liga 2 yang dihentikan musim ini. Beberapa klub diantaranya Gresik United menilai penghentian kompetisi merugikan klub-klub Liga 2 yang sudah menghabiskan biaya untuk tampil mengikuti kompetisi musim ini.

Kemudian, pembatasan pemain naturalisasi. Kalau aturan disepakati mulai musim depan, klub Liga 1 tidak bisa mendaftarkan pemain naturalisasi seleluasa dulu lagi. Maksimal hanya bisa mendaftarkan dua pemain naturalisasi per musimnya.(iss/rst)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Motor Tabrak Pikap di Jalur Mobil Suramadu

Mobil Tertimpa Pohon di Darmo Harapan

Pagi-Pagi Terjebak Macet di Simpang PBI

Surabaya
Jumat, 26 April 2024
30o
Kurs