Jumat, 29 Maret 2024

Pemimpin Jangan Demonstrasikan Kebijakan yang Bertentangan di Depan Publik

Laporan oleh Denza Perdana
Bagikan
Prof. Dr. Mustain Mashud Guru Besar Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Airlangga dalam seminar daring, Senin (6/7/2020). Foto: Denza

Prof. Dr. Mustain Mashud Guru Besar Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Airlangga menyarankan, pemimpin daerah tidak mendemonstrasikan kebijakan yang bertentangan di depan publik.

Dalam konteks penanganan Covid-19, hal ini akan akan membuat pemahaman masyarakat mengenai penanganan Covid-19 bermasalah dan justru menyulitkan pemerintah.

“Mohon maaf, pejabat kita itu secara terang-terangan secara demonstratif menyampaikan kebijakan yang bertentangan, sehingga semua orang apalagi masyarakat tahu,” ujarnya dalam seminar daring, Senin (6/7/2020).

Demonstrasi pertentangan kebijakan seperti itu, menurutnya, bertentangan dengan identitas masyarakat Indonesia yang komunal, identik dengan kebersamaan, dan gotong royong.

Dengan karakter seperti itu, kata dia, masyarakat Indonesia lebih mengutamakan “kami” atau “kita”, bukan “dia” atau “saya”. Sementara dengan adanya korona, komunalitas seperti itu dirombak total.

“Orang tahunya, kebaikan itu harus bertatap muka. Tahu-tahu itu harus diubah. Apa artinya ini? Virus korona ini menyadarkan, seharusnya tidak ada sekat daerah, tidak ada lagi ini Surabaya, Sidoarjo, atau Indonesia,” ujarnya.

Covid-19 yang menjadi masalah bersama bahkan tidak hanya daerah-daerah di Indonesia, tetapi juga di China, Amerika, dan hampir seluruh dunia, memerlukan suatu sikap yang sama baik pemerintah maupun masyarakat.

“Negara harus hadir membuat regulasi. Dari atas turun ke bawah, yang dapat dipahami masyarakat dengan sosialisasi. Masalahnya, meskipun sudah paham, masyarakat tidak segera menaati aturan,” katanya.

Dalam seminar daring bertajuk Dinamika Kebijakan dalam Penanganan Covid-19 itu, Prof Mustain menekankan, perlunya pendekatan komprehensif kepada masyarakat.

Misalnya melalui hal-hal yang berkaitan dengan agama. Karena Covid-19 juga menyentuh aspek agama. Misalnya salat, yang tadinya harus rapat sekarang harus berjarak minimal satu meter.

“Jadi, perlu ada penyamaan persepsi pejabat kita. Memang tidak cukup adanya pemahaman masyarakat, perlu ada kontrol dari aparat pemerintah dengan pendekatan-pendekatan yang sesuai karakter masyarakat,” ujarnya.

Untuk membangun persepsi yang sama di masyarakat itulah, juga untuk menanamkan pemahaman yang sama pada masyarakat, para pemimpin harus satu suara.

“Saya mohon dengan hormat, para pemimpin kita harus bermain dramaturgi di depan publik. Jangan menunjukkan perbedaan pendapat di depan publik. Ini justru membuat pemahaman masyarakat bermasalah,” katanya.

Di dalam seminar yang digelar oleh Pengurus Pusat Ikatan Alumni Universitas Airlangga (IKA UA), selain dr Achmad Yurianto Jubir Pemerintah, seharusnya turut menjadi narasumber Khofifah Gubernur Jatim dan Risma Wali Kota Surabaya.

Sayangnya kedua pemimpin daerah itu berhalangan turut serta. Khofifah diwakili oleh dr Joni Wahyuhadi Ketua Rumpun Kuratif Gugus Tugas Covid-19 Jatim, sedangkan Risma tidak mengutus perwakilan.

Profesor Mustain mengajak pemerintah mengambil pelajaran dari dua sampai tiga bulan penanganan Covid-19. Dia optimistis, ke depan, makin jelas apa yang perlu dilakukan bersama.

Menurutnya, kalau memang PSBB selama ini belum efektif tidak ada salahnya PSBB diterapkan lagi secara konsisten dengan pemahaman yang lebih baik, dan secara lebih terbuka.

Dalam hal sosialisasi, penyampaian di media berbasis teknologi menurutnya tidak cukup. Perlu ada pelibatan tokoh masyarakat, tokoh lokal yang bisa menjadi wakil pemerintah ke masyarakat.

Dengan pelibatan tokoh masyarakat, dalam tahap sosialisasi penerapan protokol kesehatan di kemudian hari bupati, wali kota, atau gubernur tidak perlu sampai turun ke masyarakat.

“Saya kira apa yang perlu kita lakukan sudah sangat jelas. Selain struktur sosiologi masyarakat, kita juga perlu memikirkan tipologi masyarakat dalam penanganan Covid-19 ini,” ujarnya.(den/iss)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Kecelakaan Mobil Porsche Seruduk Livina di Tol Porong

Mobil Tertimpa Pohon di Darmo Harapan

Pagi-Pagi Terjebak Macet di Simpang PBI

Surabaya
Jumat, 29 Maret 2024
26o
Kurs