Jumat, 29 Maret 2024

AHY : KLB Sumut Abal-abal, Moeldoko Prajurit Yang Tidak Ksatria

Laporan oleh Muchlis Fadjarudin
Bagikan
Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) Ketua Umum Partai Demokrat. Foto: Dok./ Faiz suarasurabaya.net

Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) Ketua Umum Partai Demokrat mengatakan, keterlibatan Moeldoko Kepala Staf Presiden (KSP) yang selama ini selalu mengelak ketika dikaitkan dengan isu kudeta Partai Demokrat, kini sudah terang benderang. Terbukti ketika diminta oleh para pelaku Gerakan Pengambilalihan Kepemimpinan Partai Demokrat (GPKPD) untuk menjadi Ketua Umum Partai Demokrat versi Kongres Luar Biasa (KLB) Sumut, Moeldoko menerima.

“Tentu apa yang disampaikan oleh Moeldoko tadi meruntuhkan seluruh pernyataan yang telah diucapkan sebelumnya yang katanya ia tidak tahu menahu, tidak ikut-ikutan, tidak terlibat, bahkan mengatakan semua ini adalah permasalahan internal Demokrat,” ujar AHY dalam konferensi pers di kantor DPP Partai Demokrat, Jalan Proklamasi, Jakarta Pusat, Jumat (5/3/2021).

Faktanya, kata AHY, Moeldoko bukan kader Demokrat. Sehingga jelas bukan hanya permasalahan internal Demokrat.

“Segelintir mantan kader yang tadi semangat sekali melakukan KLB di Sumut. Tidak mungkin punya semangat dan kemudian keyakinan kalau tidak mendapatkan dukungan dari Moeldoko,” jelasnya.

“Jadi sekali lagi saya mengatakan bahwa apa yang ia sampaikan selama ini, ia pungkiri sendiri melalui kesediaannya menjadi Ketua Umum Partai Demokrat abal-abal versi KLB ilegal,” imbuhnya.

AHY mengaku bisa menyampaikan ini karena mempunyai banyak bukti. Puncaknya hari ini yaitu KLB ilegal. Artinya, memang sejak awal motif dari keterlibatan Moeldoko memang tidak berubah yaitu ingin mengambil alih kepemimpinan Partai Demokrat yang sah menggunakan cara-cara inkonstitusional serta jauh dari moral dan etika politik.

“Kini saya mempersilakan kepada seluruh masyarakat Indonesia yang saya sangat cintai untuk menilai sendiri sikap-sikap dan perilaku tersebut,” ujar dia.

Bagi AHY, sikap dan perilaku tersebut bukanlah sikap dan perilaku ksatria dan bukan juga sikap serta perilaku yang bisa dijadikan contoh yang baik bagi seluruh masyarakat Indonesia, juga bagi generasi muda Indonesia.

“Saya menghormati senior-senior dan para pendahulu. Saya dulu adalah prajurit, beliau juga prajurit. Dalam dunia keprajuritan menghormati senior adalah sesuatu yang wajib kita lakukan. Tetapi dari para senior pula saya mendapatkan pelajaran bahwa tidak semuanya bisa dijadikan contoh yang baik. Kami berharap sebenarnya terus mendapatkan keteladanan dan contoh-contoh yang baik untuk menjadi referensi dan juga bisa memotivasi generasi muda Indonesia untuk bisa tumbuh berkembang dan lebih maju lagi,” kata dia.(faz/ras)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Kecelakaan Mobil Porsche Seruduk Livina di Tol Porong

Mobil Tertimpa Pohon di Darmo Harapan

Pagi-Pagi Terjebak Macet di Simpang PBI

Surabaya
Jumat, 29 Maret 2024
32o
Kurs