Jumat, 29 Maret 2024

PBB Desak Taliban Tahan Diri, Pastikan Perempuan dan Anak di Afganistan Terlindungi

Laporan oleh Agustina Suminar
Bagikan
Seorang pejuang Taliban berdiri di kota Ghazni, Afghanistan 14 Agustus 2021. Foto: Reuters/Stringer

Antonio Guterres Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mendesak Taliban untuk menahan diri sepenuhnya dan menyatakan keprihatinan khusus tentang masa depan perempuan dan anak perempuan di Afghanistan.

Pemberontak Taliban memasuki Kabul dan Ashraf Ghani Presiden meninggalkan Afghanistan pada Minggu (15/8/2021). Kelompok gerilyawan itu hampir mengambil alih Afghanistan dua dekade setelah mereka digulingkan oleh invasi asing pimpinan Amerika Serikat.

“Masih ada laporan pelanggaran hak asasi manusia yang serius dan pelanggaran di masyarakat yang paling terkena dampak pertempuran,” kata Stephane Dujarric juru bicara PBB dalam sebuah pernyataan, Minggu (15/8/2021).

Ia mengatakan bahwa Guterres sangat prihatin dengan masa depan perempuan dan anak perempuan, yang hak-haknya sulit dipenuhi dan harus dilindungi.

“Semua pelanggaran harus dihentikan. Dia menyerukan kepada Taliban dan semua pihak lain untuk memastikan … hak dan kebebasan semua orang dihormati dan dilindungi,” kata Dujarric, merujuk pada Guterres.

Sebelumnya, Guterres memperingatkan bahwa Afghanistan “menjadi tak terkendali” dan meminta Taliban untuk menghentikan serangan mereka.

PBB memiliki sekitar 3.000 staf lokal dan sekitar 300 staf internasional di Afghanistan. Pada Jumat (13/8/2021), Dujarric mengatakan beberapa staf telah dipindahkan ke Kabul tetapi tidak ada yang dievakuasi dari negara itu.

“PBB tetap bertekad untuk berkontribusi pada penyelesaian damai, mempromosikan hak asasi manusia semua warga Afghanistan, terutama perempuan dan anak perempuan, dan memberikan bantuan kemanusiaan yang menyelamatkan jiwa dan dukungan penting kepada warga sipil yang membutuhkan,” kata Dujarric.

Dia mengatakan kebutuhan terhadap bantuan meningkat. Guterres meminta semua pihak untuk memastikan akses bantuan kemanusiaan tanpa hambatan.

Di bawah pemerintahan Taliban antara tahun 1996 dan 2001, perempuan tidak bisa bekerja, anak perempuan tidak diizinkan bersekolah, dan perempuan harus menutupi wajah mereka dan ditemani oleh kerabat laki-laki jika mereka ingin keluar rumah.

Guterres akan memberi pengarahan kepada Dewan Keamanan PBB pada Senin (16/8/2021) tentang Afghanistan. Dalam pernyataan 3 Agustus, yang disetujui secara konsensus, 15 anggota dewan menyatakan bahwa mereka tidak mendukung pemulihan Imarah Islam (hukum Taliban).

“Pesan yang saya kirim ke dewan hari ini adalah melakukan segalanya untuk mencegah kekerasan lebih lanjut dan memastikan transisi yang teratur ke pemerintahan transisi,” kata Ghulam Isaczai Duta Besar Afghanistan untuk PBB, yang ditunjuk bulan lalu, kepada Reuters yang dilansir Antara.

Pada April, Taliban meningkatkan serangan untuk mengalahkan pemerintah yang didukung AS ketika pasukan asing mundur setelah 20 tahun perang.

Pasukan Afghanistan yang didukung AS menggulingkan Taliban dari kekuasaan pada akhir 2001 karena menolak menyerahkan pemimpin Al Qaida Osama bin Laden setelah serangan 11 September 2001 di AS.(ant/tin/ipg)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Kecelakaan Mobil Porsche Seruduk Livina di Tol Porong

Mobil Tertimpa Pohon di Darmo Harapan

Pagi-Pagi Terjebak Macet di Simpang PBI

Surabaya
Jumat, 29 Maret 2024
29o
Kurs