Kamis, 23 Mei 2024

Pegiat Pemilu: Penggemar K-pop Perlu Diberdayakan untuk Sosialisasi Pemilu 2024

Laporan oleh Billy Patoppoi
Bagikan
Wahidah Suaib Pegiat Pemilu dalam Media Gathering Bawaslu Tahun 2023 di Caldera Adventure Rafting and Resort Sukabumi, Jawa Barat, Jumat (4/8/2023). Foto: Antara

Wahidah Suaib Pegiat Pemilu menyatakan keinginannya merangkul para K-popers atau penggemar Korean Pop dalam menyosialisasikan Pemilu 2024.

Menurut dia, kekuatan K-popers terletak di tagar media sosial serta mampu membuat tren, terutama mengenai artisnya.

“Kekuatan the power of hastag itu perlu dilihat oleh Bawaslu RI sebagai sebuah peluang begitu,” kata Ida, sapaan akrabnya, dalam Media Gathering Bawaslu Tahun 2023 dilansir Antara, Jumat (5/8/2023).

Oleh karena itu, mantan anggota Bawaslu tersebut melihat potensi yang dimiliki K-popers dalam menyosialisasikan pemilu.

Berdasarkan laporan Twitter pada 2022, Indonesia menduduki urutan teratas untuk jumlah cuitan K-pop terbanyak selama dua tahun berturut-turut.

Total ada sebanyak 7,8 miliar cuitan global yang menggunakan tagar #KpopTwitter. Angka itu terbilang tinggi dibandingkan dengan tahun sebelumnya, yakni 6,7 miliar cuitan.

Melihat angka tersebut, Ida menjadi semakin yakin untuk memberdayakan K-popers.

“Sebenarnya kalau mampu merangkul koordinasi fandom dan betul-betul bermitra dalam mendorong partisipasi masyarakat, mendorong pencegahan pelanggaran antipolitik uang. Saya rasa itu sesuatu yang baik untuk negara kita, saya rasa mereka tidak akan keberatan,” sambungnya.

Selain massa yang banyak jumlahnya, dia melihat solidaritas serta fanatisme para K-popers terhadap fandomnya selama ini memiliki dampak positif.

“Jadi, mereka bisa untuk aktivitas sosial, aktivitas politik begitu,” imbuhnya.

Menyinggung soal K-popers yang tidak ingin dipolitisasi, Ida menjelaskan tujuannya mengajak K-popers bukan untuk mendukung satu pihak tertentu, melainkan menyosialisasikan Pemilu 2024.

Ida kembali menegaskan para K-popers tidak perlu memantau berjalannya pemilu, akan tetapi cukup menjadi teman kolaborasi Bawaslu dalam menyosialisasikan pesan pemilu.

“Pesan antipolitik uang, pesan untuk pemilih cerdas memilih dan melihat calonnya. Itu kan tidak ada masalah karena tidak ada politisasi yang merujuk pada kelompok kepentingan tertentu atau kekuatan tertentu,” pungkas dia.(ant/bnt/rid)

Berita Terkait

Kapan Mulai Kampanye Pemilu 2024?

Daftar Partai Peserta Pemilu 2024


..
Potret NetterSelengkapnya

Evakuasi Kecelakaan Bus di Trowulan Mojokerto

Motor Tabrak Pikap di Jalur Mobil Suramadu

Surabaya
Kamis, 23 Mei 2024
30o
Kurs