Senin, 29 April 2024

GMNI Ingatkan Hasto Tak Berpolemik Soal Alutsista

Laporan oleh Billy Patoppoi
Bagikan
Pameran alutsista di Koarmada II setelah upacara HUT TNI ke 78, Kamis (5/10/2023). Foto: Dok/ Wildan suarasurabaya.net

Imanuel Cahyadi Ketua Umum DPP Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) mengingatkan Hasto Kristiyanto Sekjen PDI Perjuangan untuk tidak berpolemik soal alat utama sistem senjata (alutsista).

“Sayang sekali Mas Hasto sebagai doktor lulusan Universitas Pertahanan (Unhan) menarik persoalan alutsista ini ke hal-hal yang tidak esensial, bekas atau baru salah satunya,” katanya dalam keterangan tertulis di Jakarta, Minggu (14/1/2024) yang dikutip Antara.

Imanuel mengungkapkan hal itu ketika menanggapi pernyataan Hasto yang meminta Prabowo Subianto Calon Presiden RI untuk mengoreksi pernyataan soal alutsista pada masa pemerintahan Soekarno, dalam pembebasan Irian Barat.

Menurut Imanuel, topik tentang alutsista adalah tentang kegunaan. Sementara berbicara tentang alutsista, adalah soal deterrence (pencegahan). Baru atau bekas, selama memiliki efek deterrent, menurutnya tentu sah-sah saja digunakan.

Apalagi, kata dia, Prabowo sebagai Menteri Pertahanan tentu sangat paham mengenai usia pakai alutsista yang digunakan oleh pasukannya.

“Saya menyayangkan komentar Mas Hasto yang justru mengurangi esensi deterrent dari alutsista Indonesia yang dibangun hingga saat ini,” ujarnya.

Menurutnya pada zaman Bung Karno, tidak pernah ada debat alutsista bekas atau baru. Ini karena Bung Karno paham bangsa Indonesia juga butuh deterrence sebagai strategi militer dalam mempertahankan Irian Barat pada saat itu.

“Maka, yang ditonjolkan adalah kuantitas dan kualitasnya. Pada tahun 1960-an, sudah memiliki puluhan Mig-17 (bekas), Mig-19, Mig-21, Tu-16 made in Soviet. Belum termasuk yang diterima angkatan laut dan darat,” katanya.

“Selain itu, narasi tentang alutsista Indonesia harusnya berbicara tentang substansi pertahanan dan deterrence-nya. Bung Karno saat mempertahankan Irian Barat dengan menggunakan perpaduan alutsista baru dan bekas untuk mempertahankan kedaulatan NKRI,” imbuhnya.

Imanuel berpendapat bahwa isu terkait dengan pengadaan alutsista Indonesia harus dalam keadaan baru (bukan bekas), belum memiliki urgensi yang mendesak dalam strategi pertahanan Indonesia.

Dalam hal pertahanan negara, kata dia, untuk menjaga kedaulatan wilayah dengan lanskap kepulauan seperti Indonesia, justru membutuhkan banyak sekali alutsista, khususnya wilayah air dan udara.

“Untuk memenuhi hal tersebut, patut menjadi pertanyaan apakah dimungkinkan dengan postur anggaran saat ini? Belum lagi soal kendala teknis dan skala prioritas dalam penggunaan anggaran kita,” katanya. (ant/bil/iss)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Motor Tabrak Pikap di Jalur Mobil Suramadu

Mobil Tertimpa Pohon di Darmo Harapan

Pagi-Pagi Terjebak Macet di Simpang PBI

Surabaya
Senin, 29 April 2024
26o
Kurs