Jumat, 19 April 2024

Moderator Debat Cawapres Dinilai Blunder

Laporan oleh Restu Indah
Bagikan

Selain tampilan capres dan cawapres dalam sebuah debat untuk Pemilihan Presiden 2014, tampilan seorang moderator juga tak luput dari perhatian publik.

Sesuai informasi yang disampaikan, Komisi Pemilihan Umum (KPU) menunjuk Prof DR Dwikorita Karnawati MSc. PhD Wakil Rektor Universitas Gadjah Mada sebagai moderator dalam debat keempat kandidat yang akan diikuti calon wakil presiden, Minggu (29/6/2014).

Nama Dwikorita sebagai moderator debat juga tiba-tiba menjadi ramai diperbincangan di twitter dan facebook. Sayangnya bukan karena prestasi sebagai moderator, tapi justru publik menilai terlalu kaku dan tidak bisa membawa acara debat dengan baik.

Hendri Satrio Pengamat komunikasi politik Universitas Paramadina bahkan memberikan catatan kepada KPU agar mempersiapkan moderator yang lebih advance untuk hal teknis debat karena kerap melakukan blunder yang nyaris merugikan salah satu pasangan.

“Moderator yang kurang cakap akan merugikan salah satu pasangan calon,” kata Hendri pada Antara.

Dwikorita Karnawati memang beberapa kali melakukan kesalahan, bahkan sempat terhenti beberapa detik. Moderator juga sempat akan menutup acara dengan memberikan kesempatan kedua cawapres menyampaikan closing statement.

Ternyata setelah jeda iklan, masih ada sesi debat dengan segmen saling melempar pertanyaan antara Hatta dengan JK.

Pada saat jeda debat, moderator meminta kejelasan ke panita soal mekanisme pengajuan pertanyaaan ke panitia dan itu dilakukan saat acara sudah berlangsung.

“Pertanyaaan moderator itu berapa? Oh, jadi tidak sekaligus dibaca?,” suara Dwikorita ini, masuk ke mikrofon dengan jelas dan terdengar keluar ruangan lewat pengeras suara.

Di kalangan akademis, nama Dwikorita Karnawati sebenarnya sudah tak asing lagi. Dia meraih gelar S1 dari UGM, S2 dan S3 dari Leeds University, United of Kingdom.

Prestasi akademik Dwikorita juga diakui internasional. Sejumlah penghargaan dia peroleh, seperti The Young Academic Award dari World Bank (1997) serta Leverhulme Professorship Award, Institute for Advanced Studies, University of Bris (2002). (rst)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Motor Tabrak Pikap di Jalur Mobil Suramadu

Mobil Tertimpa Pohon di Darmo Harapan

Pagi-Pagi Terjebak Macet di Simpang PBI

Surabaya
Jumat, 19 April 2024
30o
Kurs