Jumat, 10 Mei 2024

Dradjad Yakin Surat Terbuka Goenawan Mohammad Cs Karena Tidak Suka Amien Rais Dukung Prabowo

Laporan oleh Muchlis Fadjarudin
Bagikan
Dradjad Hari Wibowo anggota Dewan Kehormatan PAN. Foto: Antara

Lima pendiri Partai Amanat Nasional (PAN) baru saja mengeluarkan surat terbuka yang intinya minta Amien Rais Ketua Dewan Kehormatan PAN mundur dari pentas politik.

Kelima pendiri PAN yang mengeluarkan surat terbuka tersebut masing-masing Goenawan Mohammad, Abdillah Toha, Albert Hasibuan, Toeti Heraty dan Zumrotin.

Kelimanya menganggap Amien Rais melakukan manuver politik atas nama pribadi maupun partai yang tidak sejalan dengan prinsip PAN. Albert menganggap Amien cenderung eksklusif, pernyataan dan sikap politiknya seringkali mengusik kerukunan bangsa.

Menanggapi surat terbuka tersebut, Dradjad Hari Wibowo anggota Dewan Kehormatan PAN sebagai junior dari kelimanya mengaku menghormati dan berterimakasih kepada pendirinya itu.

“Pertama, saya sangat menghormati dan berterima kasih kepada para pendiri, termasuk Pak Abdillah, mas GM (Goenawan Mohammad), Pak Albert, Bu Toeti, dan Mbak Zum,” ujar Dradjad dalam surat terbukanya juga kepada lima pendiri PAN itu, Rabu (26/12/2018).

Namun, sesuai prinsip-prinsip yang mereka sebutkan, sebagai yunior, Dradjad mengatakan dirinya wajib bersuara.

Dradjad menilai kelima pendiri PAN itu tidak objektif dan tidak sesuai fakta.

“Surat beliau itu tidak objektif karena tidak sesuai fakta. Contohnya, Pak Amien dituduh sering melakukan manuver politik yang tidak sejalan dengan kelima prinsip tersebut. Mari kita lihat prinsip ke 4 dan 5 tentang keterbukaan, inklusif, persamaan hak dan kewajiban warga negara,” kata Dradjad.

Dia kemudian mencontohkan soal Bara Hasibuan anak Albert Hasibuan yang sebelumnya tidak lolos menjadi anggota DPR, tetapi akhirnya bisa juga lolos ke Senayan.

“Kita lihat kasus Bara Hasibuan, putra Pak Albert Hasibuan. Dalam Pileg 2014 menurut rekap KPU Sulut jumlah suara Bara adalah 17.672 suara. Bara tidak lolos ke Senayan. Yang terpilih adalah Yasti Soepredjo Mokoagow dengan suara 112.758, yang lalu dikoreksi menjadi 103.801 suara,” jelasnya.

“Karena Yasti mundur untuk menjadi Bupati Bolmong, Bara menggantikannya sebagai anggota DPR. Yasti beragama Islam, sebagian besar pemilihnya adalah saudara kita Muslim dari Kabupaten Bolmong. Bara beragama Kristen, tapi hanya belasan ribu saudara kita Kristiani Sulut yang memilih dia,” tegasnya.

Faktanya, kata Dradjad, pergantian Yasti ke Bara mulus-mulus saja di PAN. Tidak ada isu agama apapun. Padahal, kursi Bara itu berasal dari puluhan ribu bahkan mungkin lebih 100 ribu suara Muslim.

“Pak Amien dan bang Zulkifli Hasan (Ketua Umum PAN) sangat mendukung,” kata dia.

“Jika Pak Amien dan PAN tidak inklusif, tidak terbuka, tidak menghormati persamaan hak warga negara dan hak anggota PAN, apa mungkin pergantian ini mulus? Kurang inklusif bagaimana Pak Amien dan PAN?” ujar Dradjad bertanya-tanya.

Jika melihat empat tuduhan pertama terhadap Amien Rais, maka, Dradjad meyakini kalau surat kelima pendiri PAN itu dilatarbelakangi karena Mien Rais mendukung Prabowo-Sandi dalam Pilpres 2019 nanti.

“Surat itu tidak lepas dari dukungan Pak Amien dan PAN ke mas Prabowo, bukan ke Pak Jokowi. Terus apa Pak Amien tidak boleh mendukung Prabowo? Apakah salah jika Rakernas PAN 2018 mendukung Prabowo? Bukankan itu hak warganegara yang ada di PAN? Jika ada pengaruh kuat Pak Amien dalam Rakernas, mengapa beliau berlima pengaruhnya tidak kuat juga di dalam PAN? Mengapa beliau berlima tidak menyuarakan aspirasi dalam Rakernas?” ujar Dradjad.

“Manuver Pak Amien disebut destruktif bagi PAN. Bukti empirisnya apa? Faktanya, dalam Pileg 2014 kursi dan suara PAN naik. Itu tidak lepas dari kerja bang Hatta sebagai Ketum, semua kader dan tentu manuver politik Pak Amien,” jelasnya.

Soal tuntutan mundur, menurut Dradjad, posisi dan peran Amien Rais itu selalu “jelas dan tuntas” dalam Kongres, forum tertinggi PAN.

“Apakah bapak/ibu berlima hendak mengajari juniornya untuk tidak taat kepada keputusan Kongres?” tegas Dradjad balik bertanya.

Dalam penutup surat terbukanya menjawab surat terbuka dari kelima pendiri PAN itu, Dradjad menyampaikan permohonan maaf atas kekritisannya sebagai yunior kepada seniornya.

“Sebagai penutup, mohon maaf sekali atas kekritisan saya,” pungkas Dradjad.(faz/dim/rst)

Berita Terkait

..
Potret NetterSelengkapnya

Massa Hari Buruh Berkumpul di Frontage Ahmad Yani

Motor Tabrak Pikap di Jalur Mobil Suramadu

Mobil Tertimpa Pohon di Darmo Harapan

Surabaya
Jumat, 10 Mei 2024
28o
Kurs