Minggu, 5 Mei 2024

Rendahkan Profesi, Ratusan Ojek Online Tuntut Prabowo Minta Maaf

Laporan oleh Anggi Widya Permani
Bagikan
Aksi pengemudi ojek online di Kota Surabaya di depan Gedung Negara Grahadi, Sabtu (24/11/2018). Foto: Istimewa

Ratusan pengemudi ojek online di Kota Surabaya menuntut Prabowo Subianto meminta maaf atas pernyataannya terkait banyaknya pemuda yang memilih menjadi ojek selepas SMA. Prabowo yang juga sebagai Calon Presiden (Capres) nomor urut 02 ini dinilai mengeksploitasi ojol sebagai komoditas politiknya.

Pengemudi ojek online yang beroperasi se-Surabaya tersebut menyampaikan tuntutan secara bergantian di depan Gedung Negara Grahadi, Sabtu (24/11/2018). Aksi dimulai dengan longmarch dari Kebun Binatang Surabaya (KBS) menuju kantor Grahadi secara tertib. Mereka membawa poster bertuliskan “Pak Prabowo Stop Remehkan Ojek”, “Lebih Baik Ngojek Daripada Nge-Hoax”, “Pak Prabowo Jangan Remehkan Profesi Kami”.

“Kami tunggu permintaan maaf Pak Prabowo. Kami ojek online hanya menuntut permohonan maaf. Kami bukan pembuat hoax, tapi pejuang keras sebagai anak negeri,” teriak salah satu peserta aksi, seperti dalam edaran pers.

Menurutnya, pilihan menjadi pengemudi ojek online dinilai pekerjaan yang mulia. Bukan hanya pengantar orang, makanan saja. Melainkan juga menolong orang jika terjadi kecelakaan di jalan raya.

“Kami sebagai ojek online bermacam-macam status sosial. Kami pejuang bukan penjilat. Bukan hanya mengantar pesanan, tapi sebagai penolong pertama jika terjadi kecelakaan,” ujarnya.

Sementara, Wahono Ketua Komunitas Peduli Ojek Online, menegaskan bahwa aksi ini merupakan aksi solidaritas.

“Hormati pekerjaan kami sebagai ojek online, karena pekerjaan kami halal. Arek-Arek Suroboyo menolak keras pernyataan Prabowo yang merendahkan profesi mulia kami,” tegasnya.

Komunitas Peduli Ojek online di Jawa Timur, lanjut Wahono, mendesak dan memaksa kepada Prabowo agar segera meminta maaf kepada para ojek online di Indonesia termasuk di Surabaya. Ia juga meminta kepada Prabowo jangan jadikan ojol komoditas politik.

“Berkampanyelah dengan bijak. Jangan eksploitasi kami untuk dijadikan komoditas politik. Biarpun kami ojek online, kami selalu tertib, kami jujur menghidupi keluarga kami,” kata Wahono.

Aksi ini muncul terkait ucapan Prabowo Subianto di acara Indonesia Economic Forum pada Rabu (21/11/2018) lalu di Shangri-La Hotel, Karet, Sudirman.

Prabowo Subianto dalam paparannya mengatakan, “Yang paling di sebelah kanan adalah topi SD, setelah ia lulus, ia pergi ke SMP, setelah ia lulus, ia pergi ke SMA, dan setelah lulus dari SMA, ia menjadi pengemudi ojek. Sedih, tetapi ini kenyataan.”(ang/iss/ipg)

..
Potret NetterSelengkapnya

Massa Hari Buruh Berkumpul di Frontage Ahmad Yani

Motor Tabrak Pikap di Jalur Mobil Suramadu

Mobil Tertimpa Pohon di Darmo Harapan

Surabaya
Minggu, 5 Mei 2024
32o
Kurs