Tim produksi di balik serial “The King: Eternal Monarch meminta maaf dan akan membuat perubahan pada drama tersebut menyusul kritik yang datang atas arsitektur yang menyerupai kuil Jepang dalam tayangannya.

Kontroversi ini muncul secara daring setelah episode awal memperlihatkan dunia fiksi dari kekaisaran Korea yang digambarkan pada video pembuka. Video ini menunjukkan gambar-gambar yang mirip dengan kuil-kuil Jepang salah satunya kompleks kuil Todai-ji.

Banyak yang berspekulasi jika istana kekaisaran Korea dalam drama itu dipengaruhi oleh Jepang. Bangunan lain yang diduga menginspirasi adalah kuil Jepang Kofuku-ji. Beberapa penonton juga melihat kesamaan antara Segel Kekaisaran untuk Kekaisaran Korea fiksi dan Segel Kekaisaran Jepang yang sebenarnya.

Kemiripan ini menjadi masalah besar lantaran Korea dan Jepang memiliki sejarah konflik yang panjang. Hal ini mengingatkan masyarakat Korea akan peristiwa yang terjadi setidaknya pada abad ketujuh.

Tim produksi “The King: Eternal Monarch” pun mengeluarkan pernyataan permintaan maaf atas masalah yang timbul. Berikut adalah isi pernyataannya, dikutip Soompi yang dilansir Antara, Rabu (22/4/2020).

“Kami ingin menyampaikan pernyataan dari Hwa & Dam Pictures mengenai masalah kontroversi yang terjadi saat ini.

Pertama, kita akan membahas cap atau segel kekaisaran dari Kekaisaran Korea. Untuk mewakili monarki konstitusional di mana Majelis Nasional atau Cabang Eksekutif berpusat di sekitar keluarga kekaisaran, kami menciptakan segel Kekaisaran Korea dengan desain ‘bunga plum ganda’ di mana bunga dirangkai oleh bunga lain. Ini sama sekali tidak terkait dengan Segel Kekaisaran Jepang.

Kami akan membahas produksi video judul. Pertama, dalam kasus pagoda kayu, kami menggunakan pagoda kayu lima tingkat Baekje, yang dipajang Kompleks Reproduksi Sejarah Baekje, sebagai pangkalan. Kami berharap bahwa kami tidak akan menimbulkan kesalahpahaman dengan merancang bangunan kayu fiksi dengan menciptakan kembali pagoda kayu yang terlihat dalam catatan sejarah.

Namun, dalam kasus pagoda kayu dua lantai, kami menggunakan fitur kuil Buddha Korea dan istana kerajaan Cina sebagai dasar untuk membuat pagoda kayu fiksi, dan kami telah memverifikasi bahwa beberapa fitur kuil Jepang digunakan dalam proses tersebut. Itu jelas kesalahan kami, tidak peduli alasannya, karena kami tidak memperhatikan setiap detail dalam proses mendesain dunia fiksi Kekaisaran Korea, dan kami dengan tulus meminta maaf.

Tim produksi akan segera memperbaikinya, dan kami akan memastikan bahwa Anda tidak akan merasa tidak nyaman lagi ketika menonton pertunjukan dari episode 3 dan seterusnya. Kami juga akan memperbaikinya dalam tayangan ulang dan layanan video-on-demand untuk episode yang telah ditayangkan.

Kami sekali lagi meminta maaf, dan kami akan mencoba yang terbaik untuk membuat drama berkualitas tinggi.”