Sabtu, 20 April 2024

Pakar Ingatkan Potensi Risiko Gangguan Kesehatan Saat WFH

Laporan oleh Anggi Widya Permani
Bagikan
dr Marisa SpKFR Pakar Kesehatan yang juga dokter spesialis kedokteran fisik dan rehabilitasi RS Siloam Semarang. Foto: Antara

dr Marisa SpKFR Pakar Kesehatan yang juga dokter spesialis kedokteran fisik dan rehabilitasi RS Siloam Semarang mengingatkan, semakin tingginya risiko gangguan kesehatan. Gangguan itu adalah nyeri punggung, ketika banyak melakukan kerja dari rumah (work from home atau WFH) saat pandemi Covid-19.

dr Marisa SpKFR dalam keterangannya, Minggu (31/5/2020), mengatakan risiko gangguan kesehatan berupa nyeri punggung memang cukup sulit dihindari terutama bagi kalangan pekerja yang melakukan kerja dari rumah yang dalam kurun waktu terakhir dalam upaya pencegahan penyebaran Covid-19.

“Ini karena para pekerja setidaknya akan duduk di tempat dan mungkin posisi yang sama dalam kurun waktu yang cukup lama. Hal itu memicu keram otot dan nyeri pada beberapa bagian di bagian punggung,” katanya, dilansir Antara.

dr Marisa juga mengatakan, secara umum nyeri punggung saat bekerja dari rumah disebabkan oleh mekanik atau penggunaan otot secara berlebihan atau akibat cedera yang menimbulkan ketegangan pada otot.

“Ini juga yang menjadi penyebab terbanyak atau 80-90 persen terjadinya nyeri punggung pada umumnya,” katanya.

Ia menyebutkan, aktivitas lebih banyak duduk, inaktivitas atau jadi jarang bergerak, terakhir banyak mengangkat-angkat barang merupakan faktor risiko terjadinya nyeri punggung bagian bawah.

Penelitian turut menerangkan duduk selama 4 jam per hari dengan sikap membungkuk merupakan faktor risiko terjadinya nyeri.

“Setidaknya tekanan bantalan sendi akan mengalami kenaikan sebesar 190 persen ketika duduk dengan sikap membungkuk. Oleh karena itu, selama bekerja dari rumah ada beberapa hal yang harus diperhatikan saat duduk,” katanya.

Ia menyarankan sejumlah langkah untuk mencegah nyeri tulang belakang saat bekerja di rumah meliputi duduk dengan posisi yang baik, yaitu tidak condong ke depan. Sebab, semakin condong ke depan akan menambah beban pada bantalan sendi.

Duduk yang disarankan adalah tegak dengan sudut kaki membentuk 90 derajat. Saat duduk, kursi yang digunakan harus memiliki sandaran punggung dan tangan.

“Hal itu bermanfaat untuk menyandarkan tulang punggung ke kursi sehingga mengurangi beban kepada bantalan sendi. Sebisa mungkin sandaran ditambah bantal agar punggung tersanggah atau menopang dengan baik,” katanya.

Selain itu, perhatikan pula bentuk kursi duduk dan jangan menggunakan kursi yang terlalu pendek, sementara kaki pun sebaiknya tidak dalam posisi menggantung.

dr Marisa SpKFR menyarankan agar tidak duduk lesehan saat WFH. Sebab, dengan duduk lesehan akan membuat otot “over use” atau terlalu banyak tekanan.

Pada saat duduk sebaiknya setiap 30 menit berdiri atau melakukan peregangan di mana tidak hanya duduk, dr Marisa menambahkan saat mengangkat beban di rumah juga harus memperhatikan postur tubuh.
Ia juga menyarankan sebaiknya saat mengangkat barang harus sejajar dengan tubuh atau lutut ditekuk terlebih dahulu.

“Tidak dianjurkan mengambil barang dalam posisi membungkuk. Hal ini untuk mengurangi ketidakseimbangan otot saat bekerja mengangkat beban,” katanya.

Selain itu, bagi yang kerap mengalami nyeri punggung, sebaiknya bangun tidur dengan posisi miring.

“Jika langsung bangun tentu saja akan membuat nyeri pada tulang belakang. Bangun tidur dengan posisi miring juga sangat disarankan dilakukan pada orang lanjut usia saat bangun dari tidur,” katanya. (ant/ang/iss)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Motor Tabrak Pikap di Jalur Mobil Suramadu

Mobil Tertimpa Pohon di Darmo Harapan

Pagi-Pagi Terjebak Macet di Simpang PBI

Surabaya
Sabtu, 20 April 2024
31o
Kurs