Rabu, 8 Mei 2024

Ahli Gizi: Mengonsumsi Jajanan Baik untuk Penuhi Kebutuhan Kalori Tubuh, Asalkan…

Laporan oleh Dhafintya Noorca
Bagikan
Sampel aneka jajanan diambil dari sejumlah tempat, utamanya lingkungan sekitar sekolah. Foto: Dokumen/Totok suarasurabaya.net

Dr. Andriyanto Ketua Persatuan Ahli Gizi Indonesia menjelaskan, fungsi jajanan sebenarnya adalah sebagai makanan pendamping untuk memenuhi kalori yang kurang saat mengonsumsi makanan utama. Jajanan ini bisa berupa makanan atau minuman yang siap dikonsumsi yang dapat disantap oleh siapa saja, baik anak maupun dewasa.

Dia mencontohkan, pada anak berusia 6-12 tahun kalori yang dibutuhkan adalah sebanyak 1.800 dalam sehari.

“Kalau sarapan sedikit tapi lengkap, kalorinya antara 400-450. Kemudian kan kurang 150 kalori. Dianjurkan dalam waktu antara sarapan ke makan siang harus konsumsi snack, kalau tidak dicukupi maka secara akumulasi status gizinya berkurang,” kata Dr. Andriyanto saat dihubungi Radio Suara Surabaya, Sabtu (9/4/2022).

Namun dalam memilih jajanan yang pas nilai gizinya untuk tubuh, masyarakat harus lebih selektif. Pasalnya menurut berbagai penelitian yang dilakukan terhadap jajanan di berbagai tempat, banyak ditemukan yang mengandung pengawet dan pemanis serta pewarna buatan yang berbahaya bagi tubuh.

“Dari survei yang dilakukan mahasiswa kesehatan maupun ahli gizi, banyak ditemukan pemanis buatan, pewarna buatan yang kalau masuk ke anak- anak disebut bahan karsinogenik. Bahan karsinogenik ini dapat menyebabkan kanker dan itu akan menghambat metabolisme tubuh dan tidak bisa dibuang. Sehingga di usia 40 tahun penyakit seperti ginjal dan jantung juga berpotensi lebih besar,” ujarnya.

Belum lagi kandungan lemak tak jenuh yang terkandung dalam gorengan yang minyaknya digunakan berulang kali.

“Satu gram minyak mengandung 9 kalori. Pisang goreng misalnya 1 ons kalorinya 75 jadi total 150-200 kalori. Permasalahannya, minyak yang dipakai untuk goreng pakai jelantah yang sudah digunakan berkali kali. Bahkan supaya krispi ada penjual yang plastiknya digoreng sekalian. Kalau plastik kena panas akan menghasilkan dioxin yang sangat berbahaya kalau masuk ke tubuh  anak-anak. Kalau minyaknya sendiri bagus, yang jadi persoalan bila jelantah jadi hitam bahkan dicampur plastiknya,” pungkasnya.(dfn/ipg)

Berita Terkait

..
Potret NetterSelengkapnya

Massa Hari Buruh Berkumpul di Frontage Ahmad Yani

Motor Tabrak Pikap di Jalur Mobil Suramadu

Mobil Tertimpa Pohon di Darmo Harapan

Surabaya
Rabu, 8 Mei 2024
30o
Kurs