Selasa, 16 April 2024

Sambut Hari Kemerdekaan, Mural Ketahanan Pangan Hiasi Flyover Klender Jakarta

Laporan oleh Billy Patoppoi
Bagikan
Mural provokatif ketahanan pangan Bung Karno oleh Komunitas Kolaborasi dan Jakarta Art Movement hiasi flyover Klender, Jakarta Timur, untuk sambut Hari Kemerdekaan RI ke-77. Foto: Antara

Jelang hari kemerdekaan, komunitas kolaborasi dan Jakarta Art Movement, bersama komunitas street art lainnya membuat mural unik yang mengangkat kutipan pidato revolusioner Soekarno tentang ketahanan pangan dan ingatan tentang ulama Betawi Haji Darip, di Flyover Klender, Jakarta.

“Teks yang provokatif dan revolusioner mengemukakan pidato Soekarno tentang ketahanan pangan di Bogor dan pertemuan beberapa tahun sebelumnya dengan Haji Darip serta rapat akbar di Klender membawa relevansi nyata dalam usia Republik ke-77 tahun ini,” kata Bambang Asrini, Ketua sekaligus Kurator Komunitas Jakarta Art Movement, seperti yang dikutip Antara, Kamis (11/8/2022).

Kata-kata yang menjadi inspirasi mural tersebut adalah ujaran Bung Karno pada 27 April 1952 saat peletakan batu pertama di kampus Institut Pertanian Bogor, yang mengingat kembali rapat akbar dengan ulama Betawi Haji Darip di Klender. Saat itu, ada ancaman serangan serdadu NiCA di Klender yang merupakan salah satu sumber pangan di Jakarta Timur.

Sebagai informasi, Haji Darip dikenal oleh warga Betawi sebagai tokoh ulama, memimpin barisan perjuangan daerah Jatinegara dan Klender ketika revolusi fisik pada 1945, sampai dikenal sebagai sosok yang jago silat.

Tiga bulan usai pembacaan proklamasi, Bung Karno memimpin rapat akbar pada Oktober 1945 didampingi Haji Darip dan sejumlah tokoh lainnya, Dia pertama kali meneguhkan kondisi darurat perang sedang terjadi, sehingga gudang-gudang pangan dan beras yang berpusat di sekitar Klender-Jatinegara harus dipertahankan.

Para jawara, ulama dan warga Betawi juga cikal bakal tentara nasional (Barisan Rakyat/BARA) bersatu padu menuruti pekik-imbauan Soekarno.

“Perspektif psikogeografis menjadi pemandu para seniman, membuka kembali saksi-saksi sejarah dengan mewawancarai pemukim lokal selama ratusan tahun itu; dan data-data rekaman video-video lampau serta akses data-data digital lainnya pun menguak isu lokal dan dunia soal krisis pangan,” kata Selo Riemulyadi, seniman sekaligus kurator.

Sejak 31 Juli lalu, Komunitas Kolaborasi dengan sajian tagar #Kolaborasi Jakarta, #Kolaborasi Indonesia menggelar serangkaian peristiwa kultural. Kelompok warga yang berkolaborasi dengan komunitas yang terdiri dari para aktivis, orang-orang kreatif, hingga pekerja seni yakni aktor teater, penari, penulis skenario film, musisi, dan penyanyi.

Ada pula tim Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (Paskibraka) pelajar, anggota The Jak Mania yang menamai diri mereka sebagai GoJak, elemen-elemen dari instansi Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Pemural dan seniman street art pun turut unjuk gigi.

“Komunitas Kolaborasi memiliki komitmen untuk bersama-sama memaknai Bulan Agustus ini dengan menggandeng banyak warga, profesional dan seniman serta siapapun untuk berbuat bersama dan berkarya memberi untuk Ibu Pertiwi,” kata Sonny Muhammad, Ketua Komunitas Kolaborasi. (ant/des/rst)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Motor Tabrak Pikap di Jalur Mobil Suramadu

Mobil Tertimpa Pohon di Darmo Harapan

Pagi-Pagi Terjebak Macet di Simpang PBI

Surabaya
Selasa, 16 April 2024
34o
Kurs