Selasa, 30 April 2024
OPOP Jawa Timur

Pesantren Roudlotul Musthofa Ngawi, Ingin Berkontribusi Dalam Peningkatan Ekonomi Lokal

Laporan oleh Achmad Zainal Alim
Bagikan
Keripik Tempe produksi Pesantren Roudlotul Musthofa Ngawi. Foto: Dok. Suara Surabaya Media

Siapa yang tidak akrab dengan Keripik Tempe? Terlebih di lingkungan masyarakat di Kabupaten Ngawi, Jawa Timur. Makanan tradisional yang dibuat dari bahan dasar kedelai. Sehingga memiliki cita rasa yang sangat khas.

Keripik Tempe merupakan makanan khas atau camilan yang cukup terkenal di negeri ini. Satu di antaranyanya adalah daerah Ngawi, Jawa Timur, yang menobatkan Keripik Tempe ini sebagai camilan khas di sana.

Gus Ali Mustofa Pimpinan Ponpes Roudlotul Musthofa, melihat peluang bisnis Kripik Tempe ini sangat potensial. Itu pula yang menjadi alasannya mengembangkan usaha ini di pesantrennya, yang berlokasi di Desa Banjaran, Kecamatan Padas, Kabupaten Ngawi.

“Keripik Tempe ini sebenarnya bagi masyarakat sini sudah lama dikenal. Tetapi bagi pesantren, baru ditekuni sekira 1 tahun terakhir,” ungkapnya.

Beliau melihat sepertinya tampak bagus prospeknya di masyarakat. “Seperti bila ada hajatan, suguhannya cukup Keripik Tempe. Begitu populernya, setidaknya kami juga ingin ikut andil untuk mendapat pemasukan dari Keripik Tempek,” terangnya.

Sementara ini, harus diakui memang camilan khas Ngawi itu Keripik Tempe, itu sebabnya banyak sekali produsen keripik tempe di sana. Sehingga pondok pesantren pun memproduksi keripik tempe.

Gus Ali Mustofa, Pimpinan Pondok Pesantren Roudlotul Musthofa. Foto: Dok. Suara Surabaya Media

“Alasannya juga karena pemasarannya lebih mudah, karena sudah kondang, cari Keripik Tempe yaa di Ngawi. Produsen keripik tempe di Ngawi memang banyak, tetapi kami kan punya pelanggan sendiri-sendiri. Di sini selain dikonsumsi para santri, juga dipasarkan kepada masyarakat sekitar. Juga melalui jalur pemasaran titip Wali-wali santri yang punya toko,” tuturnya.

Karena ini ciri khas dari Ngawi, maka yang berjualan Keripik Tempe juga banyak. Maka dari itu, ada strategi yang dilakukan pihak ponpes Roudlotul Musthofa.

“Tantangannya memang banyak pesaingnya. Kerjasama dengan wali murid. Kalau santri saja nanti bisa mengganggu waktu belajarnya. Biasanya datang juga pesanan Keripik Tempe ke pondok, seperti untuk acara-acara hajatan dan pengajian akbar. Jadi kalau musim hajatan itu hasilnya lumayan, tetapi di musim seperti sekarang ini hasilnya tidak tentu. Dan kami hanya produksi terbatas, tidak banyak apalagi menyiapkan stock,” urainya.

Bertransaksi di pesantren ada nilai plusnya. Menurut Gus Ali, kelebihan lain membeli Keripik Tempe di pesantren ada sisi Jariyahnya, karena juga turut membantu kelangsungan pesantren.

Pada kesempatan yang sama, Gus Ali Mustofa berharap, Keripik Tempe produk pondok Pesantren Roudlotul Musthofa, bisa juga dijual-belikan lewat online nantinya. Melalui program OPOP Jatim juga diharapkan mampu berkontribusi meningkatkan usaha di pesantren.(lim)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Motor Tabrak Pikap di Jalur Mobil Suramadu

Mobil Tertimpa Pohon di Darmo Harapan

Pagi-Pagi Terjebak Macet di Simpang PBI

Surabaya
Selasa, 30 April 2024
32o
Kurs