Selasa, 30 April 2024

RSUA Raih Predikat RS Terbaik Penanganan Covid-19 di Jawa Timur

Laporan oleh Manda Roosa
Bagikan
Khofifah Indar Parawansa Gubernur Jawa Timur. menyerahkan penghargaan kepada RS Universitas Airlangga (RSUA) sebagai Rumah Sakit Rujukan Kelas B dengan Predikat Terbaik dalam Penanganan Pandemi Covid-19 Tahun 2021 Provinsi Jawa Timur. Rabu(15/12/2021). Foto: Istimewa

Rumah Sakit Universitas Airlangga (RSUA) Surabaya dinobatkan sebagai Rumah Sakit Rujukan Kelas B dengan Predikat Terbaik dalam Penanganan Pandemi Covid-19 Tahun 2021 Provinsi Jawa Timur dan menyabet penghargaan dari Khofifah Indar Parawansa Gubernur Jawa Timur.

Prof. Dr. Nasronudin Direktur RSUA menjelaskan, sejak Covid-19 mulai mewabah pada Maret 2020 lalu, RSUA sudah bergerak cepat menjadi pionir untuk penanganan pasien. Saat itu masih diawali dengan pendirian tenda darurat dan layanan diagnostik laboratorium di samping IGD.

“RSUA sudah memulai menyiapkan segala sesuatu, sedangkan saat itu rumah sakit lain belum siap,” ujar Prof Nasron dalam keterangan rilis PIH Unair (Pusat Informasi dan Humas Universitas Airlangga), Rabu (15/12/2021).

Seiring meningkatnya kasus, pusat layanan Covid-19 harus dialihkan ke lantai 2 Gedung Rumah Sakit Penyakit Infeksi (RSPI).

“Saat itu sebetulnya Gedung RSPI belum siap. Alat-alatnya mangkrak lebih dari 10 tahun, sehingga kekurangan alat. Ditambah, status bangunan yang masih belum usai,” ungkap dokter spesialis penyakit dalam ini.

Pada Juli 2020, hibah mulai mengalir dari sejumlah mitra lokal, nasional, hingga internasional. RSUA menerima dana sumbangan hingga Rp 54 miliar dari Tanjung hingga Salim Group. RSUA juga kembali mendapatkan bantuan sebesar Rp 31 Miliar dari Pemprov Jawa Timur.

Aliran dana itu kemudian digunakan untuk melengkapi peralatan ICU, rawat inap, tempat tidur, hingga CCTV, dan alat penunjang lainnya.

RSUA juga mendapat bantuan sumber daya manusia, yakni 110 tenaga medis dari Gubernur Jawa Timur. Setelahnya Menteri Kesehatan ikut menyusul dengan menyalurkan 87 orang SDM. Dengan demikian, RSUA telah mampu memberikan layanan terbaik dalam menangani kasus Covid-19.

“Bangunan RSPI dulu pun masih bermasalah, tapi saat itu kita langsung selesaikan dengan bantuan BPK, dan jajaran Menteri terkait. Hingga akhirnya terealisasi Gedung RSPI dan seisinya dihibahkan ke Unair,” ujarnya.

Nasron menerangkan, Gedung RSPI sendiri sudah terstandar WHO. Daya tampung ICU dan rawat inap besar, IGD terpisah, serta penanganan yang profesional. Gedung juga dilengkapi full negative pressure dilengkapi hepa filter sehingga sangat ideal untuk merawat pasien infeksi menular lewat droplet.

RSUA sempat mengalami krisis saat kasus Covid-19 memuncak pada Juni hingga Juli 2021. Lonjakan jumlah pasien memaksa RSUA menyulap aula pertemuan lantai tujuh menjadi ruang perawatan. Saat itu RSUA mendapat tambahan 40 tempat tidur dari Gubernur Jawa Timur.

Sejak itu, inovasi penanganan Covid-19 mulai digenjot. Mulai dari terobosan hasil kolaborasi sejumlah universitas sampai dengan alat pemeriksaan kesehatan mandiri buatan sivitas Unair.

Hingga Selasa 14 Desember 2021 tercatat, ada lebih dari 24.500 pasien Covid-19 yang telah ditangani RSUA. Baik kasus IGD, rawat jalan, maupun rawat inap.

“Ke depan, kami berharap RSUA tetap bisa berkontribusi bagi negara dan masyarakat Indonesia. Serta menonjol di bidang pendidikan dan penelitian,” ucap Nasron. (man/ipg)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Motor Tabrak Pikap di Jalur Mobil Suramadu

Mobil Tertimpa Pohon di Darmo Harapan

Pagi-Pagi Terjebak Macet di Simpang PBI

Surabaya
Selasa, 30 April 2024
26o
Kurs