Rabu, 1 Mei 2024

Pembebasan Lahan Jadi Tantangan Reaktivasi Jalur Kereta di Madura

Laporan oleh Wildan Pratama
Bagikan
Emil Elestianto Dardak Wakil Gubernur Jatim waktu mengisi materi tentang Reaktivasi Kereta Api Madura dalam acara yang digelar Pokja Wartawan Grahadi, di Surabaya, Selasa (21/3/2023). Foto: Wildan suarasurabaya.net

Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Timur menyatakan komitmen untuk mereaktivasi jalur kereta api (KA) di Pulau Madura. Hal itu terbukti lewat surat yang dikirim Gubernur Jatim kepada Menteri Perhubungan RI pada 9 Februari 2023 lalu, perihal Percepatan Program Reaktivasi dan Peningakatan Jalur Kereta Api di Jawa Timur.

Kajian kelayakan reaktivasi jalur KA Madura tersebut bahkan sudah dibuat sejak tahun 2022 oleh Dirjen Perkeretaapian Kementerian Perhubungan (Kemenhub). Emil Elestianto Dardak Wakil Gubernur Jatim mengatakan, kalau salah satu tantangan reaktivasi ini adalah pembebasan lahan.

“Yang jadi identifikasi sebagai tantangan adalah itu (pembebasan lahan). Tapi jangan itu menjadi alasan tidak menggarap ini,” kata Emil kepada wartawan, Selasa (21/3/2023).

Program reaktivasi jalur KA Madura ini sudah tertuang dalam Peraturan Presiden (Perpres) No. 80 tahun 2019. Dalam Perpres tersebut nilai investasinya mencapai Rp3,375 triliun. Kata Emil, realisasi anggaran tersebut dilakukan secara bertahap.

Nilai investasi itu bakal menghidupkan kembali 14 stasiun lama dan 97 jembatan kereta api, dengan total lintasan mencapi 225 kilometer. Di sepanjang jalur tersebut, Pemprov Jatim harus mengganti kompensasi bangunan permanen maupun bangunan bersertifikat negara.

“Jadi kompleksitas lahan memang jadi skor pengurang terhadap kajian kelayakan ini. Tapi selebihnya masih terbilang layak,” ucap Emil.

Sementara itu dari segi ekonomi, Emil menilai reaktivasi jalur KA ini bisa menjadi pemicu munculnya angkutan barang. Sebab sektor ekonomi di Madura didominasi pertanian sebanyak 31,5 persen, lalu perdagangan 15 persen, dan pertambangan 15 persen.

“Tapi industri belum muncul, padahal itu bisa menyerap lapangan kerja. Mudah-mudahan keberadaan kereta api ini bisa menjadi angkutan barang,” katanya.

Lanjut Emil, berdasarkan survei kalau angkutan barang nilainya bisa lebih ekonomis, maka minat masyarakat untuk menggunakan angkutan barang bisa menjadi tinggi. Oleh sebab itu pihaknya pun mendorong percepatan reaktivasi jalur KA tersebut.

Untuk Jatim sendiri, terdapat 13 rel yang menjadi program sasaran melalui surat Gubernur Jatim kepada Menhub, di mana rel nomor 12 dan 13 mencakup reaktivasi jalur KA di Madura.

Reaktivasi tersebut menghubungkan Kabupaten Bangkalan, Sampang, Pamekasan, dan Sumenep. Tak hanya itu, jalur KA tersebut akan menghubungkan dua pelabuhan utama. Yaitu Pelabuhan Kamal, Bangkalan dan Pelabuhan Kalianget, Sumenep.

“Sektor pariwisata di Madura juga akan berdampak dengan adanya reaktivasi jalur KA ini,” imbuh Emil.

Namun Emil menuturkan kalau proses reaktivasi ini bakal membutuhkan waktu. Meski begitu pihaknya optimis bisa merealisasikannya, di mana prosesnya akan dimulai tahun 2024.

Sebab Mantan Bupati Trenggalek itu berharap program ini masuk ke dalan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2024-2029.

Hera Widyastuti Pakar Transportasi Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya mengatakan reaktivasi jalur KA Madura ini harus melihat domain kebutuhan masyarakat di sana.

Kata Hera, ada dua hal yang bisa diakomodasi dalam reaktivasi jalur ini. Yaitu transportasi umum untuk masyarakat dan transportasi pengangkutan barang industri.

Menurutnya tujuan pembangunan transportasi pada intinya adalah memberi kenyamanan, keamanan, kelancaran dan murah untuk dimanfaatkan masyarakat.

“Dari sektor pertanian bisa untuk mentransportasikan barang itu. Kalau barang itu tidak sampai ke konsumen akan menjadi mahal, saya berharap ini ada kombinasi baik untuk barang dan manusia, demi baiknya Madura,” ucap Hera.

Reaktivasi ini juga disambut baik oleh masyarakat Madura, salah satunya Berlian Ismail Marzuki Ketua DPP Madura Asli (Madas). Kata Berlian infrastuktur baik jalan tol atau kereta api sangat dinanti masyarakat di sana.

“Madura dikenal banyak merantau. Karena tanah kita tanah keras. Masyarakat sangat menunggu baik itu jalan tol maupun kereta api. Di sana potensi wisata sangat besar. Kalau ada kereta api tidak menutup kemungkinan pulau terluar potensi wisatanya akan terdorong,” pungkasnya.(wld/dfn/ipg)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Motor Tabrak Pikap di Jalur Mobil Suramadu

Mobil Tertimpa Pohon di Darmo Harapan

Pagi-Pagi Terjebak Macet di Simpang PBI

Surabaya
Rabu, 1 Mei 2024
28o
Kurs