
Hanif Faisol Nurofiq Menteri Lingkungan Hidup (LH) mengingatkan masih banyak gangguan yang mengancam keanekaragaman hayati Indonesia termasuk di beragam pulau kecil seperti Raja Ampat, yang memiliki nilai ekologi tinggi.
“Bagaimana kemudian biodiversity kita terus semakin menurun. Gangguan terhadap biodiversity di Raja Ampat juga tidak berkurang yang merupakan instrumen, merupakan ornamen, yang menjadi perhatian global,” kata Menteri LH ketika membuka Hari Lingkungan Hidup 2025 Expo dan Forum di Jakarta, Minggu (22/6/2025).
“Ini juga yang harus menjadi concern. Tidak berarti menutup perhatian kita kepada pulau-pulau kecil lainnya,” tambah Hanif seperti dilansir Antara.
Dia mengatakan KLH/Badan Pengendalian Lingkungan Hidup (BPLH) akan ikut bersama kementerian/lembaga lain memberikan perhatian kepada isu pulau-pulau kecil yang berada di Indonesia.
Terutama, jenis pulau kecil sangat rawan ketika menjadi lokasi dari kegiatan estraktif, seperti pertambangan bahan mineral, termasuk yang terjadi dalam kegiatan pertambangan nikel di wilayah Raja Ampat, Papua Barat Daya.
Dalam kesempatan itu ia juga mengingatkan isu yang kini dihadapi banyak wilayah perkotaan seperti Jabodetabek, yang menghadapi potensi penurunan kualitas udara karena sejumlah sektor.
“Langit biru telah berkonsekuensi cukup serius. Data dari Dinas Kesehatan Provinsi Daerah Khusus Jakarta, hampir 7,6 juta jiwa terpapar infeksi saluran pernapasan yang kemudian berkontribusi memperberat penyakit komorbid yang dimiliki oleh masyarakat di daerah Jakarta,” jelasnya.
Karena itu dia mengajak semua pihak untuk bersama-sama menanggulangi sumber pencemar udara, termasuk dari transportasi dan kawasan industri.
KLH/BPLH, menurutnya, sudah melakukan pengawasan terhadap 48 kawan industri di Jabodetabek. Selain juga melakukan uji emisi kendaraan dan mendorong pihak terkait untuk mendorong penggunaan bahan bakar setara Euro 4 untuk menekan polutan yang dihasilkan. (ant/bil/ham)