Jumat, 18 Juli 2025

Pimpinan Unicef Sebut Aksi Kemanusiaan PBB di Gaza Telah Tersisihkan

Laporan oleh Billy Patoppoi
Bagikan
Ratusan warga Palestina membawa bantuan yang diterima dari truk yang memasuki Jalur Gaza utara, di jalan utara Kota Gaza, Palestina (22/6/2025). Foro: Antara/Xinhua

Catherine Russell Direktur Eksekutif Dana Anak-Anak PBB (Unicef) menyebutkan respons kemanusiaan yang dipimpin PBB di Gaza telah tersisihkan sejak gagalnya gencatan senjata pada Maret 2025 lalu, meskipun badan dunia tersebut telah melakukan pekerjaannya dengan baik.

“Selama beberapa bulan terakhir, respons kemanusiaan yang dipimpin PBB telah tersisihkan meskipun faktanya bahwa selama gencatan senjata pada Maret, kami memberikan bantuan secara efisien dan aman,” ungkapnya dilansir Antara, Jumat (18/7/2025).

Menurut Russel, vaksin penting dan perawatan neonatal, layanan gizi yang menyelamatkan nyawa, dan akses terhadap air bersih telah terdampak. Karenanya, ia meminta para anggota Dewan Keamanan untuk memastikan bahwa Unicef dan mitra-mitra kemanusiaan diizinkan untuk melakukan pekerjaan mereka.

“Kami telah membuktikan bahwa kebutuhan pokok, seperti obat-obatan, vaksin, air, makanan, dan nutrisi untuk bayi, dapat menjangkau mereka yang membutuhkan, di mana pun mereka berada, ketika kami memiliki akses yang memadai. Kita sangat membutuhkan kembalinya fungsi jalur bantuan yang dipimpin PBB dengan akses kemanusiaan yang aman dan berkelanjutan melalui semua perlintasan (perbatasan) yang tersedia,” kata Russell.

Selain itu, Russell menegaskan kembali seruan Antonio Guterres Sekjen PBB untuk memastikan bahwa semua pengiriman bantuan didemiliterisasi, dan didasarkan pada prinsip-prinsip kemanusiaan, imparsialitas, netralitas, dan independensi.

Russell merujuk pada metode militerisasi dalam penyaluran bantuan kemanusiaan yang dilakukan oleh Yayasan Kemanusiaan Gaza (Gaza Humanitarian Foundation) yang dijalankan oleh Amerika Serikat.

Penyaluran bantuan tersebut dilakukan di empat lokasi di seluruh Gaza di zona militer Israel yang terlarang, dan di sana warga sipil yang kelaparan masuk melalui jalur berpagar di bawah pengawasan kontraktor keamanan bersenjata.

Russel juga menambahkan informasi, dari 27 Mei hingga 7 Juli 2025, kantor PBB untuk Hak Asasi Manusia melaporkan bahwa sebanyak 798 warga sipil Palestina, termasuk anak-anak, menjadi korban tewas saat mereka dengan putus asa berusaha mendapatkan makanan di atau dekat lokasi distribusi bantuan dan konvoi kemanusiaan.

Lebih dari 17.000 anak dilaporkan terbunuh dan 33.000 lainnya terluka di Gaza sejak pecahnya perang pada Oktober 2023, atau rata-rata 28 anak tewas setiap hari. “Coba bayangkan sejenak. Satu kelas penuh anak-anak tewas, setiap hari selama hampir dua tahun,” tuturnya.

Russel menambahkan, di Gaza, dampak kekerasan yang dilakukan terhadap anak-anak sungguh sangat besar. Hukum internasional jelas mengatakan semua pihak yang berkonflik harus melindungi warga sipil dan memastikan pengiriman bantuan kemanusiaan yang aman dan tanpa hambatan sembari juga menyerukan akses kemanusiaan tanpa hambatan dan gencatan senjata, serta upaya untuk mengakhiri perang. (ant/ata/bil/ipg)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Kecelakaan Mobil di Jembatan Suramadu, Kondisinya Ringsek

Kecelakaan Bus Tabrak Belakang Truk di KM 749 Tol Sidoarjo-Waru

Pajero Masuk Sungai Menur Pumpungan

Kecelakaan Truk Tabrak Gardu Tol di Gate Waru Utama

Surabaya
Jumat, 18 Juli 2025
29o
Kurs