Minggu, 27 Juli 2025

Korban Tewas Konflik Perbatasan Thailand-Kamboja Capai 32 Orang

Laporan oleh Billy Patoppoi
Bagikan
Tentara Kamboja membawa jenazah seorang korban tewas dalam serangan artileri Thailand di sebuah pagoda Buddha di provinsi perbatasan Kamboja, Oddar Meanchey, Jumat (25/7/2025). Foto: Al Jazeera

Pejabat Kamboja melaporkan 12 orang tambahan tewas akibat konflik perbatasan yang sedang berlangsung dengan Thailand. Dengan laporan ini, jumlah total korban jiwa dari kedua belah pihak kini mencapai 32 orang, di tengah kekhawatiran meningkatnya konflik berkepanjangan antara dua negara Asia Tenggara tersebut.

Maly Socheata Juru Bicara Kementerian Pertahanan Nasional (Jubir Kemhan) Kamboja, pada Sabtu (26/7/2025), mengatakan bahwa tujuh warga sipil dan lima tentara telah dikonfirmasi meninggal dunia.

Sebelumnya, satu warga sipil Kamboja juga dilaporkan tewas akibat serangan roket Thailand yang menghantam sebuah pagoda Buddha tempat ia berlindung pada, Kamis (24/7/2025).

“Sedikitnya 50 warga sipil dan lebih dari 20 tentara Kamboja juga dilaporkan terluka,” ujar jubir tersebut seperti dikutip Al Jazeera, Sabtu.

Sementara itu, Thailand melaporkan 13 warga sipil termasuk anak-anak, serta enam tentara tewas dalam dua hari terakhir bentrokan. Tambahannya, 29 tentara dan 30 warga sipil Thailand juga mengalami luka-luka akibat serangan dari pihak Kamboja.

Menurut pejabat Thailand, lebih dari 138.000 orang juga telah dievakuasi dari wilayah perbatasan Thailand, dengan sekitar 300 pusat evakuasi telah didirikan

Surat kabar The Khmer Times, mengutip pejabat di Provinsi Preah Vihear, Kamboja juga melaporkan sekitar 20.000 penduduk telah dievakuasi dari wilayah perbatasan utara Kamboja dengan Thailand.

Sebelumnya pada Jumat (25/7/225) kemarin, Thailand menyatakan darurat militer di delapan distrik perbatasan yang berbatasan langsung dengan Kamboja.

Konflik yang telah berlangsung selama beberapa dekade terkait sengketa wilayah perbatasan itu kembali meletus pada Kamis, setelah ledakan ranjau darat melukai lima tentara Thailand.

Ketegangan meningkat pada hari yang sama ketika Thailand dan Kamboja saling melakukan serangan langsung ke wilayah satu sama lain, dengan kedua pihak saling menuduh sebagai pihak yang lebih dulu melepaskan tembakan.

Pemerintah Thailand mengatakan militer Kamboja meluncurkan roket jarak jauh ke sasaran sipil di wilayah Thailand, termasuk serangan ke sebuah SPBU yang menewaskan sedikitnya enam orang.

Sebagai balasan, militer Thailand mengerahkan jet tempur F-16 untuk mengebom sejumlah target di Kamboja, termasuk pagoda Buddha yang menyebabkan satu warga sipil tewas.

Kamboja menuduh Thailand menggunakan sejumlah besar munisi cluster, senjata yang kontroversial dan dikecam secara luas, dan menyebutnya sebagai pelanggaran nyata terhadap hukum internasional.

Phumtham Wechayachai penjabat Perdana Menteri Thailand, pada Jumat mengatakan bahwa Kamboja bisa saja melakukan kejahatan perang karena menimbulkan kematian warga sipil dan kerusakan pada sebuah rumah sakit.

Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK PBB) pun menggelar pertemuan darurat secara tertutup di New York pada Jumat malam, membahas bentrokan tersebut, namun tidak mengeluarkan pernyataan resmi usai pertemuan.

Kantor berita Associated Press, mengutip seorang diplomat Dewan yang tidak disebutkan namanya, melaporkan bahwa seluruh 15 anggota DK PBB menyerukan agar kedua pihak menurunkan ketegangan, menahan diri, dan menyelesaikan sengketa secara damai. (bil/iss)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Kecelakaan Mobil di Jembatan Suramadu, Kondisinya Ringsek

Kecelakaan Bus Tabrak Belakang Truk di KM 749 Tol Sidoarjo-Waru

Pajero Masuk Sungai Menur Pumpungan

Kecelakaan Truk Tabrak Gardu Tol di Gate Waru Utama

Surabaya
Minggu, 27 Juli 2025
32o
Kurs