Kementerian Haji dan Umrah RI memproyeksikan sebanyak 50 ribu calon haji prioritas akan mengikuti skema murur. Hal ini sebagai langkah untuk menghindari kemacetan serta potensi risiko kesehatan akibat kepadatan dan cuaca ekstrem.
“Strategi murur ini akan tetap kami lanjutkan dengan memberikan prioritas kepada jamaah lanjut usia, disabilitas, dan pendampingnya,” ujar Dahnil Anzar Simanjuntak Wamenhaj dilansir dari Antara, Selasa (28/10/2025).
Murur adalah mekanisme jemaah melintasi kawasan Muzdalifah tanpa turun dari kendaraan, usai wukuf di Arafah, untuk langsung menuju Mina.
Untuk menghindari kesalahpahaman, Kemenhaj akan melakukan sosialisasi sejak di tanah air.
“Terkait teknis pelaksanaan, kami akan berkoordinasi dengan Pemerintah Arab Saudi dan bekerja sama dengan dua syarikah pelayanan umum yang telah kami pilih,” kata Dahnil.
Selain murur, Kemenhaj juga menyiapkan strategi tanazul guna menghindari kepadatan di tenda Mina.
Skema tanazul ini memungkinkan jemaah yang tinggal dekat area Jamarat (lempar jumrah) seperti di wilayah Syisyah dan Nawariyah kembali ke hotel usai melempar jumrah dan tidak menempati tenda di Mina.
Nantinya, Kemenhaj bersama otoritas Saudi akan mengatur penempatan jemaah di hotel-hotel berdasarkan rute pergerakan dan jarak ke wilayah Mina.
“Prinsip keamanan dan kenyamanan jemaah tetap menjadi prioritas agar strategi tanazul dapat direalisasikan tanpa menimbulkan masalah,” ujar Dahnil.
Ia menambahkan kelompok terbang yang akan ditanazulkan akan dipersiapkan sejak di tanah air dan mendapatkan sosialisasi skema secara jelas.
Kebijakan ini diharapkan dapat mendukung kelancaran pelaksanaan ibadah haji 2025 serta mengoptimalkan pelayanan bagi seluruh jemaah, terutama kelompok rentan. (ant/saf/faz)








