Minggu, 21 Desember 2025

Di Peringatan 70 Tahun KAA, Megawati Serukan Reformasi PBB dan Tatanan Dunia Berbasis Pancasila

Laporan oleh Muchlis Fadjarudin
Bagikan
Megawati Soekarnoputri Ketua Umum PDIP saat berpidato dalam seminar internasional 70 Tahun Konferensi Asia–Afrika (KAA) di Museum Bung Karno, Blitar, Jawa Timur, Sabtu (1/11/2025). Foto: istimewa

Dalam pidato kuncinya di seminar internasional 70 Tahun Konferensi Asia–Afrika (KAA) di Museum Bung Karno, Blitar, Jawa Timur, Megawati Soekarnoputri Ketua Umum PDI Perjuangan (PDIP) menyerukan kepada masyarakat dunia untuk membangun tatanan global baru yang berpijak pada nilai kemanusiaan, keadilan, dan kesetaraan.

Ia kembali mengacu pada pemikiran Bung Karno di Sidang Umum PBB tahun 1960.

“Dunia lama yang dibangun di atas kolonialisme dan imperialisme harus digantikan oleh dunia baru yang berkeadilan,” ujar Megawati, Sabtu (1/11/2025).

“Guna membangun dunia semacam itu, Bung Karno mempersembahkan Pancasila bagi dunia,” kata Megawati.

Ia menegaskan bahwa Pancasila bukanlah sekadar ideologi nasional, tetapi falsafah universal yang mampu menjembatani perbedaan ideologi, ras, maupun kepentingan ekonomi.

Megawati menjelaskan secara spesifik peran Pancasila sebagai etika global.

“Pancasila menyeimbangkan antara dunia materiil dan spirituil; antara hak individu dan tanggung jawab sosial; antara kedaulatan nasional dan solidaritas antarbangsa,” tuturnya.

Ia menilai, di tengah krisis moral global, ketimpangan digital, dan konflik geopolitik yang berlarut, dunia membutuhkan nilai universal baru yang tidak berakar pada kekuasaan, tetapi pada kemanusiaan.

“Tanpa dasar moral yang kuat, dunia akan terus diwarnai pertarungan hegemoni sebagaimana perang Rusia–Ukraina dan krisis di Timur Tengah,” kata Megawati.

Isu Palestina dan pengakuan kedaulatan kemerdekaan secara mutlak menjadi sorotan utama.

“Pancasila bisa menjadi etika global yang memuliakan martabat manusia dan menolak segala bentuk penindasan,” tegasnya.

Untuk mewujudkan tatanan dunia yang adil tersebut, Megawati juga menyoroti perlunya reformasi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) agar benar-benar demokratis dan mewakili seluruh bangsa di dunia.

“Dengan falsafah Pancasila, Bung Karno menyerukan pentingnya ‘demokratisasi’ di Perserikatan Bangsa-Bangsa dengan menghapuskan hak veto agar setiap bangsa benar-benar setara,” ujar Megawati.

Seruan ini sejalan dengan wacana reformasi Dewan Keamanan PBB yang kini kembali menguat. Laporan United Nations Reform Agenda 2024 menyebutkan bahwa lebih dari 70 negara anggota mendukung penghapusan atau pembatasan hak veto karena dianggap menghambat penyelesaian konflik kemanusiaan seperti di Gaza dan Ukraina.

Megawati menilai, “To Build the World Anew” sebagaimana seruan Bung Karno, hanya mungkin dilakukan jika dunia menempatkan nilai moral sebagai fondasi utama pembangunan dan kemajuan teknologi.

“Dunia yang baru bukanlah dunia yang tunduk pada mesin dan modal, tetapi dunia yang menempatkan manusia sebagai pusat peradaban,” pungkasnya.(faz)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Perpaduan Macet dan Banjir di Kawasan Banyuurip-Simo

Banjir Menggenangi Sidosermo 4

Kecelakaan Bus Vs Truk Gandeng di Jembatan Suramadu

Perpaduan Hujan dan Macet di Jalan Ahmad Yani

Surabaya
Minggu, 21 Desember 2025
32o
Kurs