Kamis, 25 Desember 2025

Lalu Lintas di Surabaya Lumpuh Dampak Demo di Malam Natal, Ini Penjelasan dan Permohonan Maaf Buruh

Laporan oleh Wildan Pratama
Bagikan
Jalan basuki Rahmat Surabaya macet bersamaan demo buruh menuntut kenaikan UMP Jatim, Rabu (24/12/2025). Foto: Robby Wibowo via WhatsApp Suara Surabaya.

Nuruddin Hidayat Wakil Sekretaris Forum Serikat Pekerja Metal Indonesia (FSPMI) Jawa Timur memberi penjelasan penyebab massa aksi buruh memblokade Jalan Basuki Rahmat (Basra) selama sekitar dua jam sehingga lalu lintas di sekitar lokasi demo lumpuh pada malam Natal, Rabu (24/12/2025).

Aksi blokade di Jalan Basra menjelang petang hari itu membuat lumpuh lalu lintas di sejumlah ruas jalan hingga berdampak pada mobilitas masyrakat yang akan menjalankan Ibadah Misa karena bertepatan dengan malam Natal.

Nuruddin menjelaskan, aksi demo hingga blokade jalan terpaksa dilakukan buruh karena Pemerintah Provinsi Jawa Timur dinilai tidak aspiratif terhadap masukan buruh terkait dengan penetapan upah minimum provinsi (UMP) 2026 yang disebut masih jauh dari Kebutuhan Hidup Layak (KHL).

Diketahui, Khofifah Indar Parawansa Gubernur Jawa Timur menetapkan UMP 2026 hanya sebesar Rp2.446.880,68. Sementara nilai KHL Jatim nilainya sebesar Rp3.575.938. Penghitungan nilai KHL tersebut sesuai dengan data Kementerian Ketenagakerjaan dan Badan Pusat Statistik (BPS) bukan dari pihak buruh.

Di sisi lain, permintaan audiensi dengan Gubernur Jatim hingga malam hari kemarin tak kunjung direalisasikan sehingga para korlap memutuskan untuk melakukan aksi di Jalan Basra.

“Ini yang mendasari kami meluapkan kekecewaan pada Gubernur dengan memblokir, itu dari gerakan teman-teman di Korlap. Audiensi sampai semalam enggak ada, kita berharap UMP bisa mendekati KHL,” ujar Nurudin saat mengudara di Radio Suara Surabaya, Kamis (25/12/2025).

Sebelum melakukan aksi sejak Senin hingga Rabu tersebut, Nurudin menjelaskan bahwa pihaknya telah melakukan audiensi dan dialog dengan Pemprov Jatim namun berujung kebuntuan.

Menilai pemerintah gagal dalam mengakomodasi kepentingan pekerja, serikat buruh akhirnya memutuskan melakukan aksi selama tiga hari seiring dengan jadwal penetapan UMP dan UMK Jatim 2026.

Nurudin juga menyampaikan permohonan maaf kepada masyarakat secara luas dalam aksi demo kemarin malam. Ia menjelaskan pihak buruh tidak memiliki pilihan lain untuk meningkatkan daya tawar pada pemerintah selain turun ke jalan.

“Sebelum demo, kami sudah melakukan dialog dengan Gubernur, tapi pemerintah gagal akhirnya kami menggunakan aksi massa. Kami mohon maaf sekali merugikan warga pengguna jalan umum. Bagi kami tidak ada pilihan untuk meningkatkan daya tawar pada pemerintah,” ungkapnya.(wld/ipg)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Perpaduan Macet dan Banjir di Kawasan Banyuurip-Simo

Banjir Menggenangi Sidosermo 4

Kecelakaan Bus Vs Truk Gandeng di Jembatan Suramadu

Perpaduan Hujan dan Macet di Jalan Ahmad Yani

Surabaya
Kamis, 25 Desember 2025
33o
Kurs