Jumat, 26 April 2024

Jatim Sewa 30 Stan Kalbar Expo

Laporan oleh Ika Suryani Syarief
Bagikan
Salah satu stan perajin batik saat pameran di Surabaya. Foto : Taufik/Dok.suarasurabaya.net

Pemerintah Provinsi Jawa Timur menyewa 30 dari 97 stan yang ada pada kegiatan Kalbar Expo ke-10 yang dilaksanakan 20 sampai 23 Agustus di Pontianak.

“Hampir semua provinsi ikut serta dalam kegiatan ekspo ini. Bahkan pada tahun ini, Jawa Timur menyewa 30 stan dari sekitar 97 stan yang disediakan panitia,” kata M.Zeet Hamdy Assovie, Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Kalimantan Barat, di Pontianak, Jumat (21/8/2015).

Dia menjelaskan, memasuki tahun ke 10 pelaksanaan Kalbar Expo pada tahun ini menjadi awal pelaku usaha kecil dan menengah (UKM), dalam menyambut implementasi masyarakat ekonomi ASEAN (MEA) pada akhir 2015.

Dia mengatakan, konsistensi dari pelaksanaan Kalbar Expo yang merupakan wadah bagi para pelaku UKM dalam memperkenalkan dan memasarkan produknya itu, diyakini menjadi langkah nyata dalam menangkal persaingan ketat dengan produk dari negara ASEAN lainnya dalam implementasi MEA yang dimulai akhir tahun 2015 itu.

Ditambahkan M. Zeet konsistensi itupun menjadi hal yang harus dipertahankan pemerintah provinsi ini untuk memastikan Kalbar Expo berpeluang diselenggarakan di tiap tahunnya.

“Selain, konsistensi itupun dinilai penting untuk mendukung berkembangnya daya kreativitas dan peluang bagi UKM sebagai langkah untuk menggerakkan sektor ekonomi masyarakat yang saat ini dinilai masih rendah,” katanya.

Ditempat yang sama, Frederika Cornelis, Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Provinsi Kalimantan Barat, mengatakan, Kalbar Expo merupakan salah satu pameran yang diselenggarakan dalam mendukung pemasaran berbagai produk yang dihasilkan oleh para pelaku UKM.

“Kegiatan ini juga menjadi ajang bertukar informasi dan membuka kerja sama dagang antar pelaku UKM. Mengingat, penyelenggaraan Kalbar Expo juga diikuti oleh peserta dari luar provinsi Kalimantan Barat,” katanya.

Frederika Cornelis mengatakan, pihaknya tidak memungkiri bahwa belum dijadikannya profesi sebagai perajin oleh sebagian besar perajin yang merupakan pelaku UKM di provinsi ini, menjadi satu kendala besar yang masih dihadapi.

Menurutnya, seringkali hal itu bahkan berdampak pada permintaan pasar yang belum bisa dipenuhi oleh para perajin.(ant/iss/ipg)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Motor Tabrak Pikap di Jalur Mobil Suramadu

Mobil Tertimpa Pohon di Darmo Harapan

Pagi-Pagi Terjebak Macet di Simpang PBI

Surabaya
Jumat, 26 April 2024
25o
Kurs