Selasa, 23 April 2024

Dolar AS Jatuh di Tengah Optimisme Pemulihan Ekonomi dari Pandemi

Laporan oleh Ika Suryani Syarief
Bagikan
Ilustrasi. Uang dolar AS. Foto: Antara

Dolar AS jatuh dan mata uang komoditas menguat pada akhir perdagangan Senin (Selasa pagi WIB), karena selera risiko meningkat didukung optimisme pemulihan ekonomi dari pandemi Virus Corona setelah laporan pekerjaan AS untuk Mei lebih baik dari yang diperkirakan.

Mata uang safe-haven yen Jepang menguat terhadap dolar, membalikkan kerugian beberapa hari terakhir karena sentimen risiko naik seiring dengan meningkatnya harapan pemulihan ekonomi.

“Pelonggaran negatif ini telah ada sejak minggu terakhir Mei, khususnya spekulasi negatif AS-China,” kata Erik Bregar Kepala Strategi Valas Exchange Bank of Canada di Toronto, seperti dilansir Antara.

Mata uang komoditas seperti dolar Australia, Selandia Baru, dan Kanada adalah tawaran bagus. Dolar Selandia Baru, misalnya, naik ke level tertinggi dalam empat bulan setelah Selandia Baru mengatakan telah menghentikan penularan virus corona di dalam negaranya.

Jacinda Arden Perdana Menteri Selandia Baru pada Senin (8/6/2020) mengatakan negara itu akan mencabut semua tindakan pengendalian virus selain dari kontrol perbatasan, menjadikannya salah satu negara pertama yang melakukannya.

Tetapi ketika Amerika Serikat dan ekonomi di seluruh dunia dibuka kembali, ada keraguan yang merisaukan ke mana arah pemulihan.

“Inggris, misalnya, berencana untuk membuka kembali dan salah satu hal yang perlu dipertimbangkan adalah Brexit,” kata Juan Perez, pedagang mata uang di Tempus Inc di Washington.

“Setelah kami menetapkan bahwa Brexit adalah salah satu dari masalah 2019 yang perlu diselesaikan, kita bisa melihat reli besar dalam euro berada di bawah tekanan karena pasar dapat fokus sekali lagi pada jenis kemitraan apa yang akan dimiliki Eropa dengan Inggris,” dia menambahkan.

Dalam perdagangan sore indeks dolar turun 0,1 persen menjadi 96,641 dalam perdagangan berfluktuasi.

Dolar turun tajam terhadap yen, jatuh 1,1 persen pada 108,33 yen. Dolar juga melemah 0,6 persen terhadap franc Swiss, mata uang safe haven lainnya, menjadi 0,9566.

Euro menguat terhadap dolar meskipun data menunjukkan produksi industri Jerman jatuh paling dalam pada April karena pandemi memaksa perusahaan-perusahaan di ekonomi terbesar Eropa untuk mengurangi produksi.

Euro terakhir naik 0,2 persen pada 1,1303 dolar. Mata uang tunggal mencapai tertinggi tiga bulan 1,1384 dolar minggu lalu setelah Bank Sentral Eropa mengumumkan akan memperluas program stimulusnya.

Dolar Selandia Baru naik 0,8 persen terhadap greenback menjadi 0,6560 dolar, sebelumnya mencapai tertinggi 0,6564 dolar, yang terkuat sejak akhir Januari. Dolar Australia juga naik 0,7 persen menjadi 0,7017 dolar Australia, dengan dolar Kanada juga naik, diperdagangkan 0,4 persen lebih tinggi pada 1,3366 dolar Kanada per dolar AS.

Investor sekarang fokus pada pertemuan kebijakan Federal Reserve AS minggu ini. The Fed perlu menyeimbangkan tanda-tanda bahwa kejatuhan ekonomi dari pandemi telah melewati yang terburuk terhadap bukti bahwa virus itu sendiri belum terkendali.(ant/iss)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Motor Tabrak Pikap di Jalur Mobil Suramadu

Mobil Tertimpa Pohon di Darmo Harapan

Pagi-Pagi Terjebak Macet di Simpang PBI

Surabaya
Selasa, 23 April 2024
30o
Kurs