Sabtu, 20 April 2024

Khofifah Dorong Kabupaten Bondowoso Kembangkan BUMD dan Trading House Kopi

Laporan oleh Denza Perdana
Bagikan
Khofifah Indar Parawansa Gubernur Jawa Timur saat berkunjung ke UMKM produsen kopi di Bondowoso, Ya Hala Coffee di Jalan Imam Bonjol, Desa Kademangan. Foto: Istimewa

Khofifah Indar Parawansa Gubernur Jawa Timur mendorong Pemkab Bondowoso kembangkan BUMD dan Trading House untuk memfasilitasi para pelaku usaha kecil, mikro, dan menengah di bidang produksi kopi di wilayah setempat.

Dia mengatakan itu saat berkunjung ke salah satu lokasi UMKM produsen kopi di Bondowoso. Khofifah bersama pejabat Pemkab Bondowoso berkunjung ke Ya Hala Coffee di Jalan Imam Bonjol, Desa Kademangan.

Usaha kopi yang dikelola Sadik Bahanan sejak 2017 silam itu per hari mampu menghasilkan 30 kilogram kopi dengan satu mesin. Produksi kopi ini dikerjakan oleh keluarga Sadik sendiri pernah meraih sejumlah penghargaan.

Di antaranya, UMKM Kopi ini pernah mewakili Bondowoso menjadi juara pertama specialty coffee robusta dalam Festival Kopi Nusantara ke-4. Selain itu, Kopi Ya Hala juga sudah mengantongi sertifikat halal dari MUI.

Khofifah bersama Bupati Bondowoso dan Kepala Perwakilan BI Jatim sempat mencicipi kopi racikan Ya Hala Coffee yang kini menjadi mitra Bank Jatim. Khofifah memuji Sadik karena telah berhasil mengembangkan usahanya.

Lewat kunjungannya ke salah satu produsen kopi Bondowoso itulah Khofifah berharap Pemkab Bondowoso mengembangkan BUMD dan Trading House Kopi. Apalagi, menurutnya, kabupaten itu dikenal sebagai Republik Kopinya Indonesia.

Melalui BUMD dan Trading House Kopi Bondowoso bisa menentukan stabilisasi harga kopi. Tidak menggantungkan harga kepada pihak lain, tetapi harga kopi bisa ditentukan oleh Trading House Republik Kopi Bondowoso.

“Jadi bagaimana maksimalisasi kinerja BUMD termasuk SDM di dalamnya. Kalau resi gudangnya bisa dimaksimalkan sampai tahap berikutnya ada trading house. Ini sudah advance kalau sampai trading house,” kata Khofifah.

Untuk mewujudkannya, Khofifah meminta Pemkab Bondowoso menyiapkan kelembagaan dan menginventarisir SDM. Bisa dengan mengundang tokoh-tokoh asal Bondowoso untuk turut mengembangkannya.

“Orang-orang pintar dari Bondowoso yang sudah sukses diundang ke Bondowoso. Mereka diminta akses SDM yang bisa mengelola BUMD Kopi di Bondowoso secara lebih advance. Diperkuat lagi jejaring pascapanen, olahan, dan kemasannya,” ujarnya.

Khofifah yakin, Bondowoso bisa menjadi top of the top penghasil kopi di Jawa Timur. Sekarang ini produksi kopi Bondowoso termasuk lima besar produsen Kopi di Jatim. Ada di peringkat empat setelah Banyuwangi, Jember, dan Malang.

Pada kesempatan yang sama, Khofifah menjelaskan, pengembangan kopi di Bondowoso juga bisa dilakukan dengan akses penanaman atau ekstensifikasi dan intensifikasi.

Untuk mendukung kapasitas produksi kopi di Bondowoso, Pemprov Jatim memberikan bantuan sebanyak 100 ribu batang bibit kopi dan 20 ribu kilogram pupuk organik untuk Kabupaten Bondowoso.

Khofifah berharap, dengan bantuan itu akan ada proses pembibitan kopi lebih banyak dan luas. Sehingga produktivitas kopi Bondowoso bisa lebih banyak lagi agar menjadi sentra andalan Bondowoso.

“Ada kekhawatiran dari Kepala Perwakilan BI Jatim. Kemungkinan kalau permintaan (demand) besar seperti di Indonesia tidak diimbangi penanaman baru, tiga tahun ke depan bisa-bisa kita impor,” ujarnya.

Karena itulah, kata Khofifah, ekstensifikasi lahan, intensifikasi proses produksi yang lebih maksimal perlu dilakukan oleh para petani kopi di Bondowoso. Selain itu diiringi dengan maintenance untuk menjaga kualitas.(den/iss/ipg)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Motor Tabrak Pikap di Jalur Mobil Suramadu

Mobil Tertimpa Pohon di Darmo Harapan

Pagi-Pagi Terjebak Macet di Simpang PBI

Surabaya
Sabtu, 20 April 2024
28o
Kurs