Jumat, 19 April 2024

Peternak Dihantui Ayam Impor dari Brasil

Laporan oleh Denza Perdana
Bagikan
Dr Desianto B Utomo Ketua Gabungan Pengusaha Makanan Ternak (GPMT) yang kembali terpilih di kongres. Foto: Istimewa

Ayam impor dari Brasil yang menghantui peternak ayam dalam negeri juga mengancam pengusaha pakan ternak yang tergabung dalam Gabungan Pengusaha Makanan Ternak (GPMT) Indonesia.

Dr Desianto B Utomo, yang kembali terpilih sebagai Ketua Umum di Kongres GPMT ke-XIV di Kota Batu, mengatakan, masuknya daging ayam dari Brasil ke Indonesia tinggal menunggu waktu.

Menurut Desianto, distribusi daging ayam dari Brasil ke Indonesia sudah siap. Begitu izin impor dikeluarkan oleh pemerintah, jalur distribusi itu sudah nyata. Daging ayam Brazil bisa separuh harga.

“Ini sudah jadi keputusan masyarakat internasional melalui WTO. Indonesia tidak lagi bisa memproteksi ayam dalam negeri dan tidak menerima impor dari Brasil,” ujarnya kepada suarasurabaya.net.

Dia berharap, masuknya impor daging ayam dari Brasil itu tidak terjadi tahun ini karena para importir masih harus melengkapi persyaratan-persyaratan perizinan seperti sertifikat halal dan lain-lain.

Masalahnya, kata Desianto, daging ayam impor dari Brasil sudah bisa menggugurkan isu halal karena selama ini daging ayam yang sama sudah memenuhi kebutuhan haji dan umrah di Arab Saudi.

Pemerintah, kata dia, bisa melakukan onsite review halal tidaknya daging ayam Brasil lewat BPOM atau Lembaga Pengkajian Pangan, Obat-obatan, dan Kosmetika Majelis Ulama Indonesia (LPPOM-MUI).

“Kemudian, adakah celah untuk (mensyaratkan) cara menyembelihnya harus individual, tidak boleh pakai mesin? Tapi secara teknis mereka bisa memenuhi. Tinggal menunggu waktu saja,” katanya.

Daging ayam dari Brasil bisa sampai di Indonesia dengan harga lebih murah, karena menurutnya, di Brasil semua bahan baku tersedia. Terutama berkaitan dengan bahan baku pakan ternak.

“Mereka semua bahan bakunya semua ada. Jagung tersedia bahan lain juga ada,” ujarnya.

Hal yang sama juga terjadi di Indonesia. Bahan baku pakan ternak di sini semua tersedia. Hanya saja, untuk jagung yang produksinya melimpah, tidak semua petani dilengkapi peralatan panen memadai.

“Kami akan memaksimalkan diri menggunakan jagung lokal. Kalau petani happy, sejahtera, dia mampu beli ayam lebih banyak lagi,” ujar Desianto.

Kongres GPMT ke-XIV telah digelar dengan agenda sidang pleno Laporan pertanggung jawaban Ketua Umum dan sekaligus pemilihan ketua umum GPMT baru dan Badan Pengurus GMPT periode 2020-2024.

Kongres GPMT yang berlangsung di The Singhasari Resort Kota Batu ini, diakhiri Bakti Sosial Kampanye Gizi Mengundang ratusan siswa sekolah dasar di wilayah Batu.

Kampanye itu bertujuan untuk meningkatkan daya tahan tubuh dan meningkatkan protein dengan makan ayam serta makan telur bersama.(den/ipg)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Motor Tabrak Pikap di Jalur Mobil Suramadu

Mobil Tertimpa Pohon di Darmo Harapan

Pagi-Pagi Terjebak Macet di Simpang PBI

Surabaya
Jumat, 19 April 2024
26o
Kurs