Kamis, 25 April 2024

Pakar Sarankan Investor Jeli Melihat Peluang Saham Energi dan Pangan

Laporan oleh Dhafintya Noorca
Bagikan
Rahmat Setiawan pengamat ekonomi dari Universitas Airlangga Surabaya saat ditemui suarasurabaya.net Foto: Dodi suarasurabaya.net.

Pemahaman akan kondisi Indonesia saat ini, menjadi hal penting dalam pengambilan keputusan perlunya mengamankan uang ataukah tidak. beredarnya solusi Cash Money Is A king membuat keresahan tersendiri bagi masyarakat Indonesia, terlebih banyaknya kasus negara yang mengalami krisis ekonomi.

Cash Money Is A King (uang tunai adalah raja) di gunakan jika negara dalam keadaan krisis seperti bank yang bermasalah, harga saham jatuh, atau kondisi berat lainnya.

“Saat ini hal tersebut tidak diperlukan karena di Indonesia sampai saat ini belum mengalami masa resesi,” ujar Dr. Rahmat Setiawan, Pakar Keuangan Perbankan Fakultas Ekonomi Bisnis, saat mengudara pada program wawasan siaran radio Suara Surabaya, Rabu (20/7/2022)

Dia menyarankan, masyarakat tidak perlu menarik uangnya di bank atau berpindah bank, karena akan memakan banyak biaya.

“Mending taruh di deposito atau di bank syariah bagi yang ingin menghindari bunga bank, itu relatif aman. Apalagi harga emas sekarang sudah menurun, dan harga emas akan naik akan menjadi susah terwujud karna harga komoditas yang lain masih aman,” jelas Rahmat.

Adanya perang antara Rusia dan Ukraina tentu berdampak pada sektor energi dan pangan. Pasalnya, Rusia merupakan penghasil minyak dan gas bumi terbesar didunia. Namun, resesi yang dialami beberapa negara terdampak, belum dirasakan Indonesia.

“Jika pasokan minyak rusia yang biasanya disuplai ke Uni Eropa dihentikan akibat perang, maka pasokan minyak berkurang, dan harga minyak akan naik, yang akan berdampak juga pada harga batu bara, dan Crude palm oil (CPO) salah satu jenis minyak nabati,” ungkap Rahmat.

Dengan kondisi ini, Rahmat justru menyarakankan masyarakat bisa bermain saham ke sektor-sektor yang berkembang. Yakni sektor energi dan pangan. Karena kenaikan tersebut akan berdampak bagi semua perusahaan bidang pertambangan yang akan menikmati keuntungan sangat besar.

“Ke depan, kemungkinan akan terjadi lonjakan juga pada harga pangan, karena Rusia dan Eropa adalah penghasil gandum. Jadi, saham akan bergeser ke sektor energi dan pangan yang memili kinerja lebih bagus,” tambahnya. (des/rst)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Motor Tabrak Pikap di Jalur Mobil Suramadu

Mobil Tertimpa Pohon di Darmo Harapan

Pagi-Pagi Terjebak Macet di Simpang PBI

Surabaya
Kamis, 25 April 2024
28o
Kurs