Jumat, 29 Maret 2024

Perekonomian Kota Malang Mulai Pulih Ditopang Sektor UMKM Kuliner

Laporan oleh Ika Suryani Syarief
Bagikan
Ilustrasi. Pekerja mengemas kripik tempe sebelum dikirim ke berbagai kota di sentra industri tempe di Sanan, Malang, Jawa Timur, Rabu (27/10/2021). Foto: Antara

Nugroho Suryo Bintoro Ekonom Universitas Brawijaya menyatakan sektor Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) kuliner di Kota Malang, Jawa Timur secara perlahan mulai mendorong pemulihan ekonomi di wilayah tersebut.

Nugroho, di Kota Malang, Jawa Timur, Senin (10/1/2022) mengatakan bahwa pada Desember 2021, Kota Malang tercatat mengalami inflasi sebesar 0,73 persen yang disebabkan adanya kenaikan pada sejumlah komoditas seperti cabai rawit, minyak goreng, angkutan udara, telur dan lainnya.

“Sebetulnya itu indikator dari sisi UMKM atau wisata kuliner yang sudah mulai bergerak. Dimana kebutuhan akan komoditas tersebut ada dalam jumlah besar,” kata Nugroho, seperti dilaporkan Antara.

Nugroho menjelaskan, memang inflasi yang terjadi khususnya pada komoditas cabai rawit dan minyak goreng tersebut bukan hanya disebabkan kenaikan permintaan yang tajam, melainkan adanya gangguan pada sisi pasokan.

Namun, lanjutnya, meskipun ada gangguan pada sisi pasokan, permintaan akan kedua komoditas tersebut masih tinggi. Hal itu membuktikan bahwa sektor UMKM kuliner Kota Malang saat ini sudah mulai bergerak ke arah positif.

Sebagai informasi, pada Desember 2021, kelompok pengeluaran makanan, minuman dan tembakau mengalami inflasi tertinggi mencapai 1,85 persen. Kemudian, penyedia makanan dan minuman juga mengalami inflasi sebesar 1,23 persen.

“Dilihat dari sisi makanan dan minuman, termasuk transportasi, sudah mulai mengalami pergerakan. Selain itu, subsektor lainnya juga ikut bergerak,” ujarnya.

Sementara untuk kelompok pengeluaran lain seperti perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar 0,41 persen dan perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 0,31 persen, lanjutnya, juga memberikan indikasi pemulihan ekonomi.

“Di sisi lain juga bagus, pakaian dan alas kaki termasuk kebutuhan rumah tangga dan perawatan pribadi juga naik. Ini yang dibutuhkan untuk pemulihan ekonomi,” ujarnya.

Ia menambahkan, ekonomi Kota Malang juga tidak bisa lepas dari keberadaan para mahasiswa yang belajar di wilayah itu. Jika nantinya pemerintah memutuskan untuk melaksanakan kuliah tatap muka, maka juga akan mendorong upaya pemulihan ekonomi Kota Malang.

“Ini akan bergerak lebih cepat ketika para mahasiswa mulai kuliah secara hybrid atau secara penuh. Pertumbuhan ekonomi Kota Malang akan lebih baik lagi,” ujarnya.

Namun, salah satu hal yang perlu menjadi perhatian adalah terkait komoditas penyumbang deflasi Kota Malang pada Desember 2021. Beberapa komoditas penyumbang deflasi adalah buah mangga, jeruk, apel, anggur, pisang, klengkeng dan bawang merah.

Menurutnya, komoditas buah-buahan yang menjadi penghambat inflasi Kota Malang itu menandakan bahwa konsumsi buah-buahan dari sektor perkantoran yang ada di wilayah tersebut masih rendah.

“Dari sisi konsumsi untuk makanan perkantoran kita masih rendah, karena buah-buahan justru menjadi penyumbang deflasi. Sementara dari industri wisata kuliner sudah mulai bergerak,” katanya.(ant/iss/ipg)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Kecelakaan Mobil Porsche Seruduk Livina di Tol Porong

Mobil Tertimpa Pohon di Darmo Harapan

Pagi-Pagi Terjebak Macet di Simpang PBI

Surabaya
Jumat, 29 Maret 2024
26o
Kurs