Jumat, 26 April 2024

Poundsterling Jatuh Sementara Dolar AS Melonjak

Laporan oleh Dhafintya Noorca
Bagikan
Poundsterling. Foto: Bank of England

Euro dan sterling anjlok ke posisi terendah baru 20 tahun dan 37 tahun terhadap dolar Amerika Serikat (AS) yang melonjak pada Sabtu pagi, setelah survei menunjukkan penurunan aktivitas bisnis di seluruh zona euro dan Inggris, mempercepat kemungkinan ekonomi memasuki resesi.

Seperti dilansir Antara, Sabtu (24/9/2022), Sterling membukukan penurunan mingguan terbesarnya terhadap dolar AS dalam dua tahun setelah menyentuh level terendah baru 37 tahun di 1,0840 dolar. Pound jatuh 3,4 persen pada 1,0874 dolar, dan memiliki persentase kerugian harian terbesar dalam dua tahun.

Imbal hasil obligasi Inggris juga melonjak pada Rabu (22/9/2022) karena harga-harganya merosot. Imbal hasil acuan obligasi pemerintah Inggris 10 tahun terangkat 3,829 persen.

Di awal sesi, angka Indeks Pembelian Manajer (PMI) Inggris menunjukkan penurunan ekonomi Inggris memburuk bulan ini, karena perusahaan-perusahaan berjuang melawan lonjaknya biaya dan permintaan yang goyah.

Bergerak sejalan dengan pound, euro merosot 1,5 persen menjadi 0,9689 dolar, setelah sebelumnya mencapai level terendah sejak Oktober 2002 di 0,9669 dolar. Mata uang bersama Eropa memiliki kinerja mingguan terburuk sejak Maret 2020.

Penurunan dipicu oleh data yang menunjukkan Indeks Manajer Pembelian (PMI) Komposit zona euro dari S&P Global, yang dilihat sebagai ukuran yang baik untuk kesehatan ekonomi secara keseluruhan, tergelincir pada September.

Yen melemah 0,6 persen pada 143,30 per dolar, tetapi mengalami kenaikan mingguan pertama sebesar 0,3 persen dalam lebih dari sebulan setelah otoritas Jepang melakukan intervensi di pasar pada Kamis (22/9/2022) untuk mendukung mata uangnya untuk pertama kalinya sejak 1998.

Indeks dolar, yang mengukur greenback terhadap sekeranjang mata uang termasuk euro, sterling dan yen, melonjak ke 113,23, tertinggi sejak Mei 2002 dan melampaui tertinggi dua dekade yang dicapai awal pekan ini. Indeks terakhir naik 1,6 persen pada 112,96, membukukan kenaikan persentase mingguan terbesar sejak Maret 2020.

Sebelumnya, bank sentral Inggris menaikkan suku bunga sebesar 50 basis poin pada Kamis (22/9/2022) dalam upaya untuk mengatasi inflasi tetapi, seperti kenaikan suku bunga sebelumnya dalam beberapa bulan terakhir, langkah tersebut gagal untuk mendukung pound karena dibayangi oleh kekhawatiran tentang ekonomi. (ant/des/ipg)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Motor Tabrak Pikap di Jalur Mobil Suramadu

Mobil Tertimpa Pohon di Darmo Harapan

Pagi-Pagi Terjebak Macet di Simpang PBI

Surabaya
Jumat, 26 April 2024
26o
Kurs