Selasa, 23 April 2024
Indonesia Bangkit Muda Luar Biasa

Aulia A. Intani Peserta IBMLB Berbagi Pengalaman Mencari Beasiswa Kuliah Lewat Podcast

Laporan oleh Dhafintya Noorca
Bagikan
Aulia Anugrah Intani peserta Indonesia Bangkit Muda Luar Biasa, saat acara wisuda S1 didampingi kedua orangtuanya pada Maret 2018. Foto: Istimewa

Berbagi cerita bisa dilakukan melalui media apa saja. Terlebih saat ini dengan hadirnya teknologi bercerita jadi kian mudah. Media berbagi cerita yang saat ini sedang ngetren adalah podcast. Meskipun podcast sendiri bisa dibilang bukan hal yang baru, tapi tetap saja banyak peminatnya.

Aulia Anugrah Intani, peserta Indonesia Bangkit Muda Luar Biasa (IBMLB) salah satunya. Berbekal ketekunannya membuat podcast ini Aulia mengikuti program IBMLB yang digelar Suara Surabaya (SS) dan Universitas Surabaya (Ubaya).

“Motivasi ikut IBMLB ini buat menyadarkan diri buat berlomba-lomba memberikan dampak positive buat lingkungan sekitar lewat caraku sendiri. Harapan aku bisa dapet perspective lain dari prestasi teman-teman peserta buat ngga nyerah berkontribusi buat sekitar,” ungkapnya.

Aulia membuat podcast bernama Titik Jeda bersama dua temannya, Afifah Nurosyidah dan Arbi Surya.

Di podcast ini ketiganya berbincang tentang perjuangan awardee atau penerima beasiswa, untuk memperoleh beasiswa studi.

Sejak lulus dari Universitas Airlangga tahun 2018, Aulia bermimpi untuk bisa mendapatkan satu Letter of Acceptance (LoA) di universitas Eropa untuk kemudian digunakan mendaftar beasiswa S2.

Lebih dari 15 kampus dijajalnya, tapi belum satupun yang memberi kabar baik.

Hingga di tahun 2020, ketika pandemi merabak dan work from home (WFH) banyak digaungkan untuk mengurangi penyebaran virus Corona, dia bertemu dengan Afifah.

Aulia sempat kehilangan pekerjaan karena unpaid leave dan menganggur selama empat bulan lamanya.

Afifah adalah kakak tingkat Aulia saat kuliah di Universitas Airlangga. Kebetulan Afifah adalah awardee beasiswa di sebuah universitas di Taiwan.

Keduanya juga punya background yang sama yaitu berprofesi sebagai penyiar radio. Kalau Afifah di Radio Istara, Afifah di radio kampus.

Keduanya juga sama-sama suka ngobrol.

Banyak isu yang terlintas di benak Aulia dan Afifah saat ingin memulai podcast. Namun ada benang merah di antara keduanya yaitu tentang perjuangan untuk studi di luar negeri yang tidak mudah, apalagi jika menggunakan beasiswa.

Hingga keduanya memilih topik podcast yaitu perjuangan mencari beasiswa studi dengan narasumber para awardee dari berbagai beasiswa.

Podcast Titik Jeda

Mulanya, hanya Aulia dan Afifah yang cuap-cuap di podcast Titik Jeda ini.

Sampai pada suatu episode, Arbi Surya penerima beasiswa MEXT Jepang menjadi narasumber.

Awal mula keterlibatan Arbi dalam Titik Jeda saat dia ingin mengedit sendiri foto profilnya untuk podcast.

Lalu Aulia dan Afifah berpikir untuk sekalian saja mengajak Arbi terlibat di podcast Titik Jeda.

Gayung bersambut, ketiganya bertahan hingga episode Titik Jeda yang sudah mencapai 34 episode.

Tiga penggagas Titik Jeda. Foto: Istimewa

Di awal proses pembuatan dan riset hingga mengontak narasumber, diakui Aulia tidak mudah.

“Banyak yang tidak membalas DM Instagram kami,” kata Aulia.

Ditambah editing suara yang ala kadarnya dan konten Instagram yang masih belum bertema pada waktu itu

“Namun seiring berjalannya episode, kami belajar dan terus membenahi diri hingga menerima beberapa insight dan ucapan terima kasih dari pendengar podcast karena membangkitkan semangat dalam mencari beasiswa,” terangnya.

Meski berbeda waktu dan negara, Aulia di Indonesia, Afifah di Taiwan dan Arbi di Jepang, ketiganya menjalankan Titik Jeda dengan berbagi peran untuk mencari dan riset kisah para awardee dalam memperoleh beasiswa luar negeri.

Proses interview untuk podcast dan youtube Titik Jeda. Foto: Istimewa

Adanya platform kecil ini, mampu menunjukkan bahwa keberhasilan lolos beasiswa ke luar negeri juga diawali dengan usaha dan tangisan. Lebih tepatnya menganggap normal kegagalan untuk proses menggapai mimpi menjadi awardee beasiswa. Sama seperti tagline podcast Titik Jeda yaitu Berhenti, Nanti Lanjut Lagi.

“Nyari beasiswa capek, ditolak sakit. Dengerin cerita orang-orang yang gagal tapi berhasil. Kalau udah tau ada yang gagal nanti semangt lagi cari beasiswanya. It’s okay kalau mengakui gagal tapi nanti coba lagi, gagal lagi, coba lagi,” tegasnya.

Ketiganya punya cita-cita yang mulia yaitu membantu anak Indonesia mewujudkan mimpinya memperoleh beasiswa.

Perjalanan para awardee bisa didengarkan di Podcast Titik Jeda bisa di platform Spotify dan Instagram @titikjeda.podcast.

Sekadar diketahui, sebelumnya terdapat 130 peserta Indonesia Bangkit Muda Luar Biasa yang mendaftar. Ada 99 peserta yang lolos tahap selanjutnya.

Program kolaborasi Suara Surabaya dengan Ubaya ini bisa menginspirasi Kawan Muda di tengah pandemi dengan tujuan membangkitkan semangat kepedulian khususnya kepada Indonesia.

Diharapkan ke depan Program Indonesia Bangkit Muda Luar Biasa bisa menjadi wadah bagi anak muda yang memiliki prestasi, karya yang memberikan pengaruh positif baik pada keluarga, lingkungan, serta masyarakat guna mengembangkan soft skill.

Peserta yang lolos tahap selanjutnya kemudian mengikuti virtual gathering, personal development workshop, tes bakat minat dan konsultasi, serta diakhiri dengan leadership training dan awarding.

Peserta juga memiliki peluang mendapatkan beasiswa hingga 100 persen kuliah di Ubaya baik jenjang S1 maupun S2.

Program Indonesia Bangkit Muda Luar Biasa ini persembahan Suara Surabaya Media dan Universitas Surabaya (Ubaya) The First University In Heart And Mind, didukung Dealer Vespasatya PT Satya Mandiri Motors, dan JETE – Best For Your Gadget.(dfn/ipg)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Motor Tabrak Pikap di Jalur Mobil Suramadu

Mobil Tertimpa Pohon di Darmo Harapan

Pagi-Pagi Terjebak Macet di Simpang PBI

Surabaya
Selasa, 23 April 2024
29o
Kurs