Jumat, 26 April 2024

Produk Surabaya Kalah Branding Produk Untuk Bersaing di Era MEA

Laporan oleh Dwi Yuli Handayani
Bagikan

Surabaya kalah dalam hal branding dibanding kota-kota di negara lain, meskipun dari segi kualitas tidak kalah dengan produk tingkat ASEAN, demikian penilaian Dini Respati Pengamat Ekonomi pada Radio Suara Surabaya, menanggapi #SSToday tentang kesiapan produk lokal menuju Masyarakat Ekonomi Asean (MEA).

“Ya seharusnya bisa bersaing di tingkat Asean tapi produk lokal Surabaya kalah dari sisi branding. Padahal kalau dari kualitas produk kita tidak kalah,” kata dia.

Dari sisi branding, lanjut dia, Surabaya memang belum maksimal. Seringkali muncul Produk yang berasal dari Surabaya tapi tidak dikenal sebagai brand lokal Surabaya. Misalnya makanan, sepeda dan produk lain memang sudah ada yang dikenal lokal. Tapi banyak yang lupa memproduksi jangka panjang yang bisa diterima masyarakat luar.

“Contoh buah, buah lokal kita tidak ditempeli brand. Di Australia saja sudah banyak apel yang diberi brand. Jadi mereka tahu itu produk lokal Australia. Bu Risma kan sudah mendukung, kasih pelatihan-pelatihan soal branding ke UKM,” ujar dia.

Langkah pertama yang harus dilakukan, adalah melakukan sosialisasi ke UMKM. Bukan hanya sekadar membuat produk tapi juga bagaimana branding yang baik sesuai segmen yang dituju.

“Ada contoh Timor Leste produksi kripik Teripang. Surabaya juga mengirim ke Timor Leste, tapi apakah kripik tripang kita sudah dikenal orang sana sebagai produk dari Surabaya? belum tentu mereka tahu,” kata dia.

Perlu diketahui, pengonsumsi terbanyak untuk MEA adalah Indonesia karena hampir 50 persen penduduk Asean ada di Indonesia. Jika produk lokal dalam negeri bisa menarik hati masyarakat sendiri, maka negara akan bertahan dengan kondisi goncangan ekonomi. Jadi kuncinya adalah cinta produk dalam negeri.

Kata Dini, peluang merebut pasar sebenarnya sangat besar. Negara lain sudah memikirkan, bagaimana cara meraih pasar Indonesia. Tapi kita sendiri belum memikirkan hal tersebut.

“Di Malaysia saja sudah ada gerakan cinta buah lokal. Memang sudah ada beberapa program yang sama disini, tapi belum kontinyu. Misal kita mesti punya target bagaimana caranya hasil laut Surabaya bisa dikenal daerah lain, kita harus pikirkan bersama,” pungkas dia. (dwi/rst)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Motor Tabrak Pikap di Jalur Mobil Suramadu

Mobil Tertimpa Pohon di Darmo Harapan

Pagi-Pagi Terjebak Macet di Simpang PBI

Surabaya
Jumat, 26 April 2024
31o
Kurs