Rencana Pemerintah Kota Surabaya untuk menutup Taman Remaja Surabaya (TRS) diharapkan tidak akan membuat taman hiburan yang berada di Jalan Kusuma Bangsa itu menjadi kering akan nilai-nilai kesenian dan budaya nanti pasca penutupannya.
”Saya sempat merasakan bagaimana tempat itu pernah menjadi ikon seni dan budayanya kota Surabaya. Saya berharap nanti Pemerintah Kota tidak lupa untuk mempertahankan nilai-nilai budaya setelah tempat itu ditutup,” ujar Tri Didik Ariono Wakil Ketua Komisi B DPRD Kota Surabaya, Senin (4/5/2015).
Hal senada juga diungkapkan oleh Ahmad Zakaria Anggota Komisi B DPRD Kota Surabaya. Dirinya menegaskan menolak jika nantinya TRS akan berubah wajah menjadi tempat yang melenceng dari dunia pariwisata.
“Jangan dibuat selain pariwisata, namun kalau nilai budayanya masih kental dan malah lebih baik lagi ya saya setuju. Tapi nanti kalau dibuat macam-macam seperti mall ya saya tidak setuju,” katanya.
Sementara itu, M. Taswin Asisten II Pemerintah Kota Surabaya menimpali dua pendapat dari Komisi B DPRD Kota Surabaya tersebut.
“Untuk ke depannya, TRS akan dibuat dengan inovasi dan desain yang lebih baik lagi, namun tetap menjadi tempat hiburan. Itu masih kita pikirkan, namun yang paling penting kita ambil dulu tanahnya,” pungkasnya.
Sebelumnya, Pemkot Surabaya akan menutup Taman Remaja (TRS) Surabaya, serta mengintegrasikannya dengan Taman Hiburan Rakyat (THR) menjadi Kampung Seni terintegrasi tidak hanya berdasarkan keuntungan material saja.
AA Gde Dwija Wardhana Kepala Bidang Fisik Sarana dan Prasarana Badan Perencanaan Pembangunan Kota (Bappeko) Surabaya mengatakan, rencana pengintegrasian TRS dengan THR menjadi Kampung Seni terintegrasi tidak hanya untuk meraup keuntungan material belaka. Ia mengatakan, rencana tersebut mempertimbangkan keuntungan sosial dan budaya bagi masyarakat Kota Surabaya. (dop/ipg)
Teks Foto:
– Suasana rapat mengenai TRS di Komisi B DPRD Kota Surabaya.
Foto: Dodi suarasurabaya.net
NOW ON AIR SSFM 100
