Selasa, 14 Mei 2024

Surabaya Miliki Dyslexia Corner Pertama di Indonesia

Laporan oleh Ika Suryani Syarief
Bagikan
Tri Rismaharini (Risma) Wali Kota Surabaya saat meresmikan Dyslexia Corner di Perpustakaan Kota Surabaya Balai Pemuda, Sabtu (30/7/2016) siang. Foto: Ika suarasurabaya.net

Tri Rismaharini (Risma) Wali Kota Surabaya meresmikan Dyslexia Corner di Perpustakaan Kota Surabaya Balai Pemuda, Sabtu (30/7/2016) siang. Menurut Risma, Dyslexia Corner ini adalah yang pertama di Indonesia.

Dyslexia Corner terdiri dari satu ruang khusus untuk anak yang menderita Disleksia. Ruangan berwarna-warni tersebut dilengkapi dengan dua komputer yang dilengkapi sensor gerak berisi software khusus yang bernama LexiPal.

Software ini adalah salah satu alat bantu dalam mengajarkan membaca atau terapi remedial bagi penyandang Disleksia.

Risma menceritakan, dirinya juga mempunyai anak yang Disleksia. Namun dengan penanganan yang tepat, prestasi anaknya dapat menyalip anak lainnya.

“Jangan takut, tidak boleh rendah diri. Setiap anak pasti punya kelebihan,” kata Risma memberi semangat anak-anak Disleksia yang menghadiri peresmian.

dr Kristiantini Dewi SpA, Ketua Asosiasi Disleksia Indonesia (ADI) mengatakan, dengan adanya Dyslexia Corner ini diharapkan dapat mengakomodasi anak Disleksia. Masyarakat awam juga dapat lebih memahami kondisi penderita Disleksia.

Dia menjelaskan, anak Disleksia memiliki kecerdasan yang normal bahkan di atas rata-rata. “Bukan mereka tidak mampu, tapi butuh waktu lebih dan cara belajar yang berbeda. Kebanyakan mereka sangat kreatif,” katanya.

Dia lantas mencontohkan tokoh dunia yang menderita Disleksia yaitu Albert Einstein, Leonardo Da Vinci, Thomas Edison, Steven Spielberg, Steve Jobs dan Lee Kuan Yew.

Sementara, Ita Guntari Anggota Dyslexia Parents Support Group (DPSG) Jawa Timur mengatakan, Disleksia adalah gangguan yang diturunkan secara genetis. Anak-anak Disleksia memiliki orang tua yang juga menderita Disleksia. “Mereka kesulitan membedakan kanan-kiri, mengurutkan nama-nama hari, sering lupa hal kecil seperti menyimpan barang, serta sulit menerima instruksi panjang,” katanya.

Perlu diketahui, Disleksia adalah sebuah gangguan dalam perkembangan baca-tulis yang umumnya terjadi pada anak menginjak usia tujuh hingga delapan tahun. Ditandai dengan kesulitan belajar membaca dengan lancar dan kesulitan dalam memahami meskipun normal atau diatas rata-rata. Diseleksia adalah kesulitan belajar yang paling umum dan gangguan membaca yang paling dikenal.(iss/fik)

Teks Foto:
1. Ruang Dyslexia Corner di Perpustakaan Kota Surabaya Balai Pemuda.
2. Seorang anak mencoba LexiPal software khusus bagi penderita Disleksia.
Foto: Ika suarasurabaya.net

Berita Terkait

..
Potret NetterSelengkapnya

Massa Hari Buruh Berkumpul di Frontage Ahmad Yani

Motor Tabrak Pikap di Jalur Mobil Suramadu

Mobil Tertimpa Pohon di Darmo Harapan

Surabaya
Selasa, 14 Mei 2024
25o
Kurs