Senin, 29 April 2024

FKH Unair Berhasil Kembangkan Toxo Kit Alat Diagnosa Toksoplasma

Laporan oleh Dwi Yuli Handayani
Bagikan
Toxo Kit produk diagnosis toksoplasma buatan tim dosen FKH UNAIR. Foto: FKH Unair via redaksi

Toxo Kit sebuah produk alat diagnosa toksoplasma berhasil dibuat dan dikembangkan oleh Tim Dosen Fakultas Kedokteran Hewan (FKH) Universitas Airlangga. Alat tersebut pertama kali dibuat dan diteliti pada tahun 2014 dan sampai saat ini alat tersebut masih dalam proses pengembangan.

Tim yang berhasil mengembangkan alat tersebut terdiri dari Prof. Dr. Lucia Tri Suwanti, Dr. Mufasirin, Prof. Dr. Suwarno, Prof. Meles, Dr. Hani Plumerastuti dan rekan asal Mataram yakni drs. Zainul.

“Pembuatan alat ini dilatarbelakangi oleh banyaknya kebutuhan alat diagnosa, salah satunya toksoplasma,” ujar Mufasirin seperti dalam release yang diterima suarasurabaya.net.

“Semua biaya dan dana penelitian Toxo Kit dibiayai oleh Kemenristek Dikti dalam rangka peningkatan mutu dosen,” imbuhnya.

Selama ini, pengujian adanya toksoplasma lebih sering menggunakan alat diagnosa bernama “Uji ELISA (Enzyme-Linked Immunosorbent Assay)”. Namun, untuk mengetahui hasil uji, Uji ELISA dianggap memakan waktu yang lama yaitu dua hari. Sedangkan, hasil dari uji penggunaan Toxo Kit hanya membutuhkan waktu 10 hingga 15 menit.

Cara kerja alat Toxo Kit ini hampir sama dengan alat penguji kehamilan (Test pack).

Pertama, darah pasien diambil kemudian diendapkan dan diteteskan ke dalam alat Toxo Kit. Setelah beberapa saat akan diketahui hasil. Jika hasil cenderung positif, maka garis yang keluar adalah dua garis. Sementara jika cenderung negatif maka hanya ada satu garis yang akan keluar pada alat tersebut.

Toxo Kit mengandung antigen yang bekerja menangkap material yang ada di sampel atau antibodi. Kemudian dilengkapi dengan kandungan sinyal reaksi yakni suatu materi yang akan bereaksi. Jika hasil sampel menunjukkan nilai positif, sinyal reaksi akan berubah warna. Toxo Kit memiliki sensitivitas atau keakuratan sebanyak 73.5 % dan spesifitas 66,7 %.

“Alat ini belum bisa dikomparasikan dengan uji toksoplasma yang konvensional, memang standarnya menggunakan Uji ELISA, namun Toxo Kit ini hadir digunakan sebagai alternatif awal sebagai diagnosa adanya toksoplasma,” tandasMufasirin.

Dengan adanya Toxo Kit ini, Mufasirin dan tim berharap, kit tersebut dapat membantu masyarakat dalam diagnosa toksoplasma yang dianggap mahal dan memakan waktu lama. Ke depan, Mufasirin dan tim juga berusaha mengoptimalisasikan alat tersebut dengan meningkatkan keakuratan dan spesifitas.

“Kita juga sudah berkomunikasi dengan salah satu produsen kimia untuk produksi alat ini. Mereka memiliki standar tersendiri untuk sebuah alat yang akan diproduksi. Maka dari itu kita akan memperbaiki kualitas agar tidak banyak berubah ketika diproduksi massal,” terang Wakil Dekan II FKH UNAIR tersebut.

Selain itu, Mufasirin dan tim berencana untuk mengembangkan kit ini menjadi alat yang multiguna. Tidak hanya bisa mendeteksi Immuniglobulin G, tapi juga Immunoglobulin M. Sehingga mampu mendeteksi lebih dari satu macam penyakit. (dwi/rst)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Motor Tabrak Pikap di Jalur Mobil Suramadu

Mobil Tertimpa Pohon di Darmo Harapan

Pagi-Pagi Terjebak Macet di Simpang PBI

Surabaya
Senin, 29 April 2024
26o
Kurs