Sabtu, 18 Mei 2024

Lubang Buaya dan AKBP Sukitman

Laporan oleh Jose Asmanu
Bagikan
Ilustrasi. Peringatan Hari Kesaktian Pancasila di Monumen Pancasila Sakti. Foto: Dok. suarasurabaya.net

Sejarah G30S/PKI seakan tak pernah lekang dalam ingatan bangsa Indonesia.

Sebuah peristiwa kelam yang terjadi pada 30 September sampai 1 Oktober 1965. tujuh perwira tinggi TNI dibunuh dan dikubur dalam sebuah sumur tua di Lubang Buaya, Halim Perdana Kusuma, Jakarta Timur.

Lubang buaya ini tak akan pernah jadi sejarah tanpa saksi kunci dalam persitiwa itu, yakni Ajun Komisaris Besar Polisi (AKBP) Sukitman, satu-satunya orang yang berperan sebagai mata dalam tragedi Lubang Buaya.

Dikutip dari buku “Kesaksian Sukitman, Penemu Sumur Lubang Buaya” disebutkan Sukitman merupakan satu-satunya saksi ketika para jenderal dimasukkan ke sebuah sumur tua yang sempit.

Dari jarak sekitar 10 meter Sukitman melihat dengan jelas sekelompok orang mengerumuni sebuah sumur sambil berteriak, “Ganyang kabir, ganyang kabir! (Ganyang jendral, red)”

Ke tujuh prajurit TNI satu satu persatu dimasukkan dalam sumur tua disusul berondongan peluru.

Sukitman sempat melihat seorang tawanan dalam keadaan masih hidup dengan pangkat bintang dua di pundaknya, dibawa ke tempat dia diamankan, sebelum korban itu dimasukkan sumur.

Sukitman berhasil lolos setelah memanfaatkan kelengahan para penculik. Sukitman masuk ke kolong truk untuk berbaring, karena kepalanya pusing. Sempat beberapa kali mendengar suara tembakan, Sukitman tetap tertidur pulas.

Waktu terbangun di sore hari, tinggal Sukitman sendirian. Tidak ada lagi pasukan yang menyiksa ke tujuh pahlawan revolusi tersebut.

Sukitman lalu melarikan diri dan melapor ke markas Resimen Para Komando Angkatan Darat (RPKAD) pada 3 Oktotber 1965 dipertemukan dengan Kolonel Sarwo Edi Wibowo.

Saat menjadi pemandu dibawa Mayor CI Santoso dan ajudan Letjen Ahmad Yani, Kapten CPM Subarti, Sukitman nyaris tak bisa menemukan lubang yang dimaksud, lantaran tertimbun sampah. Di atasnya ditanami pohon pisang. Beruntung, lubang tersebut akhirnya bisa ditemukan. Dan tujuh pahlawan revolusi berhasil diangkat.

Atas jasanya itu Soekitman menerima penghargaan berupa kenaikan pangkat dari AKP (Ajun Komisaris Polisi) menjadi AKBP (Ajun Komisaris Besar Polisi).

Selain kenanikan pangkat. Soekitman juga mendapat pengjargaan berupa Bintang Satria Tamtama dan Bintangnyaion)

Korban lain Ade Irma Nastuion Putri semata wayang jendral Nasution yang waktu itu baru betusia 5 tahun. Ajun Inspektur Poilisi dua, Katel Satsuit Tubun (ajudan lemena). Di Jogya Brigjen Anumerta Katamso, Kol Infantri Sugiyono Mangun Wiyoto. (jos/dwi)

Berita Terkait

..
Potret NetterSelengkapnya
Surabaya
Sabtu, 18 Mei 2024
33o
Kurs