Sabtu, 4 Mei 2024

Masyarakat Indonesia Anti Hoax Deklarasi Serentak di Enam Kota

Laporan oleh Ika Suryani Syarief
Bagikan
Ilustrasi.

Pegiat media sosial dan netizen yang tergabung dalam komunitas Masyarakat Indonesia Anti Hoax menggelar sosialisasi pentingnya bagi pengguna media sosial untuk melawan berita bohong atau hoax di Hari Bebas Kendaraan Bermotor di kawasan Bundaran HI.

“Menekankan pentingnya bagaimana masyarakat menggunakan media sosial untuk kebaikan bangsa, secara positif,” kata Septiaji Eko Nugroho Ketua Masyarakat Indonesia Anti Hoax saat ditemui di Bundaran HI, Minggu (8/1/2017) pagi.

Acara yang juga merupakan deklarasi komunitas juga berlangsung serentak di Surabaya, Solo, Semarang, Wonosobo dan Bandung, lansir Antara.

Banyaknya informasi hoax yang beredar memicu keributan di media sosial bahkan terbawa ke dunia nyata dan menimbulkan kerusuhan fisik.

Ia merasa prihatin bila Indonesia yang seharusnya menikmati bonus demografi pada 2030 nanti diisi oleh orang-orang yang tidak cerdas menggunakan media sosial.

Dalam acara hari ini komunitas memberi tahu pada masyarakat yang datang bahwa hoax berbahaya baik dari segi kesopanan, kesusilaan, hukum maupun agama.

Masyarakat Indonesia Anti Hoax terbentuk karena keresahan mereka melihat banyak orang yang termakan berita hoax hingga memutuskan tali pertemanan dan persaudaraan.

Sekadar diketahui, pengertian hoax menururt Prof. Henry Subiakto Guru Besar Ilmu Komunikasi FISIP Universitas Airlangga (Unair) Surabaya adalah disinformasi berupa berita yang berasal dari media abal-abal, meme hasil rekayasa, informasi atau pengetahuan rekaan yangg sumbernya tidak jelas tapi di-share melalui media sosial.

“Hoax itu, bisa faktanya tdk ada. Faktanya ditambahi, atau dikurangi. Foto dan text yang tdk sesuai. Judul dan berita tdk sesuai. Foto lama dikesankan baru untuk mendukung isu yg sdg aktual. Foto dari luar negeri direkayasa dan diberi text seakan di dalam negeri. Tulisan yg nara sumbernya tdk jelas dan kebenarannya tdk bisa diklarifikasi.

Secara umum hoax selalu menyerang atau memusuhi pihak tertentu dengan mengatasnamakan “kebaikan” atau “kebenaran”. Tapi isinya sebagian besar menjual kecemasan.

Saatnya kita lbh kritis dan selektif menerima informasi. (ant/iss)

Berita Terkait

..
Potret NetterSelengkapnya

Massa Hari Buruh Berkumpul di Frontage Ahmad Yani

Motor Tabrak Pikap di Jalur Mobil Suramadu

Mobil Tertimpa Pohon di Darmo Harapan

Surabaya
Sabtu, 4 Mei 2024
31o
Kurs