Jumat, 3 Mei 2024

Pertama Kalinya, Pemilihan Ketua AJI Surabaya Melalui Telekonferensi

Laporan oleh Denza Perdana
Bagikan
Konferensi Kota Aliansi Jurnalis Independen yang telah menentukan Ketua AJI Surabaya baru, Kamis (25/5/2017). Foto: Istimewa

Konferensi Kota yang digelar Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Surabaya, Kamis (25/5/2017) di Hotel Ibis, Surabaya, menetapkan Miftah Faridl sebagai ketua dan Eben Haezer sebagai Sekretaris AJI Surabaya periode 2017 – 2020.

Miftah Faridl, akrab disapa Farid, adalah koresponden CNN Indonesia. Sedangkan Eben Haezer adalah jurnalis di Harian Pagi Surya. Keduanya menggantikan Prasto Wardoyo dan Andreas Wicaksono, Ketua dan Sekretaris AJI Surabaya periode 2014 – 2016.

Pemilihan Ketua AJI Surabaya kali ini yang turut dihadiri perwakilan AJI Indonesia sebagai pemantau merupakan yang pertama kalinya menggunakan metode telekonferensi. Saat konferensi dan proses pemilihan Ketua dan Sekretaris AJI Kota Surabaya 2017-2020, Faridl sedang berada di luar kota.

Iman D Nugroho Ketua Bidang Advokasi AJI Indonesia yang hadir sebagai pemantau di Konferta AJI Surabaya mengklaim, metode telekonferensi dalam pemilihan Ketua AJI ini baru pertama kalinya terjadi di Indonesia. “Ini bisa dilakukan, untuk menjawab perkembangan zaman,” katanya.

Pada prosesnya, Anggota AJI Surabaya menentukan pasangan calon Ketua dan Sekretaris AJI Kota Surabaya setelah menyepakati agenda konferensi kota hari itu termasuk mendengarkan laporan pertanggungjawaban Prasto Wardoyo selaku Ketua AJI Surabaya periode sebelumnya.

Saat muncul nama Farid dan Eben sebagai pasangan, keduanya diminta kesediaan. Iman D Nugroho membimbing proses pemilihan ini. Dia yang melakukan telekonferensi melalui telepon dengan Farid, menanyakan kesediaan menjadi Ketua, didengarkan anggota AJI Surabaya peserta Konferta.

Farid, Ketua AJI Surabaya Periode 2017-2022 mengatakan, tantangan AJI dan anggotanya di masa depan akan lebih berat. Apalagi, persoalan terkait jurnalisme dan media semakin kompleks, seiring kian pesatnya dukungan perkembangan teknologi informasi.

Di sisi lain, masyarakat sebagai konsumen media semakin dibanjiri oleh informasi-informasi yang tidak seluruhnya benar. Persoalan lainnya, praktik-praktik kekerasan terhadap jurnalis di Indonesia, sampai saat ini, juga masih belum sepenuhnya hilang.

“Karena itu, ke depan AJI Surabaya ingin semakin berperan dalam mendorong praktik-praktik jurnalisme yang sehat, independen, serta berpihak kepada masyarakat dan kepada kebenaran,” ujar Farid.

Eben Haezer Sekretaris AJI Surabaya periode 2017-2022 mengatakan, jurnalisme yang sehat dan independen tidak hanya berlaku untuk jurnalis-jurnalis yang bekerja di perusahaan media, melainkan juga kepada masyarakat di luar perusahaan media.

Masyarakat, kata Eben,saat ini semakin dimudahkan dalam memproduksi media dan mendistribusikannya sendiri melalui berbagai kanal, khususnya media sosial.

“Saat ini masyarakat sudah tidak asing dengan istilah-istilah seperti hoax, literasi media, citizen journalism, dan lain sebagainya. Karena itu, AJI ke depan juga ingin terlibat dalam upaya menciptakan praktik-praktik jurnalisme warga, misalnya melalui organisasi-organisasi pers mahasiswa,” kata Eben.(den)

Berita Terkait

..
Potret NetterSelengkapnya

Massa Hari Buruh Berkumpul di Frontage Ahmad Yani

Motor Tabrak Pikap di Jalur Mobil Suramadu

Mobil Tertimpa Pohon di Darmo Harapan

Surabaya
Jumat, 3 Mei 2024
30o
Kurs