Rabu, 8 Mei 2024

Dosen Wajib Rajin Menulis Agar Tidak Tergantikan Robot

Laporan oleh J. Totok Sumarno
Bagikan
Pelaksanaan diskusi di Universitas Narotama Surabaya bahas akreditasi Dosen. Foto: Humas Universitas Narotama Surabaya.

Prof. Dr. Ali Ghufron Mukti, M.Sc.,P.hD., Dirjen Sumber Daya Ilmu Pengetahuan Teknologi dan Pendidikan Tinggi Kemristekdikti, menyampaikan di era Revolusi Industri 4.0 ini, dosen memiliki ancaman baru, yaitu artificial intelligence.

“Kalau tidak rajin menulis dan meneliti akan tergantikan begitu saja dengan robot,” ujar Ali Ghufron Mukti. Dosen juga harus dilengkapi kompetensi agar tidak tergantikan oleh robot.

“Dosen harus memiliki kemampuan berpikir kritis dan logis, komplikasi, dan melakukan kolaborasi dengan dosen yang ahli di bidang lain,” lanjut Ali Ghufron.

Kolaborasi dengan dosen yang ahli dari bidang lain juga mendukung persyaratan berupa publikasi jurnal internasional.

“Mengapa persyaratan guru besar adalah publikasi jurnal internasional, karena lebih empiris dan bisa dibuktikan serta digunakan dalam pengembangan Indonesia dengan lebih akurat,” tegas Ali Ghufron.

Ditambahkan Ali, jika semua dosen bahkan yang sudah bergelar guru besar terus menulis, maka akan dengan mudah meningkatkan daya saing bangsa dan bisa mengalahkan semua negara di Asean.

Sementara itu untuk akreditasi institusi dan program studi perguruan tinggi, terkait keberadaan dan jumlah guru besar, Asosiasi Badan Penyelenggara Perguruan Tinggi Swasta Indonesia (ABPPTSI) Jawa Timur berikan tips.

Kegiatan yang digelar Universitas Narotama Surabaya dengan tema: Percepatan Jabatan Akademik ke Guru Besar di Perguruan Tinggi, digelar Kamis (4/10/2018) di aula H.R.Djoko Soemadijo.

Prof. Dr. Ir. Soeprapto, DEA., Ketua LLDIKTI wilayah VII Jatim, mengungkapkan saat ini Jatim baru memiliki sekitar 140 guru besar dari total 18.600 dosen. “Jumlah itu tidak sampai 1 persennya. Target kami 1 persen saja dan itupun masih kurang sekitar 40 guru besar,” terang Soeprapto.

1.400 Lektor Kepala di Jawa timur, lanjut Soeprapto terus didorong untuk menjadi guru besar.

“LLDIKTI fokus pada para dosen yang sudah Lektor Kepala segera terakselerasi. Tahun ini targetnya ada 8 guru besar tapi 1 pun belum disetujui,” kata Soeprapto.

Dalam 4 tahun terakhir, dari Jawa timur ada 23 orang yang mengajukan guru besar ke Jakarta. 10 di antaranya ditolak dan 8 lainnya diproses, sedangkan 5 sudah disetujui.

“Beberapa kendala pengajuan guru besar antara lain adalah judul artikel yang dikirim tidak sama dengan yang terunggah, tidak memenuhi jurnal internasional bereputasi, serta jumlah jurnal internasional belum mencapai syarat yang ditentukan,” pungkas Soeprapto.(tok/rst)

Berita Terkait

..
Potret NetterSelengkapnya

Massa Hari Buruh Berkumpul di Frontage Ahmad Yani

Motor Tabrak Pikap di Jalur Mobil Suramadu

Mobil Tertimpa Pohon di Darmo Harapan

Surabaya
Rabu, 8 Mei 2024
27o
Kurs