Senin, 29 April 2024

Pemberdayaan Kampung Sekitar Tunjungan

Laporan oleh Denza Perdana
Bagikan
Mural kreatif di Kampung Ketandan yang dikerjakan bersama warga untuk mempercantik kampung. Foto: Ino suarasurabaya.net

Terdapat beberapa kampung di sekitar kawasan Jalan Tunjungan yang akan menjadi bagian wisata heritage (warisan) untuk menarik minat wisatawan asing maupun mancanegara datang ke Surabaya.

Kampung Ketandan dan Kampung Kebangsren saat ini menjadi perhatian Pemkot Surabaya. Fasilitas kampung, baik pemavingan jalan hingga perbaikan saluran air telah dilakukan.

Pada 2016 silam Pemkot Surabaya bersama United Cities and Local Government Asia Pacific (UCLG-ASPAC) mempercantik Kampung Ketandan dengan berbagai mural bertema ramah anak.


Hampir di setiap sudut Kampung Ketandan dipenuhi dengan mural ramah anak. Foto: Ino suarasurabaya.net

UCLG dan Pemkot Surabaya juga menggandeng beberapa LSM dan komunitas lokal Surabaya merenovasi bangunan Balai Cak Markeso menjadi ruang publik untuk berbagai aktivitas warga Ketandan.


Balai Cak Markeso menjadi ruang publik untuk berbagai aktivitas warga Ketandan. Foto: Ino suarasurabaya.net

Fathur Wakil Ketua RW 04 Ketandan, Kelurahan Genteng, Kecamatan Genteng, mengatakan, sampai saat ini Balai Cak Markeso itu masih menjadi ruang kegiatan warga kampung.


Fathur Wakil Ketua RW 04 Ketandan, Kelurahan Genteng, Kecamatan Genteng. Foto: Ino suarasurabaya.net

Mulai dari kegiatan pertemuan warga, Ibu-Ibu PKK, kegiatan latihan seni tari dan ludruk anak muda Karang Taruna, sampai kegiatan pengajian dan istigasah yang dilakukan secara rutin.

“Kampus Untag juga melakukan kegiatan di sini. Ada sekitar empat mahasiswa bule pertukaran pelajar yang menginap tiga mingguan di kampung ini,” ujarnya kepada suarasurabaya.net, Jumat (13/4/2018).

Empat mahasiswa asing itu, kata Fathur, diinapkan di beberapa rumah warga secara terpisah baik di Kampung Ketandan Tengah, Ketandan Punden, juga Ketandan Lama dan Ketandan Baru.


Peta Kampung Ketandan yang dilukis di dinding kampung. Foto: Ino suarasurabaya.net

Sekitar 2017 lalu, para mahasiswa ini melakukan penelitian tentang antropologi budaya di kampung yang memang sudah berusia cukup tua dan penduduknya mayoritas penduduk asli.

“Ya, kami masih melakukan beberapa tradisi peninggalan para sesepuh kampung. Kami masih melakukan megengan, ada haul Mbak Punden, ngaji reboan, dan pengajian rutin,” ujarnya.

Meski demikian, Fathur mengatakan, selama ini Pemkot Surabaya hanya melakukan komunikasi berkaitan dengan event-event yang akan digelar dan melibatkan warga kampung.

“Kami belum pernah diajak komunikasi soal revitalisasi Jalan Tunjungan. Ya, kami sih siap saja menerima tamu. Selama ini mengalir. Tapi soal mau dijadikan seperti apa kampung ini, kami belum pernah diajak bicara,” ujarnya.

Dinas Pariwisata Kota Surabaya menyatakan, Kampung Ketandan dan Kampung Kebangsren akan menjadi bagian dari wisata heritage dengan pemberdayaan masyarakat.

Retno Hariati Kabid Destinasi Dinas Pariwisata Kota Surabaya mengatakan, saat ini dinasnya sedang mendorong agar Kampung Ketandan memiliki Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis).

“Selama ini belum ada. Apalagi pengurus RW di Kampung Ketandan ini juga pada sibuk. Seharusnya dibentuk kepengurusan Pokdarwis supaya lebih optimal,” ujar Retno.

Retno menyayangkan bila tidak ada Pokdarwis di Kampung Ketandan. Padahal di kampung itu nilai historisnya sangat kuat dan masih banyak penduduk asli yang tinggal turun temurun di kampung itu.

“Kalau Pokdarwis sudah terbentuk, maka urusan mengkoordinir kegiatan warga untuk peningkatan kesejahteraan dan kreativitas warga menjadi lebih mudah, termasuk dalam hal promosi, inventarisasi, dan penguatan jati diri warga kampung,” katanya.

Herlambang Sucahyo Kabid Sarana dan Prasarana Badan Perencanaan Pembangunan Kota Surabaya mengatakan, Ketandan diharapakan menjadi destinasi wisata interaksi dengan warga bagi wisatawan asing.

“Saat ini, sudah banyak masukan dari Universitas dan kemarin ada tamu dari IAI (Ikatan Arsitek Indonesia), mereka juga memberikan masukan. Mau dijadikan apa Ketandan, kami masih merumuskan yang terbaik,” ujarnya.

Sebagaimana dia sampaikan sebelumnya, pemberdayaan warga kampung di sekitar Jalan Tunjungan ini lambat laun akan semakin optimal seiring berjalannya proyek trem di Surabaya.

“Trem akan menjadi trigger untuk semuanya. Termasuk akan revitalisasi Kampung di sekitar Jalan Tunjungan sebagai bagian dari Mlaku-Mlaku Nang Tunjungan,” katanya.

Sekadar diketahui untuk menyemarakkan kawasan Jalan Tunjungan, Suara Surabaya setiap tahun menggelar acara Surabaya Urban Culture Festival (SUCF). SUCF yang menampilkan produk dan budaya khas Surabaya kali ini akan digelar Sabtu, 28 April 2018 dengan tema “Tunjungan Now”. Setiap tahunnya, ratusan ribu orang datang dan menikmati berbagai sajian dan pertunjukkan di SUCF.(den/ipg)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Motor Tabrak Pikap di Jalur Mobil Suramadu

Mobil Tertimpa Pohon di Darmo Harapan

Pagi-Pagi Terjebak Macet di Simpang PBI

Surabaya
Senin, 29 April 2024
30o
Kurs