Kamis, 25 April 2024

Ecoton Minta Khofifah Tegas Soal Sampah Plastik Impor yang Cemari Telur

Laporan oleh Denza Perdana
Bagikan
Aksi para aktivis dan peneliti Ecoton di depan Gedung Negara Grahadi, Selasa (19/11/2019). Foto: Denza suarasurabaya.net

Aktivis dan peneliti Ecological Observation and Wetlands Conservation (Kajian Ekologi dan Konservasi Lahan Basah/Ecoton) unjuk rasa di depan Gedung Negara Grahadi, Selasa (19/11/2019).

Mereka bawa sejumlah poster bertuliskan “stop bakar sampah plastik,” sejumlah telur dalam keranjang, dua ekor ayam lengkap dengan sangkarnya, serta sejumlah kemasan plastik impor.

Sayangnya, di tengah aksi, polisi membubarkan unjuk rasa ini karena mereka tidak menyampaikan pemberitahuan. Ecoton mengakui itu dengan dalih urgensi aksi tersebut.

Daru Setyorini Peneliti Ecoton mengatakan, aksi unjuk rasa itu untuk menyampaikan kepada Khofifah Indar Parawansa Gubernur Jawa Timur bahwa penelitian IPEN dan Ecoton bukan untuk digeneralisasi.

“Penelitian ini bukan untuk mengeneralisasi semua telur di Jawa Timur terkontaminasi Dioksin. Tidak. Ini sangat kasuistik terjadi di Desa Tropodo (Sidoarjo) dan Desa Bangun (Mojokerto),” ujarnya.

Dia bilang, baik Desa Bangun, Kecamatan Pungging, Mojokerto maupun Dusun Klagen, Desa Tropodo, Kecamatan Krian, Sidoarjo adalah pusat pengumpulan dan pembuangan sampah plastik impor dari Amerika dan Eropa di Jawa Timur.

Aktivitas pembakaran sampah plastik impor di dua lokasi lokus penelitian Ecoton dan IPEN itulah, kata Daru, yang melepas zat dioksin yang mencemari telur ayam kampung di lokasi itu.

“Di Desa Bangun mereka membakar sampah untuk mengambil besi-besi atau kawat-kawat. Aktivitas pembakaran juga dilakukan di Tropodo untuk bahan bakar pembuatan tahu,” ujar Daru.

Prigi Arisandi Direktur Eksekutif Ecoton mengatakan, LSM yang dia pimpin berupaya menyatakan bahwa Jawa Timur tidak seperti yang dikatakan Khofifah. Ecoton menemukan fakta kontaminasi dioksin.

“Dioxin ini menjadi indikator, ada bagian dari Jawa Timur yang rusak karena pembakaran plastik yang sudah berlangsung puluhan tahun. Tidak ada hubungannya dengan ayam broiler yang dikandangkan,” ujarnya.

Dia pun meminta aksi nyata Khofifah dalam menyikapi fakta adanya pencemaran lingkungan di Jawa Timur akibat sampah plastik impor dari Amerika dan Eropa. Aktivitas bakar sampah plastik itu sudah berlangsung 20 tahun di dua desa itu.

“Tidak malah melarikan ini ke kasus pitik kemudian sehat makan endog. Itu enggak nyambung dengan problem plastik di Jawa Timur,” katanya.

Hasil penelitian IPEN bersama sejumlah LSM lain termasuk dua LSM di dalam negeri, Ecoton dan Nexus3, menemukan bahwa aktivitas pembakaran plastik menyebabkan gas dioksin terlepas.

IPEN menemukan, dalam telur ayam kampung dari Desa Tropodo ada kandungan dioksin sebesar 200 pikogram per satu gram lemak ayam. Kandungan ini 70 kali lebih tinggi dari standar Badan POM.

Standar Badan POM, menurut Ecoton, menetapkan batas maksimal kandungan dioksin dalam makanan/telur yang dikonsumsi manusia sebesar 2,5 pikogram dalam setiap gram lemak.

Sebelumnya, Khofifah Indar Parawansa Gubernur Jawa Timur merespons hasil penelitian IPEN bersama Ecoton ini dengan mendatangi sebuah peternakan ayam di Kabupaten Malang.

Setelah meninjau lokasi peternakan itu, Khofifah menyatakan agar masyarakat tidak perlu khawatir mengonsumsi telur hasil produksi peternak di Jawa Timur karena dikelola dengan higienis.(den/tin/rst)

Potret NetterSelengkapnya

Motor Tabrak Pikap di Jalur Mobil Suramadu

Mobil Tertimpa Pohon di Darmo Harapan

Pagi-Pagi Terjebak Macet di Simpang PBI

Surabaya
Kamis, 25 April 2024
26o
Kurs