Rabu, 24 April 2024

Bunda PAUD Surabaya Diminta Ikut Tekan Penyebaran Covid-19 Pada Anak

Laporan oleh Anggi Widya Permani
Bagikan
Ilustrasi. Siswa Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD). Foto: Totok/Dok. suarasurabaya.net

Bunda pengajar Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) di Kota Surabaya didorong untuk ikut berperan menekan penyebaran Covid-19 atau virus corona jenis baru terhadap anak.

Leny Kartina Pakar Kesehatan Anak RSUD dr. Soetomo Surabaya di Surabaya, Minggu (4/10/2020), mengingatkan para Bunda PAUD agar lebih mewaspadai ancaman serta dampak penyebaran Covid-19 pada anak-anak didiknya.

“Bunda-bunda PAUD ini memiliki peran yang sangat penting untuk memberikan pemahaman pada masyarakat,” ujar Leny, dilansir Antara.

Hal ini, kata dia, dikarenakan tingkat kematian anak penderita Covid-19 di Indonesia, prosentasenya saat ini lebih tinggi dibandingkan negara-negara lain. Jika di negara-negara lain prosentase kematian anak-anak yang terpapar COVID-19 antara 0,1-0,2 persen, namun untuk di Indonesia angkanya bahkan mencapai hingga 1,1 persen.

“Jadi di Indonesia itu angkanya lebih tinggi. Ini yang patut diwaspadai,” ujarnya.

Leny mengatakan penularan utama Covid-19 kepada anak-anak ini diketahui berasal dari keluarga dekat mereka sendiri, yaitu orang tua atau saudara yang tinggal dalam satu rumah. Ditambah lagi gejala dan klinis anak yang terinfeksi Covid-19, tidak sama persis dengan orang dewasa.

“Dari 2.143 anak yang konfirmasi positif  dan dilakukan pemeriksaan dalam sebuah penelitian berskala besar menunjukkan, 90 persen di antaranya mempunyai gejala asimtomatis (tidak memberikan gejalan kinis apapun), gejala ringan dan sedang,” katanya.

Untuk itu, kata dia, Bunda PAUD ini yang harus mengenali gejala pada anak-anak yang lebih bervariatif, bisa gejala saluran nafas, demam disertai diare. Ada juga yang memiliki gejala tidak dijumpai pada orang dewasa, yaitu gejala menyerupai penyakit Kawasaki.

Gejala penyakit Kawasaki ini menurut Leny, di antaranya kulit anak muncul bercak-bercak merah, bibir pecah-pecah, mata merah hingga kulit ujung jari yang melepuh.

“Anak balita yang positif Covid-19 juga bisa menularkan kepada orang lain melalui feses, urin, saliva. Jadi jangan lupa untuk mencuci tangan sebelum dan setelah mengganti popok bayi,” katanya.

Leny mengatakan persoalan ini sudah disampaikan kepada para Bunda PAUD saat menjadi pemateri pada pendampingan PAUD di Kota Surabaya secara daring yang diselenggarakan kerja sama Unair-Unicef, Sabtu (3/10/2020).

Kekhawatiran Leny Kartina ini juga dikuatkan dengan data yang disajikan oleh Dr. Nyoman Anita Damayanti, drg., M.S person in charge (PIC) Gerakan Peduli Ibu dan Anak Sehat Membangun Generasi Cemerlang Berbasis Keluarga (Geliat) Universitas Airlangga Surabaya.

Menurutnya, data per 15 September 2020 jumlah anak-anak usia 0-9 tahun di Jawa Timur yang positif terinveksi COVID-19 mencapai 1.412 anak. Sementara jumlah anak-anak usia 10-19 tahun yang terpapar Covid-19 mencapai 2.472 anak.

Khusus untuk anak bawah lima tahun atau balita (1-4 tahun) di Jawa Timur yang terkena Covid-19, hingga 14 Juli 2020, mencapai 170 anak. Meskipun tercatat 39 persen (67 anak) dinyatakan sembuh, namun tingkat kematian mencapai 1 persen (1 anak). (ant/ang)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Motor Tabrak Pikap di Jalur Mobil Suramadu

Mobil Tertimpa Pohon di Darmo Harapan

Pagi-Pagi Terjebak Macet di Simpang PBI

Surabaya
Rabu, 24 April 2024
29o
Kurs