Kamis, 25 April 2024

Dari Sampoerna Sampai Mal, Klaster Covid-19 di Surabaya Versi Tim Tracing Jatim

Laporan oleh Denza Perdana
Bagikan
Ilustrasi patung Suro dan Boyo yang menjadi lambang Kota Pahlawan. Foto: Dok/suarasurabaya.net

Data Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Jatim menunjukkan, dari 52 klaster yang sudah teridentifikasi di Jawa Timur sampai Minggu (10/5/2020), ada sejumlah klaster di Kota Surabaya.

Dari data itu, klaster dengan jumlah kasus terbanyak di Surabaya adalah klaster Pabrik PT HM Sampoerna Tbk Rungkut 2, yang baru terungkap ke publik akhir April lalu.

Berdasarkan catatan suarasurabaya.net, karyawan pabrik Sampoerna yang dinyatakan positif Covid-19 sudah 77 orang. Data Pemprov Jatim ternyata menunjukkan, hanya ada 41 karyawan yang dinyatakan positif.

Selanjutnya, klaster dengan kasus yang cukup banyak adalah klaster penularan di Pasar PPI Jalan Gresik dan Jalan Jepara. Tercatat sebanyak 30 orang terjangkit Covid-19 dari klaster ini.

Klaster pasar juga ditemukan di Pusat Grosir Surabaya (PGS). Ada lima kasus positif Covid-19 terkait Klaster I Surabaya ini. Sedangkan Klaster ke-XIII di Pasar Keputran Surabaya menyumbang dua kasus positif.

Tidak hanya di pasar, ternyata ada klaster penularan yang terjadi di mal. Klaster Pakuwon Mall Surabaya jadi klaster ke-IV di Surabaya dengan jumlah empat kasus positif Covid-19.

Sejak merebaknya virus SARS CoV-2, Tim Tracing Gugus Tugas Covid-19 Jatim tidak pernah mengungkap klaster yang terjadi di Pakuwon Mall ini. Demikian halnya Gugus Tugas Covid-19 Surabaya.

Empat orang terjangkit Covid-19 yang masuk dalam klaster Pakuwon Mall itu teridentifikasi sebagai kasus ke-49, kasus ke-52, kasus ke-150, dan kasus ke-186 di Surabaya yang diumumkan Kemenkes.

Ada satu klaster lagi dengan sembilan kasus positif Covid-19 yang diduga juga berkaitan dengan mal. Yakni klaster ke-V Surabaya yang disebut klaster “TP”. Tunjungan Plaza biasa dikenal dengan akronim itu.

Klaster penularan di mal di Surabaya ini, hingga berita ini diturunkan, belum terkonfirmasi ke pihak pengelola. Bisa jadi data Gugus Tugas Covid-19 Jatim itu keliru dalam hal penulisan.

Adapun klaster lain versi Gugus Tugas Covid-19 Jatim di antaranya Klaster ke-VI RRI (2 kasus), Klaster ke-VIII RS Mitra Keluarga Satelit (6 kasus), Klaster ke-IX PT Sorini (2 kasus), Klaster ke-X Jalan Gembong (4 kasus), serta Klaster ke-XIV dengan riwayat perjalanan dari luar Surabaya (8 kasus).

Ada dua klaster awal di Surabaya, baik Klaster II dan Klaster III yang mana masing-masing klaster terdiri dari dua kasus Covid-19 tidak disertai keterangan apapun.

Seharusnya, kalau dilihat berdasarkan lokasi, Klaster penularan Pelatihan Petugas Haji Indonesia (PPHI) di Asrama Haji Surabaya termasuk sebagai klaster penularan yang ada di Surabaya.

Mungkin karena orang yang terjangkit Covid-19 dalam klaster ini tersebar di berbagai kabupaten/kota di Jawa Timur, Gugus Tugas Jatim pun tidak memasukkan kelompok penularan antar wilayah ini dalam klaster yang ada di Surabaya.

Sampai Minggu malam kemarin, jumlah orang yang terjangkit Covid-19 di Jatim yang termasuk dalam kelompok penularan PPHI Asrama Haji tercatat mencapai 167 orang.

Gugus Tugas Covid-19 Jatim juga mengelompokkan orang terjangkit Covid-19 tanpa riwayat perjalanan ke manapun yang teridentifikasi di Surabaya. Jumlahnya cukup banyak, ada 37 kasus di klaster ke-XI ini.

Tidak hanya di Surabaya, kasus penularan Covid-19 tanpa riwayat perjalanan juga ada di daerah lain. Misalnya, 22 kasus Covid-19 tanpa riwayat perjalanan yang tercatat sebagai kasus ke-VI di Sidoarjo.

Lainnya, ada enam kasus tanpa riwayat perjalanan di Kabupaten Malang, tiga kasus dalam klaster ke-II di Gresik, tiga kasus di klaster ke-II Lamongan, dua kasus di klaster ke-I Kabupaten Kediri, dan tiga kasus di Kota Pasuruan.

Total jumlah kasus tanpa riwayat perjalanan ke manapun di Jatim sebanyak 628 kasus.

Kohar Hari Santoso Ketua Tim Tracing Gugus Tugas Covid-19 Jatim dalam konferensi pers di Grahadi mengatakan, sebenarnya ada 57 klaster yang teridentifikasi di Jawa Timur. Tetapi baru 52 klaster saja yang dia tampilkan.

Terkait klaster yang ada di Surabaya, Tri Rismaharini Wali Kota Surabaya menyebutkan, Pemkot Surabaya mencatat ada 16 klaster yang ditemukan tim tracing Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Surabaya.

Risma bilang, klaster di Pabrik PT HM Sampoerna Tbk Rungkut 2 Surabaya bukan klaster baru. Beberapa waktu lalu, Pemkot Surabaya memang menyebutkan, kasus di Sampoerna terdeteksi sejak awal April.

Adapun 16 klaster di Surabaya menurut versi Pemkot Surabaya antara lain satu klaster luar negeri, sembilan klaster di area publik, satu klaster dari Jakarta, tiga klaster dari tempat kerja, dua klaster dari seminar dan pelatihan, dua klaster di perkantoran dan asrama.

Risma menjelaskan, bila ada seorang warga dinyatakan positif Covid-19, orang bersangkutan tidak lantas dimasukkan dalam kategori klaster baru. Dia contohkan, klaster dari luar negeri.

Petugas terus menelusuri kontak orang terjangkit dari luar negeri itu pernah kontak dengan siapa saja. Bila ditemukan ada orang terjangkit Covid-19 pernah kontak dengan orang pertama, maka orang itu masuk dalam klaster luar negeri.

“Yang terjadi di PT HM Sampoerna itu bukanlah klaster baru,” kata Risma di Halaman Balai Kota Surabaya, Minggu (10/5/2020). Tapi dia tidak menjelaskan, di klaster mana Pemkot Surabaya mengelompokkan kasus Covid-19 di Pabrik Sampoerna.(den/tin)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Motor Tabrak Pikap di Jalur Mobil Suramadu

Mobil Tertimpa Pohon di Darmo Harapan

Pagi-Pagi Terjebak Macet di Simpang PBI

Surabaya
Kamis, 25 April 2024
28o
Kurs