Sabtu, 27 April 2024

Khofifah: Melawan Covid-19 Harus Berbasis Ilmu Pengetahuan, Data, dan Libatkan Pakar

Laporan oleh Denza Perdana
Bagikan
Khofifah Indar Parawansa Gubernur Jatim saat meresmikan Pusat Pelayanan Pendidikan dan Riset Penyakit Menular serta Mobile Molecular Laboratory RSUD Dr Soetomo (RSDS), Jumat (17/7/2020). Foto: Humas Pemprov Jatim

Khofifah Indar Parawansa Gubernur Jatim meresmikan Pusat Pelayanan Pendidikan dan Riset Penyakit Menular serta Mobile Molecular Laboratory RSUD Dr Soetomo (RSDS), Jumat (17/7/2020).

Peresmian fasilitas yang didukung Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga (FK Unair) itu, menurut Khofifah, menjadi jawaban atas arahan Joko Widodo Presiden.

Dalam kunjungan kerja ke Surabaya, 25 Juni lalu, Presiden berpesan agar layanan kesehatan khususnya Covid-19 berbasis ilmu pengetahuan dan data science serta melibatkan scientist.

Arahan itu, kata Khofifah, diulang Presiden ketika memberikan pengarahan kepada sejumlah gubernur dalam sebuah rapat virtual dari Istana Bogor, Rabu (15/7/2020) lalu.

“Kehadiran Pusat Pelayanan Pendidikan dan Riset Penyakit Menular ini sangat penting. Ini menjadi kuat karena disuport FK Unair. Dual system antara kekayaan keilmuan FK Unair dan kekayaan ahli di RSDS,” kata Khofifah.

Menurutnya, keberadaan Pusat Pelayanan Pendidikan dan Riset Penyakit Menular ini akan menguatkan percepatan pelayanan Covid-19 dan penyakit menular lainnya di Jatim.

Sesuai Hospital Disaster Plan RSDS, ada empat fase penyiapan layanan Covid-19 di rumah sakit ini. Fase I atau Fase Adaptasi adalah fase darurat sambil membangun sarana prasarana standar dengan tekanan negatif untuk mengatasi luapan pasien.

Sedangkan Fase II atau Fase Standarisasi adalah fase penyediaan fasilitas layanan rawat inap dan rawat darurat bertekanan negatif untuk 200 tempat tidur yang rencananya tuntas Juli-Agustus.

Sementara, Fase ke-III atau Fase Pemantapan adalah fase di mana semua fasilitas layanan pasien di RSDS sudah dengan cepat memisahkan pasien Covid dan Non Covid (termasuk Rawat Jalan).

Fase pemantapan menyambut era New-Normal ini, kata Khofifah, diharapkan selesai akhir Desember nanti. Adapun Fase ke-IV adalah fase pengembangan sampai dengan 500 tempat tidur.

“Hospital disaster plan ini melihat fase satu sampai empat. Milestone ini tidak sekadar menjadi bagian cita-cita, mimpi, tapi juga perencanaan bahwa ada tahapan yang sudah tercapai dan terukur,” katanya.

Dalam Hospital Disaster Plan, RSDS sudah menyiapkan sejumlah langkah. Dari kesiapan SDM baik dokter dan perawat, serta kesiapan Alat kesehatan termasuk Alat Pelindung Diri (APD).

Terutama untuk dokter dan perawat, sejak awal Maret 2020, RSDS mendata ulang jumlah perawat berdasarkan usia dan kondisi komorbid. Sebab, selama 24 jam pasien Covid-19 bersama perawat.

Hospital Disaster Plan disiapkan untuk memberi penanganan sebaik mungkin apabila terjadi lonjakan pasien, melalui optimalisasi penanganan pasien serta pengorganisasian secara profesional.

Menurut Khofifah, apa yang dilakukan RSDS bersama FK Unair adalah investasi luar biasa dari ikhtiar Pemprov Jatim mempercepat penanganan Covid-19. Bagaimana hasil kajian ilmiah dan keilmuan mampu bermanfaat saat ini dan ke depan.

“Seluruh sistem layanan rumah sakit rujukan, dokter, tenaga medis dan paramedis, semua sudah maksimal dan terukur. Sekarang bagaimana mengendalikan angka yang terpapar dan yang meninggal bisa kita turun, dan yang sembuh bisa meningkat. Apalagi saat ini tinggal enam daerah di Jatim yang zona merah,” katanya.(den)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Motor Tabrak Pikap di Jalur Mobil Suramadu

Mobil Tertimpa Pohon di Darmo Harapan

Pagi-Pagi Terjebak Macet di Simpang PBI

Surabaya
Sabtu, 27 April 2024
32o
Kurs