Rabu, 24 April 2024

Klaster Pasar Simo Bermula dari Sepasang Suami Istri Pedagang

Laporan oleh Denza Perdana
Bagikan
Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya melakukan rapid test kepada pedagang Pasar Simo dan Pasar Simo Gunung Surabaya, Kamis (7/5/2020). Foto: Istimewa

Pada 23 April lalu, sepasang suami istri berusia 72 tahun dan 65 tahun, yang sehari-hari berdagang di Pasar Simo Surabaya, jatuh sakit dan menjalani opname di Rumah Sakit Universitas Airlangga (RSUA).

“Pada 26 April, suaminya meninggal. Dinyatakan pasien confirmed (Covid-19) hasilnya keluar pada 1 Mei. Kemudian kita berduka, ya, istrinya juga meninggal pada 2 Mei,” ujar dr Joni Wahyuhadi.

Dokter Joni yang merupakan Ketua Gugus Tugas Kuratif Covid-19 Jatim sekaligus Direktur RSUD dr Soetomo Surabaya memaparkan hasil tracing yang dilakukan Tim Tracing Jatim.

Pelacakan terhadap klaster Pasar Simo atas perintah Khofifah Indar Parawansa Gubernur Jawa Timur ini berlangsung Senin (11/5/2020). Tim Jatim mengumpulkan keterangan dari Puskesmas Simomulyo.

Tim Tracing Jatim, kata Joni, mendapat klarifikasi tentang kasus penularan Covid-19 di pasar itu dari sejumlah dokter di Puskesmas Simomulyo dari Tim Tracing yang juga ada di puskesmas itu.

“Pada 26 April (hari yang sama ketika si suami meninggal), Tim Tracing di kelurahan sudah melacak keluarganya. Ada dua putranya, domisilinya terpisah dan sudah dilakukan rapid tes,” ujarnya.

Joni bilang, protokol kesehatan dalam menangani kasus di Pasar Simo itu sudah dijalankan dengan cukup cepat. Anak-anak kedua pasutri dan menantunya sudah negatif rapid test dua kali.

Sejak 26 April, para ahli waris pasangan pedagang itu juga sudah menjalani isolasi mandiri di rumah masing-masing dan sudah melewati masa observasi selama 14 hari.

Tidak hanya itu, pihak Puskesmas juga sudah melakukan rapid test terhadap 30 orang di sekitar tempat tinggal pasangan itu. Hasilnya, ada satu orang yang hasil rapid test-nya reaktif.

“Juga sudah dilakukan swab terhadap orang itu, tinggal menunggu hasilnya keluar. Tanpa menunggu, tim juga sudah melakukan tracing terhadap yang bersangkutan. Lalu pada 7 Mei pasar ditutup,” ujarnya.

Joni mengatakan, Puskemas Simomulyo terus melakukan koordinasi dengan Puskemas Banyu Urip dan Puskesmas Balongsari. Semua orang yang sudah dilacak sudah diminta isolasi mandiri.

“Jadi semua penanganan dengan protokol penanganan pasien dan pelacakan terhadap orang-orang yang pernah kontak sudah dijalankan. Mudah-mudahan kasusnya hanya sampai di situ,” ujar Joni.

Berkaitan dengan dua orang terjangkit Covid-19 di Pasar Simo yang meninggal itu, Pemkot Surabaya juga sudah mengambil langkah cepat dengan menutup tidak hanya pasar itu, tetapi juga Pasar Simo Gunung.

Pasar yang berlokasi di Jalan Banyu Urip itu sejak 7 Mei kemarin ditutup selama 14 hari ke depan. Proses tracing oleh Pemkot Surabaya dengan melakukan screening dengan rapid test pun terus dilakukan.(den/iss)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Motor Tabrak Pikap di Jalur Mobil Suramadu

Mobil Tertimpa Pohon di Darmo Harapan

Pagi-Pagi Terjebak Macet di Simpang PBI

Surabaya
Rabu, 24 April 2024
29o
Kurs