Jumat, 29 Maret 2024

Manfaatkan Mindfulness and Happiness, Hindari Penurunan Imunitas

Laporan oleh J. Totok Sumarno
Bagikan
Prof. Drs.ec. Sujoko Efferin, M.Com(Hons)., M.A., Ph.D., Guru Besar sekaligus Dosen Program Studi Akuntansi Fakultas Bisnis dan Ekonomika Universitas Surabaya saat webinar. Foto: Humas Ubaya

Prof. Drs.ec. Sujoko Efferin, M.Com(Hons)., M.A., Ph.D., Guru Besar sekaligus Dosen Program Studi Akuntansi Fakultas Bisnis dan Ekonomika Universitas Surabaya (FBE Ubaya), berbagi energi positif dalam webinar talk Mindfulness and Happiness in the Workplace yang diselenggarakan oleh Ubaya Innovaction Hub (UIH) bersama JCI East Java.

Prof. Sujoko, sapaan dosen Ubaya ini menyampaikan jika orang mendengar istilah tempat kerja di sebuah perusahaan atau organisasi non profit selalu terpikir dan terarah pada economic rasional.

Prinsip ekonomi mendasar yang selalu dipegang banyak orang adalah mendapatkan keuntungan sebesar-besarnya dengan pengorbanan sekecil-kecilnya. Dasar inilah yang selalu membuat individu memikirkan untung rugi selama di tempat kerja tanpa memperhatikan hal lain.

Jika hal ini dianggap membawa kerugian, secara tidak sadar individu akan marah, kecewa, melampiaskan emosi ke orang-orang terdekat, binatang peliharaan, dan masih banyak yang lain.

Lantas, apakah tempat kerja begitu muramnya sehingga menjadi tempat yang hanya memikirkan untung dan rugi serta membuat kesengsaraan bagi pekerja? Jika individu hanya melihat profit dari tempat bekerja maka dirinya bukanlah seorang manusia namun dapat diibaratkan sebagai kalkulator. Manusia sering kali melupakan mindfulness dan happiness selama bekerja karena tergantikan oleh pemikiran mencari keuntungan.

“Mindfulness atau kesadaran penuh adalah kondisi dimana pikiran berfokus pada apa yang sedang terjadi disini dan sekarang atau here and now. Artinya pikiran tidak terpenjara oleh masa lalu dan terobsesi ke masa depan. Pengembaraan pikiran tersebut sering memunculkan perasaan senang, sedih, takut, marah, khawatir, dan berbagai macam energi negatif,” terang Prof. Sujoko.

Direktur UIH ini melanjutkan bahwa energi negatif yang terjadi dalam diri manusia mendatangkan depresi sehingga merangsang tubuh memproduksi hormon cortisol. Hormon ini dapat menyebabkan berbagai penyakit lain seperti darah tinggi, diabetes, jantung, hingga menurunnya kekebalan tubuh.

Adanya energi negatif membuat manusia kehilangan kejernihan berpikir, reaktif dan salah mengambil keputusan, menyakiti orang lain, tidak mampu berpikir kreatif, serta dikuasai ketamakan dan kebencian.

“Biasanya kita terjebak diantara masa lalu dan masa depan sehingga melupakan masa sekarang. Apakah artinya kita tidak perlu membuat evaluasi diri dan merencanakan masa depan? Bukan seperti itu, kita belajar dari masa lalu tetapi tidak terjebak kesedihan atau kebahagiaan yang sudah lewat. Jangan beranggapan apa yang terjadi masa lalu akan terjadi di masa depan. Ini berarti kalian telah terjebak dan terpenjara masa lalu. Silakan membuat planning tetapi jangan terobsesi oleh masa depan sehingga menyiksa diri. Lakukan yang terbaik untuk saat ini,” sambung Sujoko.

Mindfulness akan masa kini dan tidak tinggal dalam ilusi merupakan sumber kebahagiaan atau happiness. Kebahagiaan didapat dengan bersyukur dan menikmati apapun yang ada sekarang.

Kebiasaan ini dapat dilatih melalui mindfulness meditation yang bertujuan mengamati apa yang sedang terjadi tanpa adanya penghakiman atau penilaian dualistik yaitu baik atau buruk maupun suka dan tidak suka. Beragam objek meditasi dapat dipilih seperti nafas, pikiran, perasaan, suara, tindakan, dan ucapan.

Penerapan pelatihan mindfulness meditation untuk menciptakan kebahagiaan di tempat kerja sudah dilakukan beberapa perusahaan ternama seperti Google, Salesforce, General Mills, Adobe, Garuda Food, dan masih banyak yang lain.

Beragam manfaat dapat dirasakan dengan mengikuti pelatihan ini yaitu mereduksi konflik, mengurangi stress, meningkatkan fokus, kemampuan beradaptasi, kreativitas, dan menumbuhkan empati ke orang lain seperti rekan kerja, pimpinan, serta klien.

“Kebahagiaan kita itu bukan berasal dari eksternal, tetapi sejatinya berasal dari dalam diri sendiri. Jadi bagaimana kita bisa menyikapi segala sesuatu yang terjadi di eksternal atau di sekitar kita. Bertindak mindfulness di tempat kerja membuat kita menjadi lebih mudah memperhatikan lingkungan kerja sehingga dapat mengambil keputusan yang tepat dan berdampak positif bagi orang lain,” pungkas Sujoko, Selasa (16/6/2020).

Webinar ini diikuti puluhan anak muda JCI East Java dan civitas akademika Universitas Surabaya. Webinar ini juga menampilkan sesi materi dan pelatihan meditasi bersama secara online berfokus pada pernafasan dan perasaan. Webinar talk dipandu langsung oleh Rico Tedyono alumni Fakultas Teknik Ubaya, sebagai moderator.(tok/ipg)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Kecelakaan Mobil Porsche Seruduk Livina di Tol Porong

Mobil Tertimpa Pohon di Darmo Harapan

Pagi-Pagi Terjebak Macet di Simpang PBI

Surabaya
Jumat, 29 Maret 2024
28o
Kurs