Rabu, 8 Mei 2024
Ramadan Muram Keluarga Pedagang Daging Ayam (3)

Mencari Kesembuhan di Tengah Pandemi

Laporan oleh Denza Perdana
Bagikan
Ilustrasi. Foto: Didik suarasurabaya.net

Sudah beberapa kali Rina membawa Budi, suaminya, yang mengeluh pusing, ke beberapa fasilitas kesehatan yang berbeda. Rina sempat membawa suaminya ke dokter praktik di kawasan Sukomanunggal, juga ke Rumah Sakit Islam di Wonokromo.

Setiap kali suaminya mendapat penanganan di fasilitas kesehatan, gejala pusing itu segera hilang. Tapi itu tidak berlangsung lama, gejala pusing yang dialami laki-laki yang punya riwayat penyakit vertigo itu, selalu kembali.

Puncaknya pada 19 Mei. Selain pusing, Rina mengamati munculnya gejala batuk. Tidak cuma itu, suaminya yang anak pedagang daging ayam di Pasar Simo, Surabaya, Jawa Timur juga mengalami diare. Rina pun tak menyerah mencari kesembuhan untuk pasangan hidupnya.

“Suamiku sudah dari tanggal 9 (Mei) mengeluh pusing. Tak pikir karena beban psikis yang berat, vertigonya kambuh. Nah, tanggal 21 Mei itu dia minta diantar ke RSAL. Hasil labnya bagus. Dokternya ngasih obat pusing, diare, sama batuk,” kata Rina.

Budi memang dalam kondisi terpukul. Belum lama kedua orang tuanya meninggal akibat Covid-19. Alim (72 tahun) ayahnya dan Sari (65 tahun) ibunya, meninggal di Rumah Sakit Airlangga pada akhir April dan awal Mei lalu.

Kamis 21 Mei, meski sudah mendapat obat dari dokter di RSAL, kondisi Budi belum mereda. Rina pun memenuhi permintaan suaminya untuk meminta obat ke dokter saraf langganan Budi di kawasan Jalan Arjuno Surabaya, keesokan harinya, 22 Mei.

Sebenarnya, bisa saja Rina membawa Budi ke rumah sakit lain. Tapi berdasarkan pengalaman sebelumnya, ketika dia mengantar kedua paman suaminya 18 Mei lalu, sudah cukup sulit mencari rumah sakit yang ruang rawat inapnya masih tersedia.

Kepada Rina, dokter ahli saraf di Jalan Arjuno itu mengaku tidak bisa memberikan resep obat. Alasannya, dia harus memeriksa kondisi Budi secara langsung. Kondisi kesehatan Budi saat itu tidak memungkinkan untuk ikut ke dokter.

Rina pun meminta solusi, supaya suaminya bisa segera mendapatkan penanganan medis. Dokter itu pun memberikan surat rujukan ke salah satu rumah sakit swasta di Kecamatan Tambaksari.

“Jadi dokter langganan suamiku itu juga praktik di dua rumah sakit. Dia meminta aku memilih. Aku pilih di rumah sakit swasta itu, karena menurut pengalaman, di sana pelayanannya memang bagus,” ujarnya.

Pulang dari tempat praktik dokter itu, Jumat malam 22 Mei sekitar pukul 20.00 WIB, Rina segera mengantar suaminya naik taksi daring ke rumah sakit swasta yang juga rumah sakit rujukan Covid-19 itu.

Di tengah bulan Ramadan, Rina yang dihadapkan pada peristiwa dan situasi yang tidak dia sangka terus berdoa untuk kesembuhan suaminya. Sehingga kelak mereka bisa kembali berdagang daging ayam di Pasar Balongsari.

Sudah sejak 23 April, ketika Almarhum Alim, ayah mertuanya, menjalani perawatan di Rumah Sakit Airlangga Surabaya, Rina meminta Budi agar mereka mengisolasi diri di rumah mereka di Balongsari. Mereka sama sekali tidak bekerja, dan sudah tidak ada pemasukan. Bersambung…. (den/ipg)

Daftar artikel “Ramadan Muram Keluarga Pedagang Daging Ayam”:

  1. Corona Merenggut Orang Tua Mereka
  2. Terjangkit Covid di Pabrik Biskuit
  3. Mencari Kesembuhan di Tengah Pandemi
  4. Berhadapan dengan Aturan Rumah Sakit
  5. Berdamai dengan Diagnosis Tak Terduga
  6. Sudah Jatuh Hampir Tertimpa Tangga
Berita Terkait

Corona Merenggut Orang Tua Mereka

Terjangkit Covid di Pabrik Biskuit

Sudah Jatuh Hampir Tertimpa Tangga

Mencari Kesembuhan di Tengah Pandemi

Berhadapan dengan Aturan Rumah Sakit

Berdamai dengan Diagnosis Tak Terduga


..
Potret NetterSelengkapnya

Massa Hari Buruh Berkumpul di Frontage Ahmad Yani

Motor Tabrak Pikap di Jalur Mobil Suramadu

Mobil Tertimpa Pohon di Darmo Harapan

Surabaya
Rabu, 8 Mei 2024
30o
Kurs