Jumat, 26 April 2024

Perbedaan Thermogun Klinik dan Thermogun Industri, Ini Penjelasan BSN

Laporan oleh J. Totok Sumarno
Bagikan
Ilustrasi

Agar masyarakat tidak keliru persepsi dan pemahaman terkait penggunaan thermogun di masa pandemi Covid-19, Selasa (21/7/2020) Badan Standardisasi Nasional (BSN) berikan penjelasan.

Pandemi Covid-19 hingga saat ini masih jadi momok seluruh lapisan masyarakat, dan pelonggaran aktivitas di beberapa wilayah tetap terapkan protokol kesehatan. Diantaranya penggunaan thermometer gun (thermogun) pengukuran suhu tubuh.

Thermogun adalah alat ukur suhu atau termometer dengan metode non kontak, artinya bahwa pengukuran suhu dilakukan tanpa menyentuh objek yang diukur.

Ghufron Zaid Direktur Standar Nasional Satuan Ukuran Termoelektrik dan Kimia Badan Standardisasi Nasional (BSN) menyampaikan bahwa ada 2 (dua) jenis thermogun yang beredar di masyarakat, yaitu thermogun klinik untuk mengukur suhu tubuh manusia dan thermogun industri.

“Pada dasarnya, kedua termometer non kontak ini memiliki prinsip yang sama, yaitu menangkap panas yang dipancarkan oleh obyek ukur,” terang Ghufron sapaan Ghufron Zaid.

Secara alami dan sesuai dengan hukum fisika, lanjut Ghufron setiap benda, termasuk tubuh manusia, akan memancarkan panas. “Panas inilah yang kemudian ditangkap oleh sensor yang ada di dalam thermogun tersebut,” tambah Ghufron.

Tidak heran, thermogun juga dikenal dengan nama Infrared thermometer, karena panas yang dideteksi oleh sensor tersebut berada pada panjang gelombang cahaya infra merah (infrared).

Sebenarnya secara teknis, perbedaan antara thermogun klinik dan thermogun industri adalah rentang ukur dan jarak ukurnya. Thermogun klinik mempunyai rentang ukur 32 derajat sampai dengan 42 derajat Celcius, dengan akurasi sampai dengan 0,2 derajat Celcius.

Sedangkan thermogun industri mempunyai rentang ukur yang lebih besar, sampai dengan 500 derajat Celcius atau lebih, dengan akurasi sampai dengan 1,5 derajat Celcius. Agar akurat, jarak ukur thermogun klinik tidak bisa terlalu jauh. Pada umumnya, berkisar antara 1 cm hingga 10 cm.

Berbeda dengan thermogun klinik, thermogun industri dapat digunakan untuk mengukur suhu dari jarak jauh. Thermogun industri dapat digunakan untuk mengukur suhu benda yang sulit dijangkau tangan manusia seperti karena letaknya yang tinggi (misalnya trafo listrik) atau benda yang berbahaya untuk didekati karena suhunya sangat tinggi, misalnya pada proses peleburan logam.

Untuk membantu mengarahkan thermogun industri tepat ke titik pengukuran dengan lebih baik, maka pabrikan melengkapinya dengan laser. “Jadi laser di sini hanya dipakai untuk membantu mengarahkan atau alignment saja, bukan untuk mengukur suhu benda yang diukur,” tambah Ghufron.

Tentu, sebagai alat ukur, termogun harus dipastikan kebenaran hasil pengukurannya. Karena hasil pengukuran tersebut akan digunakan oleh tenaga medis untuk mendiagnosa pasien. Kesalahan diagnosa dapat berakibat kesalahan treatment. “BSN melalui SNSU menyediakan layanan kalibrasi yang tertelusur ke Sistem Internasional,” papar Ghufron.

Masyarakat, tambah Ghufron tidak perlu khawatir dengan pengukuran suhu tubuh dengan menggunakan thermogun sebagai satu diantara rangkaian protokol kesehatan. “Penggunaan thermogun klinik secara benar tidak membahayakan pasien maupun petugas medis,” tegas Ghufron.

Ghufron mengingatkan sekali lagi agar kepada masyarakat luas untuk pengukuran suhu tubuh menggunakan thermogun jenis klinik untuk mendapatkan hasil pengukuran yang lebih baik daripada thermogun industri.(tok/ipg)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Motor Tabrak Pikap di Jalur Mobil Suramadu

Mobil Tertimpa Pohon di Darmo Harapan

Pagi-Pagi Terjebak Macet di Simpang PBI

Surabaya
Jumat, 26 April 2024
30o
Kurs