Sabtu, 20 April 2024

Polres Tanjung Perak Luncurkan Tim Covid Hunter untuk Berikan Efek Jera

Laporan oleh Agustina Suminar
Bagikan
Ilustrasi. Pengunjung warung kopi di Surabaya dipaksa melakukan rapid test. Fot : Istimewa

Polres Tanjung Perak telah meluncurkan tim bernama Covid Hunter untuk memperketat pelaksanaan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) khususnya di Surabaya Utara. Tim tersebut diharapkan dapat memberikan efek jera kepada akan membuat masyarakat yang tidak tertib aturan.

Kompol Ahmad Faisol Amir Wakapolres Pelabuhan Tanjung Perak mengatakan, masyarakat yang masih bergerombol padahal tidak memiliki kepentingan mendesak dan melanggar aturan, akan ditangkap.

“Ibu Kapolres (AKBP Ganis Setyaningrum) meluncurkan satu tim namanya Covid Hunter. Ini sudah terlaksana kemarin. Semoga tim ini menjadi efek jera bagi masyarakat. Yang tidak berkepentingan atau nongkrong langsung kita lakukan upaya paksa,” kata Ahmad kepada Radio Suara Surabaya, Kamis (30/4/2020).

Masyarakat yang masih nekat melanggar akan ditangkap oleh tim yang menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) lengkap.

Terlebih lagi masyarakat yang sudah tercatat sebagai Orang Dalam Pemantauan (ODP), tapi masih ditemukan berkeliaran diluar rumah melanggar perintah untuk isolasi mandiri.

Tim Covid Hunter akan melakukan kerjasama dengan RT/RW setempat untuk ikut memantau warga yang seharusnya mekakukan isolasi, apakah benar berada di rumah atau malah keluyuran.

Terlebih lagi, Khofifah Indar Parawansa Gubernur Jawa Timur pada Selasa (28/4/2020) kemarin mengatakan, akan ada tindakan tegas bagi pelanggar aturan PSBB dimulai pada Jumat, 1 Mei besok.

“Untuk penindakan kan mulai besok, itu adalah penindakan secara terukur pada masyarakat yang bandel untuk tidak tertib protokoler PSBB. Kita akan melakukan upaya sesuai fungsi dan arahan gugus tugas,” ujar Ahmad.

Ia berharap, masyarakat mau untuk mematuhi aturan sehingga penindakan tidak perlu dilakukan aparat kepolisian. Disisi lain, Ahmad juga melihat kesadaran masyarakat yang mulai meningkat secara signifikan.

“Dulu wilayah Surabaya itu banyak giras (warung kopi). Sekarang tetap buka tapi tidak ada kepatuhan masyarakat untuk protokoler kesehatan, banyak yang sudah tidak menyediakan tempat duduk. Itu respon positif,” ujarnya.(tin/iss)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Motor Tabrak Pikap di Jalur Mobil Suramadu

Mobil Tertimpa Pohon di Darmo Harapan

Pagi-Pagi Terjebak Macet di Simpang PBI

Surabaya
Sabtu, 20 April 2024
27o
Kurs