Sabtu, 20 April 2024

Secara Psikologis, Masyarakat Belum Anggap Covid-19 Ancaman yang Menakutkan

Laporan oleh Agung Hari Baskoro
Bagikan
Herlin Eka Subandriyo S. Psi, M.Psi Psikolog. Foto: Istimewa

Secara psikologis, masyarakat belum menganggap Covid-19 sebagai ancaman yang menakutkan. Herlin Eka Subandriyo S. Psi, M.Psi Psikolog mengatakan, faktor ini bisa menjadi alasan banyak masyarakat yang tidak mematuhi anjuran pembatasan fisik atau physical distancing.

Ia mengatakan, penilaian masyarakat pada informasi tentang bahaya Covid-19 dan kemungkinan mereka terkena penyakit ini, berhubungan dengan ketaatan mereka pada imbauan physical distancing.

“Namun ternyata hasil analisa faktor yang kami lakukan menunjukkan, penilaian masyarakat terhadap informasi tentang seberapa berbahayanya Covid-19 dan besarnya probabilitas mereka terkena penyakit ini, yang dapat mempengaruhi mereka melakukan Pembatasan Sosial (Physical Distancing). Kondisi ini terlihat dari indikator keparahan ancaman yang terjadi dan kerentanan psikologis,” ujar Herlin yang juga Direktur Chaakra Consulting ini.

“Kemungkinan masyarakat masih menilai bahwa ancaman dan probabililtas terkena penyakit ini rendah sehingga secara psikologis masyarakat masih merasa aman, akibatnya mereka tidak mematuhi anjuran melakukan Physical Distancing,” tambahnya.

Ia juga membuat riset yang didasarkan pada Protection Motivation Theory (PMT). Terdapat 620 orang dari berbagai strata pendidikan dan wilayah di Indonesia mengikuti survei ini. Hasilnya, 69 persen dari mereka mendukung penerapan physical distancing. Sedangkan, 31 persen lainnya masih belum mau menerapkan imbauan ini.

“Hal ini menunjukkan meskipun hampir semua masyarakat sudah memahami bahwa penerapan physical distancing dapat mencegah Covid-19, namun penerapan physical distancing ini masih belum sepenuhnya berjalan efektif akibat faktor lingkungan, yaitu ajakan dari orang lain, informasi terkait Covid-19, maupun tuntutan dari pekerjaan,” jelasnya.

Ia menegaskan, dari hasil penelitiannya, perilaku physical distancing dapat dipertahankan, apabila masyarakat sudah merasa yakin apabila perilaku itu bisa menanggulangi Covid-19.

Sehingga, agar imbauan ini berhasil dan bisa diikuti banyak orang, pemerintah perlu menginisiasi gerakan dukungan kolektif secara digital mengenai physical distancing. Salah satunya bisa dengan sharing cerita pengalaman dari para survivor yang bisa membentuk harapan psikologis untuk masyarakat melawan pandemi Covid-19.

“Kemudian forum digital tersebut juga harus melibatkan kalangan dari lintas disiplin keilmuan agar pemahaman kita terhadap Covid-19 dan dampaknya bisa lebih komprehensif. Di dalam forum ini, masyarakat bisa saling memberikan dukungan positif dan menyebarkan informasi valid sekaligus menghilangkan stigma negatif Covid-19 agar tidak muncul masalah baru,” pungkasnya. (bas/tin/ipg)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Motor Tabrak Pikap di Jalur Mobil Suramadu

Mobil Tertimpa Pohon di Darmo Harapan

Pagi-Pagi Terjebak Macet di Simpang PBI

Surabaya
Sabtu, 20 April 2024
27o
Kurs