Rabu, 8 Mei 2024

Di Era Ketidakpastian, Poltekbang Surabaya Perkuat Inovasi dan Teknologi Penerbangan

Laporan oleh Denza Perdana
Bagikan
Salah satu rangkaian acara Dies Natalis Poltekbang Surabaya ke-31, Rabu (17/3/2021). Foto: Istimewa

Kecanggihan teknologi memunculkan fenomena Volality, Uncertainty, Complexity, Ambiguity (VUCA). Era munculnya ketidakpastian, kompleksitas dan hal-hal yang ambigu.

Istilah VUCA sebenarnya pernah populer pada 90-an silam. Seiring kemajuan teknologi yang pesat dan berubahnya banyak hal akibat Pandemi Covid-19, istilah VUCA muncul lagi.

Untuk menyesuaikan diri dengan segala perubahan yang sedang dan mungkin akan terus terjadi, Politeknik Penerbangan (Poltekbang) Surabaya akan memperkuat inovasi dan teknologi penerbangan.

M Andra Aditiyawarman Direktur Poltekbang Surabaya yang menegaskan itu setelah Sidang Senat Terbuka Politeknik Penerbangan Surabaya dalam Rangka Dies Natalis ke-31, Rabu (17/03/2021).

Dalam kegiatan itu dia sempat menyampaikan Pidato Ilmiah dengan topik “Orientasi dan Fokus Perguruan Tinggi di Era VUCA” di Poltekbang Surabaya.

“Organisasi butuh pemanfaatan teknologi IT dan tata kelolanya. Sisi akademik, kita butuh pengakuan kelembagaan baik akreditasi nasional maupun internasional. Dan yang penting kita perlu berinovasi terus-menerus, memanfaatkan hasil karya teknologi yang bisa diterapkan di masyarakat,” katanya.

Dia pun mendukung upaya pengembangan segala inovasi di Poltekbang Surabaya lewat branding ke media. Terutama terkait keunggulan teknologi di bidang penerbangan.

Hal-hal itu menurutnya sangat perlu dilakukan sebagai upaya mengantisipasi segala perubahan yang sedang dan mungkin akan terus dihadapi perguruan tinggi di era VUCA.

“Kami harus bisa mengantisipasi segala perubahan yang akan kami hadapi. Dalam rangka mengepakkan sayap kami ‘Heading To The Right Direction’ seperti tema Dies Natalis kali ini. Dari kemajuan teknologi, misi Poltekbang Surabaya harus kami sesuaikan dengan perkembangan ilmu dan teknologi. Termasuk penyiapan SDM-nya,” ujar Andra.

Mochamad Ashari Rektor Insitut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya memberikan masukan terkait peningkatan kualitas institusi. Menurutnya itu menyangkut dua hal.

“Mau di manajemen atau Tri Dharma-nya dulu? Tri Dharma mau di bagian apa dulu? Akreditasi, penelitian, atau inovasi dulu? Ini kita lengkapi. Kalau belum ada lembaga inovasinya, misal kita buat penelitian saja. Enggak cukup. Harus ada inovasi yang bisa menghasilkan produk-produk yang bisa dimanfaatkan langsung,” ujarnya.

Penelitian, kata Anshari, output-nya publikasi. Inovasi output-nya delimitasi. Pada sisi manajemen, pemanfaatan ISO, kerja sama dalam dan luar negeri termasuk bentuk peningkatan kualitas institusi.

Untuk bisa menjalankan hal itu, manajemen Poltekbang Surabaya dia minta keluar dari zona nyaman. Karena Poltekbang Surabaya sebagai Badan Layanan Umum (BLU) menurutnya sudah sangat nyaman.

Dia sarankan agar Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Perhubungan (BPSDMP) menyiapkan road map. Misalnya soal traffic control, dia pertanyakan, akan bertahan berapa lama menggunakan tenaga manusia?

“Artificial intelligence ini sudah masuk yang nantinya bukan berupa robot tapi hanya alat-alat yang bisa mendeteksi posisi pesawat lewat radar atau satelit secara otomatis dan langsung memberikan info ke pilot. Nah menggunakan orang ini sampai kapan? Ini tantangannya. Pasti semua arahnya akan ke sana,” imbuhnya.

Mohamad Ashari juga menyebutkan soal teknologi komunikasi penerbangan yang juga bakal mengalami perubahan. Arahnya, ke depan, komunikasi penerbangan tak lagi didominasi tenaga operator manusia.

“Berapa lama masih akan menggunakan operator? Di mana operator ini kerjanya detik by detik, menit by menit? Atau nanti hanya dibutuhkan satu orang sebagai penjaga alat? Ke depan teknologi akan menuju artificial intelligence,” ujarnya.

Dia tegaskan lagi, bukan tidak mungkin dalam waktu dekat ini pengoperasian sistem penerbangan bisa berjualan sendiri dengan artificial intelligence. Dia pun mempertanyakan, semua yang sudah dilakukan sekarang bisa bertahan sampai kapan?

“Ini perlu dipikirkan dan gerak cepat,” katanya. “Terakhir jangan lupa branding. Bisa lewat promosi, kerja sama, prestasi atau produk yang perlu disosialisasikan ke media, baik media massa maupun media sosial,” ujarnya.

Sidang Senat Terbuka yang digelar Rabu itu sekaligus menjadi puncak Dies Natalis Poltekbang Surabaya ke-31. Sejumlah rangkaian kegiatan perayaan pun tuntas terlaksana.

Di antaranya Lomba Inovasi Media Pembelajaran di Era Pandemi, Lomba Kreasi TikTok, Lomba Fashion Show Virtual, Virtual Workshop on International Standard Paper Writing and Publication (IEEE Indonesia Section) dan Webinar Capaian Kurikulum Melalui Media Interaktif Learning.

Lainnya ada Cadet Virtual English Competition (English Comic, Story Telling, Speech, Debate), Lomba Redesign Combination Mark Logo Poltekbang Surabaya, Short Video Competition, Juga Akasa Virtual Run.

Di acara yang dipimpin Ketua Sidang Senat Terbuka turut hadir secara virtual Heri Sudarmadji Kepala Pusat Pengembangan SDM Perhubungan Udara BPSDMP Kementerian Perhubungan, serta seluruh civitas akademika dan taruna/taruni Poltekbang Surabaya.(den)

Berita Terkait

..
Potret NetterSelengkapnya

Massa Hari Buruh Berkumpul di Frontage Ahmad Yani

Motor Tabrak Pikap di Jalur Mobil Suramadu

Mobil Tertimpa Pohon di Darmo Harapan

Surabaya
Rabu, 8 Mei 2024
29o
Kurs